Chapter 7

3.5K 310 20
                                    

HunKai,HunKai,HunKai
.
.
.
Sehun' pov
" kai, ayo bergegas, ibu sudah menerorku dari tadi" kataku memanggil kai yang masih didalam rumah, entah apa yang dia lakukan, aku sudah menunggunya 30 menit diruang tamu, melihatnya yang mondar mandir kesana kemari . bukan apa apa, hari ini kami janji berkunjung kerumah eomma dan appa untu menyambut neneku.
" kai ah"
" neh hyung maaf lama, tadi aku memastikan semua sisi rumah sudah aman lebih dulu, jadi nanti tidak perlu khawatir lagi" katanya merasa bersalah
" arayo, kaja kita berangkat" akupun bergegas menghampirinya dan merangkul pinggangnya untuk berjalan keluar, menuju basement apartmen kami untuk segera menuju rumah eomma dan appaku.
" hyung, emmm, nenekmu itu, orang yang bagaimana?" tanyanya ketika kami dalam perjalanan menuju rumah keluargaku.
"Ia seperti nenek pada umumnya, dia suka merawat bunga, makannya eommaku membayar seorang pengurus bunga karena ia tidak akan sempat mengurusnya, bahkan ia hanya mau turun tangan ketika nenekku berkunjung saja"
" nenekmu tinggal dengan siapa di Cina"
" ia tinggal dengan adik dari appaku, istrinya kebetulan orang Cina"
" oh begitu. Apa kita perlu membawa sesuatu, aku bingung"
" tidak juga tidak apa apa, memang kau mau membawa apa?"
" tidak tau , aku bingung. Eommamu suka dibawakan apa hyung?" tanyanya sambil memasang wajah berfikir
"Entahlah,dia suka dibelikan tas, tapi sekarang tidak ada waktu untuk itu"
" tapi aku tidak enak kalau tidak bawa apa apa, beli kue di code x sebentar ya hyung"
"Hn" jawabku seadanya, sebenarnya tidak bawa kan tidak apa menurutku. Tapi jika ia lebih nyaman dengan membawa kue ya sudahlah, akupun memarkirkan mobilku di depan toko kueh itu
"Aku keluar sebentar"
Aku hanya mengangguk dan ia bergegas masuk ke toko itu, tidak sampai lima menit, ia kembali dengan bungkusan di tangannya
"Aku beli coklat cake, aku bingung mau beli apa,"
" aku suka coklat cake, sudah tidak usah difikirkan " kataku menenangkan. Setengah jam kemudian kami sampai di rumah keluargaku, kamipun keluar menuju pintu utama,
" hyung, aku takut" katanya menggenggam tanganku akupun tersenyum menggenggam balik tangannya lalu memeluk pinggangnya agar lebih relax
" ada aku, jadi tenang saja, aro"
" hhhh araso"
Kamipun masuk, dan diruang tamu sudah ada eomma dan appaku yang langsung menyambut kami dengan pelukan hangat
" ini eomma, aku membeli coklat cake, biar kusajikan, appa eomma dan hyung mau ku buatkan minuman sekalian?"
" aku mau susu coklat"
"Appa mau kopi susu"
"Eomma akan membantumu saja, ayo" kata eomma menarik kai ke dapur
" bagimana kabarmu hunah?"
" baik appa, appa juga baik kan?"
" iya, appa dan eomma baik, bagimana dengan kai?"
" kai baik baik saja appa, memang dia terlihat sakit"
" ah , bukan begitu. Oh ya kau tau, kemarin aku berkunjung ke rumah paman Seo, kau tau anaknya yang bernama Junhong itu?"
" tau appa, dia teman sma ku dulu"
" dia sudah punya bayi, lucu sekali wajahnya, suaranya juga lucu. Kemarin aku menggendongnya, kau tahu itu benar benar menyenangkan"
" apa ini sebuah kode"
Kataku mendengus menyadari maksudnya
" begitulah, aku ingin menggendong seorang bayi yang lucu juga, mengganti popoknya, menimangnya juga pasti menyenangkan sekali rasanya" kata appa ku berbinar, sungguh aku merasakan harapan besarnya padaku, sungguh aku dilemma sekarang, apa yang harus kulakukan ya tuhan, apa kai sudah siap untuk ini semua, aku tidak ingin memaksanya , tapi aku tidak tega melihat appaku begitu menginginkan seorang cucu seperti ini.
.
.
.
.
Kai's pov
Aku dalam perjalanan keruang tamu membawa cake dan minuman untuk sehun dan appa ketika appa bercerita tentang cucu paman seo, aku juga bingung sebenarnya, apa sehun sudah siap dengan keadaan seperti ini, dengan keadaan hubungan kami yang belum jelas, appanya meminta cucu. Sungguh aku tidak keberatan mangandung anaknya, karena aku istrinya, entah apapun perasaannya padaku, tapi tetap ia punya hak untuk menuntut itu padaku, aku tidak memungkiri perasaanku masih belum jelas saat ini, yang pasti sekarang aku mulai nyaman dengan dia, setelah semua yang kulalui satu bulan ini dengannya. Akupun meminta tolong pada bibi han untuk mengantarkan cake dan minuman itu keruang tamu, entahlah, rasanya canggung saja.
.
.
.
.
skip 07.00 malam
Sehun's pov
" eomma, kapan nenek samapai "tanyaku pada eomma yang sedang menonton tv dengan appaku
" tadi paman soojin mengabari mereka akan sampai besok karena ada badai jadi penerbangannya ditunda sementara"
" oh , begitu, kenapa aku tidak tahu"
" bagaimana mau tahu jika kau mengurung diri di kamar sepanjang siang" kata eomma mencibir
" aku menyiapkan berkas untuk rapat lusa bu, hari ini aku harus tetap mengerjakannya karena aku tidak berangkat ke kantor, pantas saja rasanya aneh, kita akan menyambut seseorang tapi malah makan lebih dulu. Ternyata tidak jadi"
" kenapa baru bertanya"
" tadi aku terlalu lapar, jadi lupa"
Klik
Tiba tiba lampu diseluruh ruangan mati entah apa yang terjadi
" ya ampun kenapa lampunya mati, bibi han bisakah kau carikan lampu baterai" teriak eommaku
" kai" kataku menyalakan senter di hpku dan bergegas menaiki tangga menuju kamarku, aku baru ingat kai takut gelap
Cklek
" kai kau dimana " kataku memasuki kamarku yang sangat gelap, akupun menyalakan lampu baterai yang ada di sudut kamarku
Hiks hyung tolong, hiks hyung...
Aku langsung berkari kearah pintu kamar mandi setelah mendengar suara tangisannya, dalam hal ini aku bersyukur dengan kebiasaannya yang tidak suka mengunci pintu kamar mandi, kulihat ia menekuk lututnya sambil menangis, aku segera memeluknya yang sudah bergetar ketakutan
" hyung hiks aku takut" katanya akupun mencium keningnya lalu menggendongnya keluar kamar mandi. Ia langsung memeluk leherku erat, aku melemar hpku asal di sofa, mengambil handuk dengan sebelah tanganku dan mendudukkan diriku di pinggir ranjang dengan ia yang ada dipangkuanku masih bergetar ketakutan
" sudah, aku disini, jangan takut lagi ya, sekarang biarkan aku mengeringkan tubuhmu" ia hanya menurut, aku lalu mengeringkan tubuhnya dengan lembut, cahaya lampu baterai benar benar tidak membantu, cahayanya yang terkesan remang ditambah tubuh naked kai dipangkuanku benar benar tidak bagus untuk tubuhku, aku mulai berkeringat sendiri ketika mengeringkan dadanya, niple pinknya mencuat lucu karena udara dingin, mengabaikan hasratku aku mulai mengeringkan punggungnya perut lalu kakinya, sungguh ini cobaan paling berat dalam hidupku. Aku harus menutup mataku saat menheringkan area prifat di depan dan belakangnya, aku merasa benar benar panas sekarang
" h hyuuunghh" bisiknya ketika tanpa sadar tangan brengseku terlalu kuat menekan area prifatnya
" m maafkan aku, a aku tidak sengaja, biar kuambilkan baju, turun sebentar ya" ia hanya menggeleng
" aku takut" katanya mengeratkan pelukan di leherku
" aku hanya mengambilnya di lemari"
Ia kembali menggeleng, dengan pasrah aku menggendong nya ala koala ke tempat tidur menyelimutinya yang tidak mau pindah dari posisinya duduk di pangkuanku
" bajuku basah, biarkan aku ganti baju sebentar ya"
" tapi..."
" satu menit, aku janji" akhirnya ia mau melepaskanku, aku langsung menuju lemari mengganti celanaku dan melepas bajuku menaruhnya di keranjang kotor dengan handuk tadi, mengambil kemeja untuk kai. Karena aku yakin ia tidak mau ganti baju sendiri sekarang, aku kembali ke ranjang, menuntunnya untuk duduk di pangkuanku lagi dan mulai memakaikan kemeja yang akan terlihat kebesaran ditubuhnya itu
Klik
Tiba tiba lampu kembali menyala dengan terangnya ketika aku baru berhasil memakaikan satu lengannya kami saling terbengong dengan keadaan masing masing. Tubuh kai terlihat begitu jelas sekarang, ia langsung memelukku menyembunyika tubuhnya ketika sadar arah pandanganku yang terarah ke dada dan bagian bawahnya
" h hyuuung, b bagian b bawahmu k keras s sekali" katanya gugup, ya Tuhaaaannn ini benar benar memalukan aku hanya diam mengusap kasar wajahku.
.
.
.
.
Tbc dulu ,
Beneran tambah gaje tambah unfaedah banget haha, semoga yang baca tetep happy thanks for read my absurd story gengs .......

DilemmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang