Chapter 8

3.4K 293 27
                                    

HunKaiHunKaiHunKai
@
@
@
" bajuku basah, biarkan aku ganti baju sebentar ya"
" tapi..."
" satu menit, aku janji" akhirnya ia mau melepaskanku, aku langsung menuju lemari mengganti celanaku dan melepas bajuku menaruhnya di keranjang kotor dengan handuk tadi, mengambil kemeja untuk kai. Karena aku yakin ia tidak mau ganti baju sendiri sekarang, aku kembali ke ranjang, menuntunnya untuk duduk di pangkuanku lagi dan mulai memakaikan kemeja yang akan terlihat kebesaran ditubuhnya itu
Klik
Tiba tiba lampu kembali menyala dengan terangnya ketika aku baru berhasil memakaikan satu lengannya kami saling terbengong dengan keadaan masing masing. Tubuh kai terlihat begitu jelas sekarang, ia langsung memelukku menyembunyika tubuhnya ketika sadar arah pandanganku yang terarah ke dada dan bagian bawahnya
" h hyuuung, b bagian b bawahmu k keras s sekali" katanya gugup, ya Tuhaaaannn ini benar benar memalukan aku hanya diam mengusap kasar wajahku.
.
.
.
Kai's pov
Jujur saja aku begitu malu saat ini,ketakutanku yang tadi menguap entah kemana saat lampu tiba tiba menyala dengan terang diseluruh ruangan,apalagi dengan kondisiku saat ini, aku malu sekali saat melihat sehun mengamati tubuhku yang belum terbalut sempurna, apalagi pandangannya terus terfokus pada dada dan bagian tubuhku yang terpampang jelas didepan matanya sehingga dengan reflek aku langsung memeluknya
"H hyung b bagian b bawahmu k keras ssekali" kataku gugup saat merasakan bagian depannya mengeras, kurasakan nafasnya yang kasar dan memburu
Ya tuhan, haruskah saat ini? Apa yang harus kulakukan? Ia pasti kesakitan, a aku pernah mengalaminya, tapi aku malu memulainya, apalagi dengan dia yang hanya diam dan mengusap wajahnya seperti orang frustasi.aku sedikit mengangkat wajahku melihat sehun yang sedang memejamkan matanya sambil menggigit bibir bawahnya dengan wajah merah dan nafas memburu, dia lucu juga jika seperti ini
"Kkkkk" aku terkekeh tanpa sadar, membuatnya membuka mata dan menatapku dengan tatapan sayunya
"Apa yang kau tertawakan? Memang ini lucu?!" katanya sedikit kesal akupun sedikit menjauhkan tubuh kami, menunduk saat dia menatap mataku intens, dengan ragu dan sedikit bergetar aku melepas baju yang hanya menyangkut di lenganku, ia hanya menatapku ragu dengan dahi mengerut dalam.aku memberanikan diri memegang tangannya dan mengarahkan kedua telapak tangannya ke dadaku, membuatnya menegang sesaat
"K kaiah, apa maksudmu" katanya hanya diam tanpa ekspresi dan memandangku bertanya
"H hyung, a aku ingin menjadi istrimu.jadikan aku istrimu yang sebenarnya hyung..." kataku sambil menuntun tangannya untuk bergerak melingkar mengelus dadaku, entah sadar atau tidak ia mulai mengelus dadaku tanpa tanganku lagi, ia mulai mendekatkan wajahnya ke dadaku mengecup ngecup nipleku pelan, membuatku menggigit bibir bawahku menahan suara yang memalukan agar tidak keluar
Ia mulai membaringkan tubuh kami, saling miring berhadapan dengan wajahnya yang berada di dadaku, masih mengecup dada kananku dengan lembut serta tangannya yang tak berhenti mengusap lembut niple kiriku, entah insting darimana aku menyembunyikan jari jariku di rambutnya dan menekannya pelan, membuatnya lebih lama mengecup dada kananku.
Tak lama ia melepas dengan lembut jari jariku dari rambutnya. Mengecup kesepuluh jariku dengan lembut dan pelan, ia lalu mengangkat wajahnya mencium keningku dalam
"Aku tidak ingin yang seperti ini kai" katanya masih menggenggam tanganku dan tersenyum dengan tulus
" Maksud hyung..?" tanyaku bingung. Ia lantas mendekatkan wajahnya lagi mencium kedua kelopak mataku, turun ke hidungku, kedua pipiku, lalu turun di bibirku,menyesapnya dengan lembut, melepasnya setelah beberapa saat dan mencium daguku sebelum kembali menatapku serius
"Aku tahu kita masih saling ragu, aku tidak mau pengalaman kita hanya berdasar pada nafsu, aku tidak ingin egois kai, aku menyayangimu. Dan aku tidak ingin memanfaatkanmu hanya karena aku kalah dengan nafsuku sendiri, aku sungguh tidak apa kai" jujur hatiku sedikit tersentuh mendengarnya. Tapi kata katanya malah membuatku bertambah yakin jika aku tidak salah menyerahkan tubuhku pada suamiku saat ini juga, ia bukan tipe pria egois yang hanya akan memanfaatkan kesempatan di dalam kesempitan, buktinya saja disaat seperti ini ia masih bisa berkata dengan begitu manisnya, disaat semua pria pasti akan langsung menerkamku, ia lebih mementingkan perasaanku, ia menghargai dan menghotmatiku dengan baik, bisakah aku menyerahkan hatiku pada laki laki dihadapanku ini? Jika iya, bantu aku ya tuhan, bantu kami agar bisa segera menyadari apa yang terbaik untuk kami, jika aku memang ditakdirkan bersama dengan suamiku, tumbuhkan perasaan itu ya tuhan, dan jika sehun memanglah takdirku yang sesungguhnya, tumbuhkan perasaan itu dalam dirinya ya tuhan, doaku saat ia merengkuh tubuhku dalam pelukan hangatnya
.
.
.
.
Sehun's pov
"Hyung," katanya setelah kami lama terlarut dalam fikiran kami masing masing, jujur tubuhku sakit semua saat ini, milikku benar benar sudah bangun sepenuhnya tapi aku benar benar tidak bisa, bukannya aku sok suci atau apa, aku tidak ingin hal yang sakral ini terjadi hanya karena aku kalah oleh nafsuku sendiri, aku tidak mau
"Tadi aku tidak sengaja mendengar obrolanmu dengan ayah mertua di ruang tamu"katanya semakin memelan di akhir kalimat
"Jadi itu yang membuatmu menggodaku secara tiba tiba tadi??" tanyaku agak kesal
"Bukan itu hyung, aku sudah lama memikirkannya, apa iya kita menikah hanya akan seperti ini selamanya? Aku rasa tidak hyung. Aku menikah bukan hanya untuk itu, maka aku belajar mencintaimu hyung, agar kita bisa seperti suami istri lainnya, kau selalu meyakinkanku jika kita tetap akan berakhir bersama apapun yang terjadi, kau selalu meyakinkanku di saat aku ragu hyung.itu yang membuatku yakin untuk membuka hatiku untukkmu, entah seperti apa hatimu, Bagaimana perasaanmu, aku berharap bisa menjalani rumah tangga seperti pada umumnya, hidup bahagia dengan bayi yang lucu lucu.mendengar ayahmu berbicara tentang cucu tadi membuatku merasa tidak berguna hyung. Ayahmu menyimpan harapan besar padaku, sedangkan aku tidak bisa berbuat apa apa. Aku merasa tidak berguna hyung" katanya dengan pandangan berkaca kaca, segera aku mengecup kedua kelopak matanya.
"Aku juga belajar kai, aku belajar mencintaimu, meyakinkanmu jika kita akan berakhir bersama, itu karena aku meyakininya kai, entah bagaimana keyakinan itu datang dengan sendirinya di hatiku, kau tahu? waktu kita bersumpah di depan pendeta dan para saksi, aku benar benar meyakininya. Aku yakin kau orang yang paling tepat yang tuhan kirimkan, buktinya apapun yang kulakukan untuk kehidupanku dimasa lalu menuntunku untuk bertemu denganmu, itu takdir tuhan kai, sekarang kita boleh saling ragu satu sama lain, tapi aku ingin saat kita sudah memiliki bayi, kita sudah punya perasaan itu,bukannya aku tidak tergoda denganmu, sungguh, aku tergoda denganmu, melihat tubuhmu tanpa sehelai benang bisa membuatku benar benar kehilangan akal sehat, aku selalu membayangkan saat kita melakukannya kai, tapi aku menahannya karena aku tidak ingin jika ini hanya didasari nafsu kai, aku tidak mau" kataku sambil mengelus punggung telanjangnya
"Tapi kita tidak akan bisa hyung, jika kita menunggunya datang maka kita akan semakin lama menggantungkan harapan orangtua kita. Cukup jalani dan yakini jika kita akan memiliki perasaan itu pada saatnya, jadi aku mohon. Jangan ditahan lagi hyung, buat aku menjadi seseorang yang bisa kau andalkan hyung, seseorang yang bisa keluarga kita andalkan. Aku tidak akan pernah menganggapnya sebagai pelampiasan ataupun hanya karena berdasarkan nafsu belaka, itu memang harus disalurkan hyung, bukan karena hanya memenuhi kebutuhan batinmu, tapi juga karena memang itu kwajiban kita sebagai suami istri hyung, mungkin kita bisa memulainya dengan hal itu" katanya pelan dalam pekukanku tapi masih bisa kudengar dengan jelas suaranya, akupun kembali mencium keningnya
" mungkin kau benar" jaeabku setuju dengan pendapatnya. Ia tersenyum dan mengangguk lalu melepas pelukanku dengan pelan, bangun dan memakai kemejaku yang sempat ia lepas tadi
"Kau mau kemana"
" ke kamar mandi sebentar hyung ,m milikku keras hyung. Aku tidak bisa tidur jika begini" katanya sambil menunduk, akupun tersenyum menahan geli mendengar pengakuan jujurnya, akupun menariknya kembali berbaring dibawahku
"Sesuai kesepakatan kita, mungkin satu ronde tidak masalah" kataku sebelum membungkam bibirnya yang akan menyampaikan sesuatu dengan ciuman basahku, semoga ini menjadi awal yang lebih baik lagi ya tuhan, doaku sebelum terlarut dalam ciuman yang semakin panas dengan istri sexyku haha bolehkan aku menyebutnya seperti itu????
" untuk apa kau punya suami tampan jika kau menyelesaikan urusanmu sendiri di kamar mandi" bisikku sambil melumat telinganya
"Hyyyuungggghhhhh ssshh"
.
.
.

Hahahaha tbc again, semoga gak bosen ya baca cerita gajeku haha, semoga bahagia, luv you all, big thanx buat yang udah votement, comment sama udah baca ceritaku
See you all, buat encehnya mungkin chap depan aja kali ya , sekalian ngumpulin ide#apaanbangetsih
Okseeyounextchapsemangaaaaatttt and kayaknya buat ekhem uhuknya buat chap depan ya biar gak kecepetan haha

DilemmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang