Ch. 10

3.6K 287 35
                                    

Hunhunhunhun
Kaikaikaikai

.
.
.
" gomawo, aku sangat terkesan " kataku mencium pucuk kepalanya dan ia hanya mengangguk membenamkan wajahnya didadaku dan memelukku makin erat, mulai memejamkan matanya,
Hah jam 00.30 dinihari, itu yang kulihat di jam dinding sebelah kananku sebelum aku tidur.
.
.
.

Jam dinding yang ada di kamar bernuansa abu abu itu menunjukkan pukul enam pagi, susana nyaman masih kental dalam ruangan itu, dimana si pucat tengah memeluk si tan dengan eratnya dibawah selimut, membuat siapapun yang melihatnya enggan membangunkan dua insan yang tengah bergelung nyaman dalam balutan selimut berwarna mocca itu. Si pucat terlihat tampan dan berwibawa dengan garis wajah tegasnya sekalipun sedang terlelap, didekapannya, si tan tampak manis dan menggemaskan, tampak nyaman tertidur dengan memeluk kepala suaminya yang bersandar dengan nyaman didada mulusnya.
Ditengah kenyamanan itu terdengar suara pintu yang diketuk sedikit kencang, membuat si tan terbangun dari tidur nyamannya, ia mulai mengerjapkan matanya pelan, tersenyum saat yang pertama dilihatnya adalah rambut hitam sang suami yang ada di bawah dagunya, mengusap rambut itu pelan, menyalurkan rasa senang yang dirasakannya pagi ini."tok tok tok" suara ketukan pintu membuatnya menghentikan gerakan tangannya, melepas tangan si pucat yang melingkari pinggangnya, mencoba bangun menjauhkan tubuhnya dari tubuh si pucat yang masih nyenyak dalam tidurnya saat dirasa ada sesuatu yang aneh dengan dadanya, niplenya serasa hangat dan basah, dalam sekali gerakan ia menyingkirkan anak rambut sipucat yang menutupi keningnya, mendapati suaminya yang tertidur sambil mengulum niple kirinya, tersenyum pelan lalu menarik niplenya sepelan mungkin dari mulut sang suami. Meregangkan sedikit tubuhnya yang terasa ngilu, terlebih di bagian pusat belakangnya. Menggapai bathrobe di dalam lemari, memakainya dengan sedikit usaha lalu berjalan menuju pintu dengan usaha yang lebih besar lagi karena bagian belakangnya masih terasa perih. Setelah berhasil membuka pintu, ia menemukan sang mertua tengah tersenyum padanya, iapun balas tersenyum dan membungkukkan badannya hormat.
" maaf eomma, membuatmu lama menunggu" kata si menantu dengan wajah mlbersalahnya, si mertua terkekeh pelan menepuk pelan pundak si menantu, mencoba membuatnya relax
" santai saja , harusnya eomma yang meminta maaf karena membangunkan tidurmu, tapi eomma harus membangunkan kalian, halmoni akan samapai disini jam 7.00 tepat, jadi lebih baik kalian bangun sekarang, biar tidak buru buru, maafkan eomma ya" kata si mertua dengan senyum minta maafnya, memvuat si menantu merasa tidak enak sendiri
" tidak eomma, aku seharusnya berterima kasih pada eomma sudah membangunkanku, terumakasih eomma" kata si menantu membungkuk sekali lagi
" jangan terlalu formal, aku ini eommamu, jadi santai saja. Baiklah, bangunkan sehun dan segera bersiap"
" arasho eomma, aku kami akan bersiap"
" arasho, eomma akan kebawah lebih dulu"
" nde eomma" jawab si menantu sebelum masuk kembali ke dalam kamarnya ketika si mertua membalikkan badannya menuju lantai bawah. Dipandanginya wajah si pucat yang nampak mengernyit terganggu tapi enggan membuka matanya itu, sebelum kemudian melanjutkan langkahnya ke kamar mandi dengan sedikit tertatih.
Kai's pov
Aku menyalakan kran mengisi bathup dengan campuran air dingin dan panas, mencari suhu yang pas ,lalu menambahkan garam mandi dengan aroma lavender yang menenangkan sambil berjongkok di samping bathup. Akupun berdiri, membuka bathupku ketika kurasakan sesuatu mengalir dipaha dalamku, ku ulurkan tanganku untuk memeriksanya. Ya ampun...ini cairan sehun yang bercampur dengan darahku, warnanya bukan putih lagi tapi cenderung ke coklat muda dari darahku, pantas saja rasa sakitnya masih bertahan sampai sekarang, holeku benar benar robek sepertinya, perih sekali jika digunakan untuk berjalan, akhhh semoga hari ini semua berjalan dengan baik. Aku belum pernah mengobrol dengan halmoni sehun hyung, makannya rasanya agak ngeri, bukan nheri sebenarnya hanya cukup membuat was was saja sebenarnya. Setelah membersihkan cairan di paha dan hole ku aku memutuskan untuk berendam sebentar, siapa tahu nyerinya berkurang. Cklek... Kurasakan seseorang membuka pintu saat aku mencoba memejamkan mataku sejenak, disana kulihat sehun dengan wajah mengantuknya, dengan reflek aku menekuk lututku melindungi tubuhku dari sehun. Aku hanya diam dan memperhatikannya saat ia mulai melepas boxernya dan ikut masuk kedalam bathup, berendam bersamaku.
" kenapa tidak membangunkanku?" tanyanya sambil memelukku dari belakang, menyandarkan kepalanya dibahuku. Ini pertama kalinya kami mandi bersama, canggung sekali rasanya.
" aku akan membangunkanmu setelah selesai mandi sebenarnya, tapi kau bangun lebih dulu" kataku masih menekuk lututku malu malu
" oh ya, bagaimana holemu, masih sakit?" tanyanya membuatku sedikit tercengang karena, sungguh aku malu mengingatnya, mengingat suaraku yang benar benar laknat itu membuat wajahku mamanas dengan dengan sendirinya.
" hey, kenapa diam, apa yang kau fikirkan, ? Kau berfilir kotor ya barusan? Lihat wajahmu memerah hahaha kau lucu sekali" kata sehun menciumi sisi kanan pipiku sambil terus menggodaku.
" sudah hyuuuuuung, aku malu. Sungguh" kataku sedikit menelengkan kepalaku kesamping menatap wajah jahilnya
" habisnya kau lucu sekali, oh ya tadi pertanyaannya belum dijawab"
" yang mana?"
" tentu saja tentang hole indahmu"
" hyuuuung jangan meledekku" kataku kesal
" aku memuji jika kau lupa...."
" tapi itu memalukkan, dan sekarang holeku sangat sakit, sudah puas sekarang"
" maaf, jangan marah begitu, maafkan aku ya..sini kubantu membersihkan tubuhmu"
Aku hanya diam saat ia menggosok punggungku pelan, kedua lenganku, dan dada serta perutku, membuatku menggigit bibir saat tangannya bergerilya di dadaku dengan pelan
" berbalik sayang, aku akan menggosok kakimu" dan aku hanya diam menurutinya menghadapkan tubuhku padanya, dan mendudukkan tubuhku dipangkuannya, ia kemudian menggosok kedua kakiku dimulai dari paha sampai betisku, yang terakhir menggosok pantatku pelan membuatku sedikit mengangkat tubuhku dan bersandar dengan nyaman di bahunya, memeluk lehernya erat
" jangan main main hyung, kita tak punya banyak waktu" kataku saat kurasakan tangannya meremas pantatku pelan
" akkhhhh arasho, kita hanya akan mandi, singkirkan tubuhmu, aku selesai menggosoknya dan aku akan menggosok tubuhku dulu" katanya kesal, membuatku tidak bisa menahan senyum geliku.
" makannya jangan membuatku kesal pagi pagi begini" kataku sambil beranjak ke shower membilas tubuhku dengan air dingin lalu memakai kembali bathrobe ku. Menggosok gigi dan mencuci mukaku di wastafle,kelihat sehun berjalan kearahku dengan santainya dan itu membuatku melotot tak percaya dengan kelakuan ajaibnya yang baru kuketahui hari ini.
" hyung, kau hobi bertelanjang ya? Setidaknya pakai handukmu hyung, a akku m malu"
" kenapa malu, kau kan sudah pernah melihatnya" katanya bersmirk ria
" sudahlah, aku akan menyiapkan baju untukmu, segera keluar jika sudah selesai ok? Kataku sambil berjalan menuju pintu keluar saat kurasakan ia menarik tanganku mebghadapnya
" kau tahu. Punyaku sedikit tegang, bisa bantu aku sebentar" akupun tersenyum kecil memandang wajahnya, menuntun wajahnya mendekat membuatnya menutup matanya, aku mulai menghembuskan nafasku di depan bibirnya dan saat posisi kami sudah semakin dekat aku mengalihkan bibirku ke telinganya, menghembuskan nafas disana sebelum berbisik pelan di telinganya
" jangan macam macam hyung sudah jam setengah tujuh, setengah jam lagi nenek sampai, jadi selesaikan urusanmu dengan cepat hyung"
" tap- " akupun menubrukkan bibir kami saat ia akan memulai protesnya, melumatnya sedikit dan melepaskannya lagi.
" aku akan membantu eomma memasak di dapur, aku tidak mau terlihat buruk di depan eommamu, ini pertemuan pertamaku dengan keluarga besarmu, aku tidak ingin terlihat buruk, jadi aku mohon padamu, aku akan menggantinya setelah acara ini selesai dan holeku sembuh, aku janji." Kataku mmeyakinkannya yang tengah merajuk
" aku pegang janjimu sayang, dan aku akan menanti malam panas darimu" katanya mencium kecil ujung hidungku, kami sama sama tersrnyum dan aku segera keluar dari kamar mandi untuk mengganti baju dan membenahi penampilanku.
.
.
.
...omake...
"Mengapa hal seperti ini kau tidak bisa, luhan bahkan sudah sangat mahir merasat bunga, merawat bunga saja kau tidak becus bagaimana mau mengurus suami dengan baik" kata nenek Oh yang berhasil membuat namja tan itu hanya menunduk dalam tidak berani mengangkat wajahnya,
Kenapa seperti ini....?
Harusnya tidak begini.....
Hiks
Hiks
.
..
...
...
Ditunggu chap depan yaaa,
Yang difikiran lagi itu aja, jadi gak bisa nulis banyak banyak .....
Jangan lupa RCL okokok
Se you next chap....
..
.
..
:D:D:D
Thank for read my absurd story

DilemmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang