Ch.14

3.7K 290 23
                                    

HunKai as always,bl, yaoi, mpreg,gaje,typo dimana mana
.
.
.
.
Ch 14.
Hunkai as always,
.
.
.
Kai's pov
Entah apa yang terjadi sejak kepulangan kami tadi siang, sehun justru mengurung diri di ruang kerjanya, ia bahkan meminta untuk tidak diganggu oleh alasan apapun, menyebalkan sekali kan?? Huhhhh, sabar kai, sabar,, . akhirnya aku memutuskan untuk mengetuk pintu ketika malam mulai menjelang,
~tok tok~
dan tanpa menunggu jawabannya aku memutuskan untuk masuk, dan disambut wajah lelah dengan kernyitan dalam di dahinya yang mempesona itu. Melihat wajah lelahnya yang hanya diam sambil menatapku, aku memutuskan untuk mendekatinya disamping kursi kerjanya
"Apa terjadi sesuatu hyung?" tanyaku setelah menghampirinya di belakang meja dan disambut rentangan tangannya yang memeluk pinggangku erat, membuatnya membenamkan wajah kusut itu di perutku.
"hyung,,,?" tanyaku sambil mengelus rambutnya pelan, menyusupkan kesepuluh jariku di rambut tebalnya, sedikit memberi pijatan kecil di kepalanya.
"Tadi ada sedikit kejadian yang membuatku sedikit memikirkannya" jawabnya sambil mendongakkan kepalanya memandangku, membuatku menunduk untuk menatap mata lelahnya.
" mau membaginya?" tawarku pelan
"tidak, ini urusan pekerjaan, biar aku yang selesaikan. Kau cukup duduk manis dan ada saat aku butuhkan"
" misalnya?"
"misalnya saat aku ingin kopi, ingin dipijat ingin dilayani, sedang ingin manja dan saat aku butuh untuk menikmatimu," katanya dengan senyum jail
"Menikmati?? Kau ingin memakanku hyuungg??" tanyaku menanggapi candaannya
" tentu sayang, selaluuu" katanya menyeringai tampan
"haha kau ini hyung bisa saja, ayo makan malam, apa pekerjaanmu sudah selesai?"
"sudah, hanya kurang beberapa bisa ku selesaikan besok, ayo kita makan, kau pasti sudah kelaparan kekeke"
"itu kau tahu hyung,," akhirnya kamipun keluar ruangannya untuk menyantap kudapan yang tadi ku masak.
.
.
.
Sehun's pov
Selesai mandi dan membereskan peralatan makan tadi kami memutuskan untuk tiduran di ranjang sambil menikmati acara malam, entah apa nama acaranya, kai nampak tenang memperhatikan acara itu , sedangkan aku sibuk memperhatikan wajahnya, sampai kurasa kai mulai mengalihkan fokusnya padaku,, membuat mata kami saling bertubrukan dengan pandangan.., entahlah aku belum bisa mendeskripsikannya
"Kau cantik" kataku sepontan, entah kenapa
"terimakasih, hyung juga tampan" katanya tersenyum. Ia ikut mem
iringkan tubuhnya menghadapku yang sejak tadi tertidur dalam posisi miring bertumpu pada kedua tanganku yang kulipat di bawah kepala
" ada yang ingin ku sampaikan hyung, "
"jika begitu sampaikan"
"soal pertanyaanmu tentang bekerja atau mengurus rumah, hyung lebih suka aku yang bagaimana?"
"apapun keputusanmu sayang" kataku tersenyum melihatnya yang nampak berfikir keras
"apa hyung akan senang jika aku memilih berhenti bekerja"
"aku akan sangat senang mendengarnya, aku lebih suka diurusi olehmu, tapi apapun keputusanmu asal tidak membuatmu tertekan aku akan mendukungnya" akupun mencondongkan tanganku kearahnya, ikut membelai pipinya yang kurasa tidak setembam dulu, apa ia samapi kurang makan sejak menikah denganku? Kenapa ia nampak lebih kurus sekarang??
"bagaimana dengan opsi hanya melayaniku?"
"maksud hyung?"
"iya, nanti tugas bersih bersih dan sebagainya akan diurus pelayan, dan tugasmu membantuku menyiapkan kebutuhanku, bagaimana?"
"berarti aku masih bisa bekerja hyung?" tanyanya dengan sorot mata berbinarnya membuatku ikut tersenyum dan mengenggukkan kepalaku
"gomawo hyung, aku akan melayani hyung dengan baik, aku janji!!! Tapi,..biarkan aku tetap memasak untukmu ya hyung?" katanya dengan tatapan memelasnya
"Kalau itu ada syaratnya..." kataku main main
"mwo!!, apa syaratnya hyung??" katanya dengan mata berbinar,akupun mendekatkan bibirku ke telinganya dan berbisik disana
"berikan satu malam panas untukku" kujauhkan wajahku dan kutatap wajahnya yang terlihat kaget dengan mata melototnya
"mwo!!!, aku tidak mau" katanya dengan wajah jenaka dan mengalihkan tatapannya karena kulihat ada sedikit rona merah di kedua pipinya yang tembam itu. Menanggapi candaannya , akupun ikut memiringkan tubuhku memunggungunya, sedikit merajuk tidak apa kurasa haha
"Ya sudah, tidak jadi saja kalau memang tidak mau~"kataku memelan diakhir agar terlihat sedih dan itu membuahkan hasil kurasa , saat kurasakan ia mulai sedikit gelisah dalam posisinya,
"B-bukan begitu hyung, kenapa begitu saja marah, aku hanya bercanda~" katanya sambil tangannya memeluk perutku, dan aku hanya menghiraukannya dengan pura pura tertidur
"Hyuuungggg, banguuuuun, jadiiii tidak, hyung jangan marah~" katanya sambil mengguncang tubuhku sedikit kencang dan masih ku hiraukan, sepertinya asik juga mengerjainya kkkkkk
"ya sudah kalau sudah tidak mau, aku akan tidur, selamat malam!" katanya sedikit kesal dari nada suaranya kurasa, setelah kurasa ada sedikit banyak gerakan, ia mulai tenang, dan aku menunggu sekitar 5 menit untuk memeriksa keadaannya. Dan aku sedikit terkejut saat membalikkan badanku untuk menghadapnya, kufikir ia akan kesal dan memunggungiku, nyatanya yang kulihat di depan mataku adalah dada mulusnya dengan dua tonjolan kecil yang menggemaskan. Ia berpura pura tidur setelah membuka piama atasnya dan memiringkan tubuhnya menghadapku, nakal sekali kkkkk
Set- akupun terbangun dan menutupi dadanya dengan selimut sebatas dagu , ikut masuk ke dalam selimut aku memeluknya seperti biasa dan mulai memejamkan mata.
.
.
.
10 menit aku mencoba menjemput mimpi sampai kurasa pukulan pukulan kecil tidak menyakitkan mampir di dadaku, akupun membuka mataku lagi dan disuguhi wajah kai yang terlihat masam sekali, dahinya mengernyit dan matanya menyipit, bibir bawahnya ia gigit seperti menahan gemas, akupun menangkap tangannya dan menggenggamnya, menarik wajahnya agar mendongak menghadapku, ada sebersit tatapan kecewa dan sedih menjadi dominasi dari tatapannya kepadaku. Membuatku mengecup keningnya lama dan memeluknya lagi, sambil mengusap punggungnya,
"Hiks, bodoh, menyebalkan, tidak pekaaaa!!!!" katanya sambil tangannya yang sudah kulepaskan kembali memukulku, tidak sakit sebenarnya tapi suara isakannya mengganggu hatiku, aku tidak suka suara isakannya, apalagi melihat air matanya, akhirnya aku hanya membiarkannya meluapkan kesal dan mengunggunya mengantuk sendiri sambil tetap memeluknya hangat, menggosok punggungnya dan menciumi puncak kepalanya, menyalurkan perasaanku. Aku hanya bercanda tadi, tapi kurasa ia menanggapinya dengan serius, saat aku membalikkan badan dan melihatnya sudah membuka piama atasnya, aku mengerti jika ia ingin memancingku sebenarnya, tapi kurasa kami berdua sama sama lelah malam ini. Ia terlihat lelah dari pancaran matanya, kurasa juga ia sedang banyak yang difikirkan dan aku merasa waktu sekarang kurang tepat karena aku berencana bangun pukul 3 nanti untuk meneruskan pekerjaanku. Penggelapan uang oleh bagian keuangan membuat perusahaan harus mengundur jadwal peluncuran produk seperti yang sudah dijadwalakn dan disepakati oleh para kolega, diberhentikannya kepala keuangan perusahaan membuat kami semua bekerja lebih banyak hari ini. Dan aku harus menyelesaikan dokumen baru yang akan dipresentasikan di depan seluruh kolega besok pagi, dan aku belum menyelesaikannya sekarang, masih ada sedikit bagian yang kurang di bagian perinciannya, aku merasa terlalu lelah hari ini, bukannya menyia nyiakan istri jika kau berfikir seperti itu.
Akupun menunduk dan mencium keningnya dalam, tangisan dan pukulannya sudah berhenti, ia sudah mulai tenang, hanya sedikit senggukan yang tersisa, karena tidak tega melihat wajahnya sekarang, aku memilih untuk mendekatkan bibirku ke telinganya dan berbisik pelan disana
"Maafkan aku sayang, aku hanya bercanda tadi . aku berjanji akan menebusnya setelah masalah perusahaan teratasi dengan baik, aku menyayangimu" kataku sebelum mengecup pipinya dalam, ia hanya diam dan mulai menyamankan posisinya di dadaku, membuatku kembali memeluknya hangat, mulai saling memejamkan mata untuk mengarungi mimpi malam ini.
.
.
.
Kai's pov
Sehun hyung menyayangiku?? Entah aku harus merasa senang atau sedih, aku hanya merasa jika rasa sayang tidak cukup untukku, tapi aku juga merasa jika kata cinta terlalu dini untuk diucapkan, aku kecewa, tapi bukan pada sehun, tapi pada diriku sendiri yang bahkan masih saja merasa kurang dengan ucapan sayang yang sehun hyung katakan, aku hanya merasa kurang dengan itu, dan aku merasa bodoh sendiri sekarang, aku sadar, aku sudah terjebak sepenuhnya pada sehun hyung, dan dengan menyesal aku mengakui jika aku mencintainya sekarang, entah sejak kapan aku tidak begitu merasakannya. Aku takut cintaku bertepuk sebelah tangan, itu yang membebaniku akhir akhir ini kurasa. Aku bahkan dengan bodohnya ingin segera hamil anaknya hahhhh apakah harapanku terlalu besar dan permasalahan ini terlalu rumit??? Aku memikirkan perasaan luhan hyung juga terkadang, aku memikirkan harus bilang apa jika suatu saat ia kembali? Ditambah perasaan sehun hyung entah seperti apa padaku, aku terlalu bingung dengan semua ini.Untuk urusan anak aku serius ingin segera memilikinya, bukan apa apa, aku hanya ingin segera memberi cucu pada ayah dan ibu mertua yang berharap banyak padaku. Untuk alasan bodoh ini aku tidak akan mengaitkannya dengan perasaan apapun, aku hanya ingin menjadi seorang anak, istri dan menantu yang berguna untuk orang orang yang ada di sekitarku. Aku masih mendengar dengan jelas penjelasan sehun hyung saat aku mulai berhenti dari tangisku, aku juga bingung entah kenapa aku langsung menangis saat sehun hyung tidak terpancing sama sekali dengan tubuhku yang sudah topless di depannya, ia malah menyelimuti tubuhku dan langsung memelukku mengajak tidur. Aku sedikit takut jika ia sama sekali sudah tidak tertarik dengan tubuhku, aku takut sekali, aku takut sakit hati, aku takut ia meninggalkanku setelah ini, dan entah mengapa aku menjadi sangat sensitif belakangan ini.
.
.
.
Pagi ini aku terbangun dengan sehun yang sudah tidak ada di kamar, dan ini masih sangat pagi, masih jam setengah enam kurasa, dan ia bahkan sudah tidak ada di kamar. Aku memutuskan untuk melihatnya di ruang kerja, dan benar saja, ia tertidur dengan kedua lengannya yang terlipat bertumpu pada meja. Apa masalahnya sangat serius hyung? Kenapa tidak langsung cerita padaku? Akupun memutuskan untuk ke dapur setelah memasang selimut di tubuhnya dan memberi kecupan ringan di puncak kepalanya pelan. Berjalan ke dapur, Aku sedikit terkejut saat melihat seorang pelayan yang sudah memulai pekerjannya di dapurku, meracik makanan sepertinya, dan aku tidak suka dapurku disentuh walaupun oleh pelayan yang datang sekalipun karena perintah sehun hyung sendiri. Ia nampak menundukkan kepala saat melihat kearahku dan menyapaku dengan sedikit gugup
"selamat pagi t tuan, adakah yang bisa saya bantu? Saya sedang menyiapkan sarapan, adakah yang harus saya perhatikan?"
"emmmm, tidak banyak, aku dan sehun hyung tidak suka seledri dan salat,"
"adakah yang lain tuan?"
"untuk saat ini belum, adakah yang bisa ku bantu?" tanyaku sambil melangkah ke belakang konter, siap membantu menyiapkan makanan untuk sarapan kami
"Ti tidak usah tuan, cukup saya saja, anda bisa beristirahat"
"aku akan membuat kopi dan roti bakar" kataku mengakhiri percakapan dan mulai meracik kopi untuk sehun hyung di alat pembuat kopi. sambil menunggu tetesan air kopi itu aku memutuskan untuk membuat roti bakar selai cokelat dan memangangnya di atas pan sampai warnanya berubah kecoklatan, Dan menyajikannya dipiring
"Sayang, kau lihat dasi merahku!?" teriak sehun dari depan pintu kamar, akupun memutuskan untuk menghampirinya dan mengambilkan dasi yang ia inginkan di lemari, melihatnya yang hanya memakai handuk aku memutuskan untuk menyiapkan baju dan membantu memakaikan baju itu ditubuhnya
"kenapa mandinya pagi sekali?" tanyaku sambil memasang dasinya
"Hanya ingin saja, supaya nanti jam 7 tinggal berangkat, aku harus datang lebih awal pagi ini"
"ehm, kau ingin ku buatkan sesuatu sekarang? Sambil menunggu sarapan matang" tanyaku sambil menuntunnya untuk duduk di ujung ranjang dan aku mulai menyisir rambutnya
"aku ingin minum kopi di balkon" katanya menatapku dan aku hanya tersenyum membalas tatapannya
" kalau begitu tunggu sebentar, akan ku ambilkan" akupun melangkah kembali ke dapur, menyiapkan kopi yang kubuat tadi dengan menambahkan creamer dan susu. Membuat setangkup roti bakar selai coklat lagi dan meletakkannya bersama setangkup yang lainnya, aku lalu membawanya ke balkon kamar saat kulihat ia sudah duduk di sofa putih panjang yang ada di sudut balkon, menampakkan suasana pagi yang masih sedikit gelap dengan lampu lampu di gedung yang mulai dimatikan.
"Duduk di sini sayang" ia menepuk pahannya setelah aku menyiapkan kopi di meja kecil yang ada di depan sofa panjang itu. Menurutinya, aku memilih diam saat ia mulai memelukku sayang dan menciumi puncak kepalaku
"kai, aku suka suaramu, jadi jangan diamkan aku. Aku suka senyummu, jadi jangan berhenti tersenyum padaku. Aku suka suara tawamu, jadi perbanyaklah teryawa karena aku. Dan aku benci melihat air matamu, maka jangan pernah menangis di depan maupun belakangku, jangan menangis tanpa aku" katanya lembut tepat diatas kepalaku, membuatku mengangkat wajah untuk menatapnya sejenak dan tersenyum kecil kearahnya.
"Aku janji, keadaan aneh ini akan berakhir sebentar lagi, jadi tunggu aku. Aku akan segera menyelesaikan urusan ini" aku hanya mengangguk saat ia mengatakannya sambil menangkup kedua pipiku
"beri aku ciuman selamat pagi" katanya sambil menarik wajahku mendekat, dan entah apa yang terjadi aku dengan beraninya melepaskan kedua tangannya yang menangkup wajahku. Membuatnya terkejut dengan sedikit kilatan kesal dimatanya. Mengabaikan tatapan itu aku menggunakan satu tanganku untuk menutupi matanya dan mulai mendekatkan bibirku padanya, hanya kecupan ringan awalnya, sebelum aku mulai melumat bibir bawahnya pelan dan dalam, yang disambut hangat olehnya, ia ikut menggerakkan bibirnya melumat bibir atasku, menggigitnya ringan, ia meletakkan kedua tangannya memeluk pinggangku dan aku meletakkan sebelah tanganku yang bebas di belakang tengkuknya, membalas lidahnya yang sudah mulai terlibat dalam ciuman kami, aku menyambut lidahnya yang berhasil masuk ke dalam mulutku dengan hisapan pelan, sesekali menggigit lidahnya kecil dan dibalas hisapan kerasnya pada lidahku. Aku membiarkannya mendominasi cuiman ini saat dengan mudah ia menarik keluar lidahku kedalam mulutnya untuk dihisap dengan keras, decakan decakan itu semakin intens menyapa pendengaranku sampai delapan menit kemudian ia melepaskan ciumannya setelah aku membelai sebelah pipinya, memberi tanda jika aku sudah sampai pada batasku, nafasku mulai tersengal, wajahku memerah dengan sendirinya, berbeda dengannya yang hanya menarik nafas biasa. Aku melepaskan sebelah tanganku yang menutupi matanya dan merangkum wajahnya yang setiap hari terasa semakin tampan dimataku, matanya terbuka dan ia menatapku lembut disertai senyum kecilnya yang tampan
"Aku merindukan Sehunku yang biasanya, segera selesaikan ini semua, aku sungguh merindukan sehunku yang sebelum hari ini" bisikku di depan bibirnya sebelum bibirnya kembali melumat bibirku dalam. Tidak ada kesan terburu buru, hanya ingin saling mengungkapkan rasa saja kurasa, itu yang kusimpulkan dari ciuman kami pagi ini. Merasa cukup dengan apa yang dilakukannya, ia melepas pagutan bibir kami, menjauhkan wajahnya dan tersenyum tampan sambil kedua tangannya merangkum wajahku. Kurasakan ibu jarinya mengusap bibir bawahku yang basah oleh entah saliva milik siapa dan memasukkan ibu jari yang tadi mengusap bibirku ke mulutnya. Bibirnya terlihat merah dan sedikit bengkak, dan kurasa itu menambah ketampanannya
"Bolehkah ini hanya dimiliki oleh ku?" tanyaku sambil mengusap bibir bawahnya, aku harus mengakui jika sehun memang seorang yang hebat dalam urusan yang berbau intim seperti ini, membuat iri saja, aku bahkan tidak pandai berciuman, apa sehun akan bosan denganku??. Ia hanya tersenyum dan menggigit pucuk hidungku gemas, membuatku mengaduh karena ia benar benar menggigitnya, bukan gigitan main main, dan entah mengapa ia sangat suka melakukannya.
"Tentu saja ini milih Oh Sehun" katanya dengan wajah jail dan aku hanya memalingkan wajah karena malas melihat senyum menyebalkannya yang sangat disayangkan itu terlihat sama tampannya, kenapa sehun selalu terlihat tampan ketika melalukan apapun??? Menyebalkan sekali. Kulihat ia mendekatkan bibirnya ke telingaku dan memberi kecupan kecil disana sebelum berbisik
"Semua yang milik oh Sehun itu untuk Oh Jongin, jangan membuatku berpaling darinya Oh Kai" dengan malas aku menatapnya yang memasang senyum miring sexynya
"Benarkah, aku belum pernah melihat istrimu yang kau sebut Oh Jongin, tolong perkenalkan kami berdua, " kataku memasang senyum palsu dan ia sudah tertawa dengan kerasnya samapai badannya ikut bergerak semua, termasuk badanku yang memang sejak tadi masih di pngkuannya.
"Kenapa jadi menebalkan???!!!" tanyaku sedikit kesal juga rasanya, dasar menyebalkan
"Kau lucu sekali, aduh perutku-hahaha" katanya mencoba menghentikn tawa membahananya
Menambah kesal saja, untung tampan, untung kaya, untung sayang, untung suami, untung cinta ups---
"Kalau kau ingin tau wajah oh Jongin kau bisa menatapku, di sana ada Oh Jongin" menanggapi gurauannya aku mulai menatap matanya intens berpura pura serius berfikir sambil mengamati matanya, tentu saja yang terlihat adalah bayanganku,
"Maaf tuan, tapi aku hanya melihat bayangan wajahku, aku tidak melihat yang lain selain wajahku sendiri tuan," kataku memasang pose berfikir
"Benarkah, coba kau lihat lagi, mungkin kau salah lihat" akupun menagkup wajahnya dan menatap lagi matanya dengan intens, dan sampai kapanpun anak tk juga akan tahu jika yang ada di sana itu bayangan wajahku, dasar sehun hyung benar benar- Chu...
Saking seriusnya aku menatap matanya sambil melamun aku sampai tidak sadar jika ia mendekatkan wajahnya dan mencuri satu kecupan di bibirku
"Iya tentu saja yang kau lihat itu bayangan wajahmu, karena istriku Oh Jongin lebih suka jika dipanggil Oh Kai hahaha"
"Huhhhhhh"
"Kau kenapa sayang, sudah ingin melahirkan? Padahal aku belum sempat menghamilimu lagi kkkkkk"
Benar benar, Oh Sehun dan candaannya yang kurang bumbu, benar benar , garing sekali!!!!!
"Apa masalah di kantor sangat berat sampai kau menjadi aneh begini hyung, aku jadi takut sendiri rasanya"
Kataku bergidik ngeri
"Takut kenapa kai sayang"
"Takut kau depresi, pagi ini kau benar benar aneh hyung, kau harus mengajakku liburan setelah ini agar otakmu kembali seperti semula,"
"Bilang saja kau ingin diajak liburan" dan aku hanya bisa tersenyum jenaka mendengar penuturannya. Memang benar aku sedang ingin liburan haha.
"Oh ya kai, aku ingin bicara dengan serius sekarang, jadi dengarkan" katanya mencolek daguku, sangat sinkron dengan kata serius yang dia ucapkan tadi
"Hmmm" jawabku sambil menatapnya, ia mulai mengarahkan kedua telapak tangannya di pipiku dan membelainya
"Aku tidak suka melihat pipimu yang sekarang"
"Kenapa? Apa terlihat kusam?" tanyaku tanpa bisa menyembunyikan raut khawatirku karena aku memang jarang melakukan perawatan sekarang, terlalu malas, sejujurnya malasnya sejak dulu kurasa haha
"Ani, kau semakin tirus, badanmu juga semakin kurus, apa kau diet?"
"Benarkah hyung? Aku tidak sedang diet atau apapun itu hyung"
"Kalau begitu makan yang banya, aku tidak suka melihatmu yang bertambah kurus setelah menikah denganku, jangan terlalu lelah bekerja, makan yang benar , jangan melewatkan makan siangmu" katanya tanpa berkaca sepertinya, ia juga sering mengabaikan makan siang kurasa
"Kalau begitu berlaku hal yang sama untukmu hyung, jangan mengabaikan makan siangmu, kau sering mengabaikan makan siangmu juga kurasa" kataku menatapnya sedikit kesal,
"Kalau begitu kita harus buat acara makan siang bersama biar tidak saling melupakan haha"
"Itu bisa di pertimbangkan, kau belum menyentuh kopimu sejak tadi hyung"
"Akh aku sampai lupa, sini, kemarikan kopiku" akupun menganbil cangkir kopi itu dan menyerahkannya ke tangan sehun hyung. Sementara ia menyesap kopi paginya, aku memakan roti bakarku sambil meringkuk bersandar dengan nyaman di dadanya, nyaman sekali rasanya
"Kita terlalu banyak ngobrol ya hyung" kataku sambil tersenyum
" iya, habisnya dari kemarin kita jarang ngobrol"
" makannya jangan mengacuhkanku, tau rasa sendiri kan sekarang" kataku menatapnya sedikit remeh
" iya iya, maafkan aku"
Itulah obrolan kami pagi ini, sambil menunggu sarapan dan waktu berangkat ke kantor untuk bekerja.
.
.
.
Setelah sarapan bersama dan mengantarkan sehun hyung sampai depan pintu untuk bekerja, aku memutuskan untuk membereskan kamar karena pelayan tadi sudah membereskan bekas sarapan kami. Sebenarnya pelayan itu sangat membantu, pagi ini saja aku hampir tidak melakukan apapun kecuali membereskan kamar, tapi aku kurang suka jika ia yang memasak. Bukan karena masakannya tidak enak, tapi aku merasa kurang saja jika tidak memasak untuk suamiku, mungkin nanti siang aku akan memasak dan mengantarkannya ke kantor. Hah aku malas sekali bekerja hari ini, bukan bekerja sebenarnya, aku hanya membantu eommaku di butik , tapi untuk gaji, itu sebenarnya bukan gaji juga kkkk, itu uang jatah bulanan dari appaku. Biar tidak terlihat menganggur saja , makannya aku menyebutnya bekerja haha. Aku tidak sabar ingin liburan dengan sehun hyung, semoga saja masalah perusahaan cepat selesai, dan obrolan tadi pagi tentang liburan benar benar difikirkan sehun hyung, kamikan belum bulan madu juga. Ya ampun bulan madu, rasanya memalukan jika membicarakan itu, membuat wajahku panas saja.
.
.
.
.
.
Ok, Tbc dulu aja kali yak kkkkkk, RnR juseyooooo
Salam HKShipes# janganlupabahagia

👋👋👋
👪👪👪👪👪👪
😄😄😄

DilemmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang