Sembilan

7K 290 1
                                    

Usai makan malam, Kak Fariq mengajakku jalan-jalan ke sebuah tempat yang katanya akan cocok untuk menulis. Dan benar saja, ketika sampai aku langsung suka dengan tempat ini, karena sangat membantuku untuk lebih mudah menjumpai imajinasi-imajinasi luar biasa dan belum terjamah oleh pengarang-pengarang lain. Zheda Castle, begitulah tempat ini disebut. Sepertinya dibuat dengan membuka hutan-hutan liar. Sebab selain taman yang tampak bak padang rumput yang luas, di sekitarnya juga terdapat beberapa rimbunan pohon yang sangat gelap dan rimba. Namun bukan berarti tempat ini angker. Justru sangat indah dengan nuansa alam yang kental dan beberapa bunga yang sengaja ditanam agar menambah kesan estetis pada taman di sini. Ada juga lampu-lalu sorot yang luar biasa terang. Daratannya banyak yang tidak rata, seperti perbukitan. Dan di sebelah barat, sebuah bangunan kecil dari batu kapur yang menyembunyikan lonceng kuningan tak bersuara menarik perhatianku sebab ada pohon yang sangat mirip dengan pohon sakura di kedua sisinya. Ternyata itu adalah sebuah restaurant bintang lima. Lalu di sisi selatan, tampak sebuah kastil yang megah berdiri kokoh di atas bukit. Sebuah tempat penginapan beratap kerucut yang luar biasa mewah dan terkesan ekslusif.  Dari luar, kelihatan bahwa arsitek yang mendesain bangunan itu sepertinya sedang berusaha membuat duplikat dari kastil Bran di Rumania.

Tempat ini banyak pengunjungnya. Namun tetap bersuasana tenang dan santai. Tamannya sangat nyaman. Apalagi suara dari air terjun dan aliran sungai yang sepertinya ada di balik pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi di hampir sekeliling tempat ini, sangat memanjakan pendengaran. Sepertinya banyak muda-mudi yang memilih tempat ini untuk mereka berkencan. Beberapa dari mereka duduk di kursi-kursi jati, lesehan di atas rumput, dan adapula yang lebih memilih berbaring di sambil menikmati cahaya rembulan dan rasi bintang atau penerangan lampu-lampu yang sesekali berkelip anggun di sekitar taman untuk menambah kesan yang unik.  Tak sedikit juga yang tampak keluar masuk bangunan kapur ataupun kastil megah itu.

Aku dan Kak Fariq ke tempat yang lebih lapang dan agak sepi. Tidak perlu khawatir, karena keamanan di sini tidak diragukan lagi. Sangat aman dan jarang bahkan hampir tidak pernah terjadi masalah-masalah besar yang ditimbulkan dari manusia itu sendiri ataupun keadaan alam yang tidak diinginkan seperti keluarnya binatang-binatang buas dari hutan.
Kami duduk di atas rumput namun besandar di pinggiran kursi. Kursi yang memang sudah dipesan. Sebab ini bukan taman biasa yang kita bebas datang dan pergi begitu saja. Kita sudah harus memesannya sebelum datang. Karena itu sudah ada nomor-nomor di setiap kursinya. Dan di kursi kami sudah ada sebuah gitar, dua minuman dan beberapa makanan ringan.

“Kenapa ada gitar?” Tanyaku.

“Mm, mungkin Kakak bisa memainkan musik untuk semakin membuatmu merasa lebih nyaman saat menulis.”

“Tentu saja.”

Aku mulai mengeluarkan laptop dan Kak Fariq pun mulai memainkan ujung-ujung jarinya di tali senar.

Keadaan alam di sini sangat anggun. Allah Yang Mahapencipta, sungguh luar biasa memberikan keindahan alam pada tempat ini. Suasana yang sedemikian indah ini ditambah lagi dengan melodi-melodi klasik yang dibangun dari permainan gitar Kak Fariq, membuatku lebih tergugah untuk menulis. Rasanya inspirasi dan imajinasi mengalir begitu saja lewat kata yang entah mengapa seakan melimpah dalam pikiran ini.

Sesekali aku dan Kak Fariq bercanda dan menikmati minuman juga makanan-makanan ringan yang telah dipesan Kak Fariq.

***

Suasananya memang sangat mendukung untuk menulis. Namun tetap saja harus ada batasannya, agar inpirasi dan imajinasi yang lahir tidak prematur. Hanya tinggal sedikit lagi. Mungkin aku bisa melanjutkannya besok. Kalau sekarang juga aku kerjakan, yang ada nanti hanyalah rangkaian kata tanpa roh dalam cerita. Kututup lembar kerja Microsoft Word yang berisi naskah novelku. Lalu mengklik start kemudian shut down. Dan layar laptop pun segera kututup.

My Husband Not Only Handsome (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang