Sepuluh

4.9K 193 1
                                    

"Iya Kakak benar. Harus dibuat mendukung." Aku membalas senyumannya.

"Tetapi Alwa, ada lagi cara untuk bersyukur selain bersedekah dan beribadah."

"Apa itu Kak?"

"Mm, pertama kita harus yakin kepada Allah SWT. Yang Mahaberkehendak atas apapun. Milik-Nyalah perbendaharaan langit bumi. Dia melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Lahuu maqaaliidus samaawaati wal ard, yabsuthur rizqalimayyasyaa u wayaqdir. Surah Asy-Syura ayat dua belas. Jadi teruslah memuji Allah situasi dan kondisi apapun." Jelas Kak Fariq dengan sangat lembut.

"Lalu yang kedua, berterima kasihlah kepada orang yang menjadi jalannya nikmat, harus kita sadari bahwa kita bukan hanya diperintahkan untuk bersyukur pada Allah SWT, kita juga diperintahkan untuk berterima kasih pada manusia, contohnya kepada orang tua. Dan kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua oràng tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. Surah Al-Luqman ayat empat belas. Wa washshaynaal insaana biwalidayh, hamalathu ummuhuu wahnan 'alaa wahniw wa fishaaluhuu fii 'aa mayni anisykurlii waliwaalidaik, illayyal mashiir."

"Benar. Orang tua adalah segalanya, tanpa mereka kita tidak akan pernah ada di dunia."

"Ya Alwa. Itu sebabnya kita harus juga bisa untuk benar-benar menjadikan diri sebagai nikmat dari Allah untuk orang tua kita."

"Bukankah saat kita lahir ke dunia ini,memang sudah menjadi nikmat untuk orang tua? Ketika mereka menikah, maka kehadiran kita lah yang didambakan. Benar kan?"

"Ya Alwa. Kita memang nikmat untuk orang tua kita karena mereka melahirkan kita. Tetapi kita juga harus berusaha menjadi nikmat yang lebih bagus lagi untuk orang tua kita."

"Caranya? Membuat mereka bangga terhadap kita?"

"Ya. Bukan hanya yang bisa dibanggakan di dunia tetapi juga akhirat."

"Maksud Kakak?" Aku tidak mengerti. sepertinya semakin malam, kinerja otak mulai berkurang.

"Mm, maksud Kakak kita jangan hanya menjadi kebanggaan untuk urusan dunia saja. Tetapi juga akhirat. Seperti berusaha menjadi anak yang shalih. Sebab dengan menjadi anak yang shalih, maka kita akan membuat orang tua menjadikan kita sebagai jalan untuk lebih beriman, bertaqwa dan juga bersyukur kepada Allah. Buatlah diri kita menjadi pintu untuk orang tua kita memasuki surgha nanti. Sebab ada tiga hal yang bisa menolong manusia di akhirat nanti. Amal yang tiada putusnya, ilmu yang bermanfaat dan doa dari anak shalih."

"Subhannallah. Luar biasa ketentuan Allah itu. Orang tua menjadi jalannya nikmat untuk kita dan kita juga nikmat untuk orang tua. Semua yang ada, seluruhnya adalah kenikmatan."

"Ya. Fa bi ayyi aalai Rabbikuma tukadzibaan. Maka ,nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" Kak Fariq menoleh lagi dan tersenyum. "Jangan pernah sia-siakan nikmat yang diberikan Allah. Jadikan nikmat itu sebagai jalan kita untuk dekat kepada Allah. Dan mungkin kita juga bisa menceritakan nikmat yang telah diperoleh kepada siapa saja. Bukan karena pamer atau ingin dipuji melainkan agar orang lain mengetahui banyaknya nikmat yang diberikan Allah jika kita dekat dengan-Nya."

"Ya. Semoga Alwa bisa mengamalkannya."
"Amin."

"Oh iya kak, Kakak bisa banyak tahu tentang agama, apa dulu Kakak pernah bersekolah di pesantren?"

"Biasa saja. Kakak tidak terlalu banyak menguasai tentang ilmu agama. Kakak masih harus banyak belajar lagi. Dan Kakak juga tidak pernah menimba ilmu di pesantren, tetapi Kakak suka saja membaca buku-buku agama seperti buku-bukunya Abdullah Gymnastiar. Dan dulu Kakak pernah mengikuti sebuah organisasi."

My Husband Not Only Handsome (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang