explanation

333 59 65
                                    

Cekuk cekuk.

Tidak, yang barusan itu bukan suara sms atau line masuk, tapi suara pesanan makanan yang sudah siap saji dari para tukang masak, dan siap di ambil oleh para pemesan.

Aku mengetuk-ngetukan jariku pada meja kayu di hadapanku dengan tangan bertopang pada dagu. Mataku memperhatikan keramaian tempat ini dengan malas.

SUSHIZANMAI begitulah yang tertulis di depan restoran bernuansa Jepang yang kental yang sekarang kami datangi. Ramai. Ya tentu saja, Ashton yang memilih tempat ini berdasarkan hasil pencarian google dan survey dari beberapa orang di jalan yang tadi ia todong untuk ditanyakan.

Restoran ini terkenal bukan hanya karena makanan-makanan khas Jepang yang enak, tapi juga karena teknologi yang digunakannya. Mereka tidak akan mencatat pesanan kita pada secarik kertas, tapi mereka memberikan kita seperti sebuah iPad untuk membuat pesanan, lalu makanan di ambil di counter.

Keren memang.

Tapi kurasa teknologi ini terlalu keren untuk ke empat bopungku ini. Mereka dengan girang mencetuskan akal noraknya yang membuatku harus menahan lapar lebih lama.

Iya, akal noral.

Bukannya memesan, mereka sekarang malah menekan asal setiap tombol yang ada pada layar iPadnya. Tentu saja Michael si rusuh yang memulai.

Aku benar-benar sudah kehilangan kesabaran. "Oh please, I'm starving. Stop clicking every option in that iPad screen."

Calum menengok ke arahku sambil tersenyum lebar hingga tampak kerutan di matanya. "And so are we. But this is so cool. I mean I've never been to restaurant with high technology like this before."

Ye kampung lo terong.

"Luke! What did you just click?" seru Ashton tiba-tiba yang membuat beberapa orang sekitar kami menengok.

"What? I didn't click anything." Luke menjawab dengan wajah asoy dan tak bersalahnya.

Lantas aku memeriksa sebenarnya apa yang terjadi. Benar saja tebakanku, iPad itu hang. Layar iPad yang di pegang Luke sekarang kedip-kedip disko tidak jelas. Luke pasti bohong ketika dia bilang dia tidak klik apapun.

"See, Mike? Just because you understand about the computer and iPad stuff, doesn't mean you can do this." Aku berkata ke arah Michael.

Dia kemudian mengalihkan perhatiannya dari iPad ke wajahku. Melotot seram ke arahku dengan wajah panik.

 Melotot seram ke arahku dengan wajah panik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buset serem. Kek limbad.

"Excume me, have you done deciding what to eat?" Seorang mas-mas ganteng yang mirip Dion Wiyoko dengan baju pramusaji tiba-tiba saja sudah berada di meja kami.

Aku lalu menarik setiap iPad dari tangan empat orang ini. Kemudian kuberikan pada pramusajinya dengan cara ditumpuk. Berharap semoga dia tidak sadar bahwa salah satu dari iPadnya rusak.

"Yes, yes, we have. Please hurry, we can't wait to taste the delicious dishes hahahahaha." Aku tertawa renyah pura-pura sambil mengibaskan tanganku bebas di udara. Aku lalu mendorong si pramusaji supaya cepat pergi sehingga tidak sadar dengan keadaan iPad di tangannya.

Setelah beberapa menit menunggu, makanan kami sudah siap di ambil di counter. Kami pun mengambil dan membawanya ke meja kami.

"Okay, now you three can explain me how could you be here and started ruining my honeymoon with Luke?" tanyaku di sela makan kami.

"Of course with a plane, why are you so dumb," jawab Michael.

Itu sih nenek jingkrak juga tau.

"No I mean, how? How did you three meet Luke? And where? Were you following me and Luke?"

"Skye, eat your meal first, no talking."

"No, I don't care, Ash. I need to know. Right now."

Calum yang dari tadi asik makan akhirnya angkat bicara. "So, this was my idea to follow you to Japan. But believe me, Ashton was the one who sugguest to disguise in lame weird costumes." Dia berhenti bicara dan menatap Ashton sinis.

"Don't say you were the freaks I saw on the plane?!"

Michael kemudian mengangguk menjawab. "Yep, it was us, I and Calum were trying to record when you were kissing that time. We were about to record everything you 'do' in Japan. Oh gosh it would be fun if only you didn't know it."

Wah gawaras nih.

Kalo videonya di sebar trus viral gimana?

Diundang dedy kobuser di hitam putih dah.

"And then I met them three when I was peeing. They were causing trouble with the faucet in the toilet which make them dumped by the security. And after that I just recognized they were your brothers and Michael." Luke menjelaskan panjang lebar dengan mulutnya penuh dengan tempura udang.

Aku mendengus kesal. Nafsu makanku mendadak turun mendengar penjelasan mereka. Hening. Tidak satupun dari kami menimpali jawaban Luke. Kami memilih untuk sibuk melanjutkan makannya masing-masing.

"They're here to protect us, Skye, remember?" ucap Luke membuka percakapan sesaat kami sudah selesai makan.

"Yes, of course I know my bros are protective. But I mean it's our honeymoon. It should be special only for us TWO. Not FIVE."

Ashton tiba-tiba mengacak-ngacak rambutku kemudian merangkul bahuku saat kami berjalan menuju ke meja kasir. "It still will be special, trust me, pretty little sister." Aku hanya memutar kedua bola mataku tidak peduli.

Setelah membayar semuanya di kasir, kami pun buru-buru keluar dari restoran ini. Aku baru saja bersyukur tidak satu pun dari pramusaji menyadari soal iPadnya, tetapi tiba-tiba kami di panggil.

"Sorry Mr. and Mrs. Hemmings, but we seem have a little problem to solve here."



P.s ini apdetnya malem ada yg baca ga ya? Gatahan abisan wqwqwq

-belahan jiwa Luke-

Screwed Up Honeymoon | l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang