deep late night talk

289 48 70
                                    

"Skye, we need to clear this all out. Now."

Reina yang paham akan maksud kedatangan Luke segera bangkit dari duduknya dan melangkah keluar kamar. Sedangkan Luke? Ia hanya berdiam diri di hadapanku dengan memar pada wajahnya. Matanya menatapku yang -aku yakin- terlihat mengenaskan ini.

Sial, matanya itu benar-benar mengunciku dan membuatku seakan mematung. Dengan segera aku menarik kedua kakiku, memeluk lututku dan menenggelamkan wajahku di sana.

"Stop crying, Skye."

Hanya dua kata itu yang terus Luke keluarkan dari mulutnya. Bagaimana aku bisa berhenti menangis kalau begitu? Dasar Luke bego Hemmings.

"Say a word. Please."

Tangannya lalu menggamit tanganku dan berusaha untuk menggenggamnya. Tapi dengan cepat aku menepisnya. Sungguh, jangankan menyentuhnya, mendengar suaranya saja sudah berhasil membuat telingaku panas dan berakhir dengan aku yang menangis tambah keras.

"Sorry, Skye. I mean it."

Sudah tidak terhitung berapa banyak permintaan maaf Luke yang tidak berguna itu. Mungkin ini sudah yang ke-1945.

"Once again you say sorry, I'm gonna cut your head off. I mean it."

Luke lalu diam tidak bersuara. Mungkin dia takut kehilangan kepalanya.

"Said that we need to talk. Go ahead then," ucapku disela tarikan ingusku yang mulai meler. Ia lalu memposisikan tubuhnya di hadapanku.

"First of all, this moment kinda remind me of something that happened years ago."

Sungguh? Bukannya minta maaf atau setidaknya menghiburku supaya berhenti menangis dia malah mau mendongeng?

Luke tau aku tidak merespon tapi ia tetap melanjutkan ceritanya.

"Remember when you were in grade 9, on your first day of high school, you were crying so hard."

Oh tidak, bagaimana bisa dia masih mengingat kejadian memalukan itu. Aku bahkan sudah lupa jika saja dia tidak memberitahuku tadi.

"I told you I was sweating."

"No, sweat doesn't come out of your eyes," Luke tersenyum lembut sebelum melanjutkan kalimatnya "The mean-senior girls put a bubble gum on your seat. And then you were just crying  in the school backyard, waiting for the people to go home so they wouldn't laugh at your hole-right-on-your-ass jeans."

Aku lalu mengangkat kepalaku. Dia tertawa dengan sangat geli, padahal aku yakin sudut bibirnya pasti masih terasa nyeri karena pukulan dari Calum tadi. Luke yang sadar aku mulai tertarik untuk mendengarkannya pun melanjutkkan ceritanya.

"I knew you were the Calum's-sister-named-Skylynn, so I tried to help you. But I don't know why you hated me. I thought we were friends back then?"

Ya memang, kuakui selama high school aku membecinya. Padahal aku sudah berteman dengan Luke dan Michael sejak di middle school. Aku jadi membencinya karena sejak di high school, aku selalu melihat Luke menggandeng cabe-cabean yang berbeda tiap harinya. Tapi tentu saja aku tidak mau mengakui itu.

"I hated you Luke. Wait, no, I still hate you. Mostly when I saw you in that bar with a bitch. I hate you Luke."

Lagi-lagi kejadian perih tadi terputar di kepalaku. Tidak terasa tangisku pecah kembali. Katakanlah aku cengeng.

"I hate your sweet words that were such bullshits. I hate hearing your reasons of loving me which none of them became makesense after I saw you with that bitch. I hate it, Luke, I hate it."

Ia tidak menjawab. Mata biru lautnya itu hanya menatapku dengan dalam. Aku membuang jauh tatapannya. Aku tidak kuat jika harus melihat matanya lama-lama.

"But you know what the most of all?" Aku menarik nafas dalam sebelum melanjutkan kalimatku.

"I hate you for making me can't stop loving you eventho I've been hurt for so many times," ucapku sesenggukan. "It's not fair."

Luke lalu menggeser tubuhnya mendekatiku dan berusaha menarikku ke dalam pelukannya. Awalnya aku hendak memberontak, tapi tidak bisa, aku luluh dengan usapan hangatnya pada punggungku.

"Hush, stop crying little baby," tubuhnya mendekapku lebih erat. "But you are right. The girl on the bar was a such bitch. Ew she's kinda disgusting, I think?"

"What?" Aku dengan reflek mengadahkan kepalaku ke wajahnya dan dijawab anggukan mantap dari Luke.

"Yes she was. She fell off because of the 15cm high heels that she wore. So I helped her because I was standing near by her and Michael. Her name was Ar- Arj -Raj- Raja lele?"

Air mataku mendadak berhenti mengalir. Aku terdiam, tidak mencoba mencela ucapan Luke. Mataku hanya memperhatikkan Luke menjelaskan dengan tidak sekalipun berkedip.

"But she was too drunk that she thought I was her boyfriend so she tried to kiss me. I was about to push her off, but then you came."

"Is it really what happened?" ucapku sambil melongo tidak percaya.

Maksudku, bagaimana bisa aku dengan bodohnya menuduh Luke tanpa mendengar penjelasannya terlebih dahulu tadi. Selang beberapa detik kemudian kepalanya kembali mengangguk.

"Of course. You think I cheat on you? Why would I? I got you and that's all I've ever needed."

Aku lalu menundukkan kepalaku karena malu-malu kambing karena ucapan Luke barusan.

"You are too special to be replaced, Skye. And oh, the little Hemmings in your tummy too."

Ia mengelus puncak kepalaku yang berada pada bahunya dengan halus. Ah cukup, aku bisa terkena diabetes karena dia. Tidak sadar senyumku mengembang.

"You sound so cheesy."

"I said the truth tho," ia mengecup kilat rambutku yang kusut. "I've always known you were different since in the very first day of high school."

"Different?"

Luke berpura-pura berpikir keras yang membuatku tertawa geli. "Yeah, different, in a good way. Unlike the other good-haired girl with those pretty nails and fancy skirt, you are always beautiful without you trying."

Aku benar-benar kehabisan kata-kata kali ini. Kedua ujung bibirku dengan tidak hentinya terlengkung. Tiba-tiba saja telapak tangannya menelungkupkan wajahku supaya dia bisa menatap mataku dengan lebih jelas.

"You are the finish line of my happiness."

Belum sempat aku menjawab, tangannya lalu menarik tubuhku ke dalam selimut yang sekarang terasa lebih hangat karena Luke. Ia mendekap hangat tubuhku dari belakang. Bibirnya bersenandung kecil bernyanyi.

"Maybe, I'm your Mr. Right.
Baby, maybe I'm the only one you like.
Maybe I'm a shot in the dark.
And you're the morning light."

"Maybe this is sad but true.
Baby, maybe you've got nothing to lose.
You could be the best of me,
When I'm the worst for you."

Aku bersenandung melanjutkan lagu Mr. Right dari A Rocket to The Moon yang Luke nyanyikan. Kedua dari kami lalu tertawa kecil karena kalau gede-gede nanti ada yang ngikutin. Detik selanjutnya, aku merasakan sebuah kecupan mendarat pada rambutku.

"I love you, Skylynn. And I always will."


P.s part ini cheesy tiada tara.

Btw gue baru publish ff baru, judulnya Last Days | m.c. Sinopsis:

"Hey, Mikey, wake up," said Leanne as the tears streaming down her face.

But it's useless, Michael is not going to wake up. Ever.

He's gone.


[written in Bahasa]

Dicek kuy :))

Babayyy

Screwed Up Honeymoon | l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang