Screwed Up Honeymoon | l.h

the flight

"What's wrong, Luke?" tanyaku.

Luke menggeleng pelan. "Ah nothing, I just feel someone's following us."

Aku lantas menengokkan kepalaku kebelakang dan mendapati perempuan bergaya klasik ala 80an. "You can see it yourself, just a red-lipped girl. She may be interested in you, so she's following." Aku tertawa kecil melihat kepanikan Luke yang berlebihan tadi.

Setelah satu jam proses pengecekan ribet dan lainnya, akhirnya kita sudah duduk di dalam pesawat. Kelas ekonomi jika boleh ku tambahkan.

Seorang Luke Hemmings belajar ngirit.

"Luke," panggilku sesaat menyandarkan kepalaku pada bahu Luke dan melihat ke arah luar jendela.

"Hm?"

"Do you think this honeymoon will be great?" tanyaku mengadahkan kepalaku ke arah Luke.

Luke melihat ke arahku. "What kind of question is that. Of course it's a yes." Dia kemudian mencium bibirku lembut. Aku baru saja menikmati waktu berdua kita. Tiba-tiba ada penumpang aneh di dua baris di belakang kita berbisik-bisik.

"Tilt it a little, .... , not that way, ... , ugh you're still as stupid as you were in middle school. Let me take it." Kira-kira itu percakapan yang bisa kutangkap. Berisik sekali mereka astaga, tidak taukah orang-orang banyak yang ingin tidur?

Dan aku sama Luke yang lagi ena?

"Luke can you hear that? The one who's whispering in 2 row behind us?" tanyaku pada Luke. Kami kemudian melongokkan kepalanya sedikit ke atas untuk melihat ke belakang.

Aku melihat 2 orang aneh sedang sibuk sendiri. Sepertinya mereka bertiga, tapi temannya sedang menunduk. Dan kau harus tau, baju yang dikenakannya benar benar merusak mata.

"Ah ya, weird old people." Luke terkekeh menjawab.

"Nevermind, now you better get rest, Skye," ucap Luke mengusap bahuku dan memautkan dagunya pada kepalaku.

Aku mengangguk pelan dan menutup mataku.

***

Setelah penerbangan beberapa jam dalam pesawat aku kemudian dibangunkan seorang pramugari bahwa kita sudah sampai. Luke tidur disampingku. Kakinya melayang bebas ke arah kursi di sampingnya dan kepalanya menghadap atas. Mangap. Kurasa dia sedang mimpi jadi pemain bola atau tenggelam, entahlah.

"Luke, wake up. We have arrived." Aku menggoyangkan tubuh Luke.

Goyang membangunkan ya, bukan goyang yang lain.

Entah karena aku yang membangunkannya terlalu kencang atau dia yang berlebihan, tapi ia bangun tersentak ke belakang dan membuat sandaran kursinya tertidur sampai 180°, padahal setauku itu hanya ada di kelas bisnis. Tidak usah tanya seberapa paniknya aku. Aku langsung cepat-cepat menarik tangan Luke kabur takut mba pramugarinya tau.

Baru beberapa menit di Jepang dan sudah ada masalah.

Btw yap, kita di Jepang! Tepatnya di Haneda Airport setelah kita berhasil kabur dari mba-mba pramugari. Ini pertama kalinya aku ke Jepang.

"We're in Japan, Luke, God damn Japan!" Aku berteriak berlarian menuju pintu keluar bandara.

Aku memutar badan senang kesana kemari meninggalkan Luke yang berjalan di belakangku. Yang sekarang kulihat sedang menari-nari ala balerina dan berteriak girang dengan suara perempuan dibuat-buat yg dapat merusak gendang telinga.

Aku memutuskan menghentikan aksi menari kita saat kusadari orang-orang mulai memperhatikan Luke dengan tampang ketakutan.

Jijik jika boleh kuralat.

Kami berjalan melewati sebuah kaca besar. Bisaku lihat daun-daun dan bunga mulai bertumbuh pada dahan pohon. Cuacanya agak dingin, mengingat ini sudah malam di musim semi. Ditambah hujan turun. Untung saja aku membawa jaket.

Juga ada seorang Luke buat dipeluk-peluk. Eheheheh

Setelah mengambil koper, kita langsung berjalan keluar bandara dan menaiki taksi yang membawaku dan Luke ke hotel terdekat untuk beristirahat dan bersiap untuk petualangan besok.

Spesial kan potonya
Keep vommenting genks
Tengkyu xx