Home

954 136 11
                                    

Dara's POV

Dia selalu datang setiap hari untuk sarapan bersama, makan siang bersama, makan malam bersama dan mengajakku berbelanja bersamanya.

Apa dia benar-benar berniat menggantikan posisi Cheondung? Bukankah sudah aku katakan padanya kalau dia tidak mungkin bisa menggantikan adikku?

Dan satu lagi, sejak kapan membawakanku bunga daisy menjadi kebiasaannya? Bahkan Cheondung dulu hanya membelikanku bunga saat aku ulang tahun.

Dia terlalu berlebihan kini.

"Kau tidak perlu melakukan ini semua" kataku buka suara.

"Apa?" tanyanya terdengar bingung.

"Kau tidak perlu membeli bunga-bunga itu untukku setiap hari"

"Kenapa?"

"Sia-sia saja. Kau hanya buang-buang uang!"

"Tidak ada yang sia-sia di dunia ini" jawabnya.

"Aku ini buta! Apa kau tidak paham?!" hardikku.

"Lalu kenapa kalau kau buta? Kau tidak bisa melihatnya? Aku tidak membelinya untuk kau lihat!" serunya dengan suara meninggi, membuatku kehabisan kata-kata.

Bagaimana cara aku menjelaskannya?

Semua yang dilakukannya itu sia-sia. Sebanyak apapun dia memberi, aku tidak akan bisa membalas apapun. Akan lebih baik jika dia mengurus persyaratan untukku agar bisa masuk ke sebuah panti atau tempat penampungan untuk pecundang seperti aku.

"Maaf kalau kata-kataku menyakitimu" katanya lalu menghapus air mataku.

"Aku hanya tak ingin melihat kau menganggap dirimu tidak berharga seperti itu" katanya lagi membawaku kedalam pelukannya.

"Atau kau mau bunga mawar? Kata pemilik toko bunga itu, bunga mawar lebih harum ketimbang bunga daisy" tawarnya dengan suara yang terdengar lebih hangat.

"Sudahlah, Jiyong-ssi. Jangan menghabiskan waktumu untuk orang sepertiku" kataku pelan lalu menjauh darinya. Jantungku bisa saja berhenti berdetak kalau terlalu lama berada didekatnya.

"Orang seperti apa?"

Jangan membuatku berbicara padamu, Jiyong-ssi.

"Aku lelah" jawabku tidak memperdulikannya lalu berjalan ke tempat tidurku.

"Baiklah. Selamat malam" ujarnya lalu pergi.

Bukan hanya parfumnya, bahkan suara langkahnya sangat adiktif ditelingaku.

Oh, Dara, sadarlah!

***

Mr. Kwon tampak serius dengan file-file yang ada dihadapannya. Melihat satu persatu hasil pekerjaan anaknya yang baru beberapa bulan ini menggantikan posisinya sebagai direktur utama perusahaannya itu.

"Abeoji?" gumam Jiyong pelan begitu masuk kedalam ruang kerjanya itu.

"Pukul 08.45 dan kau baru datang sekarang?"

"Aku ada urusan tadi" jawab Jiyong.

"Apapun alasannya, tidak ada pengecualian bagimu untuk datang ke kantor sesiang ini" ucap ayahnya serius.

"Maafkan aku" jawab Jiyong tanpa memberikan pembelaan untuk dirinya.

Mr. Kwon mengerutkan dahinya. Sepertinya sikap Jiyong membuatnya sedikit terkejut, "sejak kapan anak ini menjadi tenang seperti ini?" pikirnya.

"Sejauh ini kau melakukan hal baik untuk perusahaan. Aku hanya tidak suka mendengar kalau kau sama sekali tidak mempunyai disiplin waktu. Kau tau kalau aku tidak suka orang yang tidak disiplin, bukan?"

BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang