Jiyong's POV
Aku memeluknya saat ia tertidur, menatap wajah damainya ketika terbangun di pagi hari, membelai rambutnya. Ini terasa seperti mimpi, tidak, aku bahkan tidak pernah memimpikan hal seperti ini sebelumnya.
"Selamat pagi, Tuan Puteri" sapaku sambil membenarkan letak rambutnya.
"Selamat pagi" sahutnya sambil mengucek matanya pelan.
Ck! Dia sudah terbiasa dengan panggilan itu?
"Bagaimana tidurmu? Nyenyak?"
"Berkatmu" jawabnya masih betah dalam pelukanku.
Oh, aku tidak ingin pagi ini berakhir.
"Ji.." panggilnya.
"Hmm.."
"Aku tidak ingin pulang hari ini" katanya.
"Kenapa?"
Dia tampak berpikir sebelum akhirnya menjawab, "Tidak.. tidak apa-apa.. aku hanya tidak ingin saja"
Ada apa? Dia menyembunyikan sesuatu?
"Mau ikut aku ke kantor?" tawarku.
Aku tidak bisa terus-terusan membatalkan jadwalku setelah ini. Aku sudah sampai sejauh ini, aku harus bisa membuat perusahaan ini menjadi perusahaan nomor satu. Aku harus buktikan kalau aku mampu.
"Kau bekerja hari ini?"
"Hmm.. aku membatalkan jadwalku kemarin, jadi aku harus menyelesaikannya hari ini"
"Apa aku tidak akan mengganggumu?" tanyanya lagi.
"Jadi kau berencana menggangguku?" godaku.
"Tentu saja tidak!" sahutnya cepat.
"Kalau begitu sebaiknya kita bersiap-siap sekarang"
"Kau saja duluan"
"Kau saja"
"Kwon Jiyong....."
"Baiklah, Tuan Puteri"
***
"Maafkan aku, tapi aku lebih memilih untuk menjadi egois kali ini. Aku ingin berada didekatnya, aku ingin terus bersamanya. Aku tidak ingin sendirian hari ini. Aku merindukannya... aku.. aku ingin melihatnya... sungguh" lirih Dara dalam hati.
Jiyong memperhatikan Dara lekat-lekat. Setelah sarapan, dia menjadi lebih pendiam dari biasanya. Bahkan saat di dalam mobil disepanjang perjalanan dia hanya temenung dengan tatapan kosongnya.
"Apa yang kau pikirkan?" tanya Jiyong tidak bisa lagi menahan tasa ingin tahunya.
"Hm? Tidak ada" jawabnya berbohong.
"Apa yang harus aku lakukan saat dia bertingkah seperti ini? Apa aku harus menyesal karena telah mengembalikan 'the book of the answers' kepada pemiliknya? Atau haruskah aku meminjamnya lagi?" pikir Jiyong. "Harusnya aku simpan saja buku itu!" rutuknya dalam hati.
"Ji" panggil Dara.
"Ya?"
"Apa aku boleh ke taman kota selagi kau di kantor?"
"Tidak" jawab Jiyong cepat. Tidak setuju dengan permintaan Dara.
"Kenapa? Aku sudah lama tidak pergi ke sana" protes Dara sambil merengek.
"Kau tidak akan kemana-mana tanpaku" sahut Jiyong.
"Tapi aku ingin sendirian disana"
"Di sana banyak orang, Dara" kata Jiyong mencari alasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath
Fanfiction"Tidak apa-apa" "Semua akan baik-baik saja" "Iya. Semua pasti akan baik-baik saja" "Aku mencintaimu" "Maafkan aku..."