Dara's POV
Aku mati-matian menolak ajakan Jiyong untuk menemaninya datang ke acara pelantikannya sebagai presiden direktur.
"Kau hanya akan membuat malu dirimu sendiri, Ji" kataku malam itu.
Dipikirkan bagaimanapun, tidak mungkin aku memiliki keberanian sebesar itu untuk datang ke acara yang menjadi momen terpenting dalam hidupnya itu dengan kondisiku yang tunanetra ini?
Kalaupun kondisiku baik, aku juga belum tentu pantas untuk menghadiri acara seperti itu. Levelku tidak setinggi itu.
Lagipula, untuk apa dia mengajakku kesana? Bisa saja orang-orang akan salah paham tentangnya karena aku.
Apa dia tidak memikirkan pendapat orang lain tentangnya? Dia itu seorang calon pewaris dari Kwon Corps, biliyuner muda, dan sekarang menjadi bintang iklan, penyanyi berbakat, pencipta lagu, semua orang akan memperhatikan kehidupannya.
Maka dari itu, aku memilih bersembunyi di penjara mewah ini. Agar aku tidak menimbulkan masalah baginya.
Bisa bersama dengannya di rumah ini saja sudah cukup bagiku.
Bisa-bisa rumah ini jadi panti sosial dadakan karena orang-orang tau bahwa Jiyong menampung seorang tunanetra sepertiku.
Huh!
Sampai hari ini dia masih tidak mau berbicara padaku. Dasar!
Maafkan aku, Ji.
***
Jiyong's POV
Kau pikir aku akan menyerah hanya karena kau menolak permintaanku seperti itu?
Aku sudah putuskan untuk menerima jabatan itu dengan syarat tidak akan menyembunyikan keberadaanmu lagi pada siapapun, Dara.
Sebenarnya ini adalah pilihan yang sangat sulit. Aku tetap ingin menjadi musisi, tapi aku menyerah pada egoku dan lebih mengutamakan keberadaanmu yang makin hari, aku rasa semakin berbahaya dirumah ini jika aku tidak secepatnya mengambil tindakan.
Abeoji mungkin saja mengetahui keberadaannya, dan yang aku tau dia selalu tidak setuju dengan apapun yang aku lakukan. Apapun!
Setidaknya, inilah yang bisa aku lakukan sekarang, Dara.
"Apa yang kau harapkan dari seorang wanita buta, Jiyong?" tanya eomma yang baru saja masuk tanpa permisi ke ruanganku.
Aku hanya menatapnya datar. Jangan sekarang.
"Aku benar-benar bingung dengan pilihanmu. Apa tipemu serendah itu?"
"Apa menjadi orang buta itu sebuah kejahatan?" tanyaku datar.
"Tentu saja bukan"
"Lalu, apa salahnya?"
"Dia tidak hanya buta, dia juga sebatang kara, homeless, bukan dari keluarga terpandang..."
"Lalu kenapa?" suaraku mulai meninggi.
Aku tidak tau kalau ibuku ternyata adalah orang yang seperti ini.
"Kau masih bertanya? Kau itu satu-satunya penerus Kwon Corps, Jiyong!"
"Kalau begitu cari penerus yang lain saja!"
Eomma terdiam, air matanya mulai menggenang di pelupuk matanya.
Argh!! Apa yang sudah kau lakukan, Jiyong!!
"Maafkan aku, eomma"
"Sudahlah..." katanya lirih lalu berjalan mendekat kearahku.
"Kalau kau begitu mencintai wanita itu, kenapa kau tidak mau mengenalkannya pada eomma, eoh?!" seru eomma lalu menjewer telingaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath
Fanfiction"Tidak apa-apa" "Semua akan baik-baik saja" "Iya. Semua pasti akan baik-baik saja" "Aku mencintaimu" "Maafkan aku..."