Jiyong's POV
Rumah ini terasa kembali kosong setelah kepergiannya. Wanita keras kepala itu tetap bersikeras dengan keputusannya untuk pindah dan kembali bekerja di sebuah toko bunga tempat dia dulu pernah bekerja.
Hatiku juga terasa kosong sejak kepergiannya. Padahal aku sudah bersusah payah selama ini. Ternyata aku telah melakukan hal yang sia-sia.
Aku sepertinya terlalu percaya diri karena sempat berpikir kalau dia sepertinya juga menyukaiku. Aku menyukainya. Tidak. Aku tidak hanya menyukainya. Aku mencintainya. Hanya saja, aku baru menyadarinya setelah semuanya sudah terlambat.
Haha!
Bahkan setelah aku mengatakan bahwa aku mencintainya, dia tetap pada keputusannya untuk meninggalkanku.
Pengorbananku selama ini tidak ada harganya. Bahkan setelah aku menuruti semua yang ayahku inginkan, aku tetap tidak bisa mendapatkan apa yang aku inginkan. Kedudukan ini, tidak ada gunanya.
Aku kini seorang CEO muda terkenal di Korea Selatan dan juga pewaris satu-satunya dari salah satu perusahaan gurita terbesar di Asia. Dan kini aku malah berakhir seperti seorang sasaeng fan yang sedang mengikuti idolnya.
Seperti sudah menjadi rutinitasku, kini aku selalu mengunjungi tempat kerjanya setiap aku pulang kantor. Walau hanya untuk melihatnya dari kejauhan seperti ini.
Yah.. aku melakukan ini juga untuk kelanjutan kehidupanku. Melihat senyumannya saja sudah cukup untuk mengisi semangat hidupku untuk keesokan harinya.
Konyol!
Tolong abaikan aku! Aku tidak akan berhenti mencarinya. Dia adalah satu-satunya alasan untukku bertahan pada kehendak konyol ayahku.
Dan sekarang, setelah apa yang dilakukannya, dia masih berusaha menjodohkanku dan Chaerin.
Aku tidak akan diam kali ini.
***
Dara's POV
Aku yakin itu Jiyong. Dia setiap hari di tempat yang sama. Memarkirkan mobilnya diantara keramaian, membuka setengah jendela mobilnya sambil melirik kearah tempatku bekerja dari balik kaca mata hitamnya itu.
Dia benar-benar Jiyong. Aku sangat yakin. Terkadang aku juga bahkan melihat Soonho mondar-mandir disekitar tempat ini. Aku yakin kalau Jiyonglah yang menyuruhnya untuk memata-mataiku.
Kau tidak bisa membohongiku, Ji. Aku mengenalimu. Bahkan jika aku menutup mataku.
Aku benar-benar tidak tahan jika harus terus seperti ini. Bagaimana aku bisa menetapkan hatiku jika dia terus saja muncul dihadapanku.
Aku bisa saja menjadi sangat nekat. Bahkan hatiku saat ini meneriakkan namamu. Aku tidak bisa tidur dengan tenang sejak kau mengatakan bahwa kau mencintaiku.
Harusnya aku merasa bahagia saat itu. Tapi aku malah merasa sedih saat dia mengatakannya. Aku tau kalau dia bersungguh-sungguh. Aku juga mencintainya. Sangat. Tapi semua itu malah membebaniku.
Bisa saja aku menghambur kepelukannya saat ini.
Aku sangat merindukannya.
Ini salah, Ji. Kita tidak bisa seperti ini. Kita tidak mungkin bersama.
Pergilah, Ji...
Atau aku yang akan pergi?
***
Jiyong cukup terkenal diantara pebisnis saat ini. Banyak orang yang membicarakan kesempurnaannya. Mulai dari ketampanan wajah hingga profesionalitas kerjanya. Bahkan kini dia dijuluki 'Mr. Perfect' oleh orang-orang yang pernah bekerja sama dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath
Fanfiction"Tidak apa-apa" "Semua akan baik-baik saja" "Iya. Semua pasti akan baik-baik saja" "Aku mencintaimu" "Maafkan aku..."