Gelak tawa memenuhi seisi dapur, ketiga wanita yang sedang bersenda gurau melupakan waktu kerjanya sekejap, memukul-mukul meja karena mereka tidak bisa menghentikan tawanya, sedangkan satu wanita lainnya hanya memajukan mulutnya dengan kesal, walaupun sesekali menertawakan dirinya sendiri.
"Udah dong Bu! Na! Kalian mah jahat sama aku." kata Keke dengan cemberut.
"Hahaha ya lagi kamu kenapa nggak beruntung mulu sih Ke." ujar Diana dengan tertawa.
Mereka sedang menertawakan kelakuan Keke kemarin, seharusnya kemarin itu Diana yang mengantarkan kue ke gedung tinggi namun karena Keke mendengarnya, dia dengan semangat empat lima meminta kepada Bu Kikan untuk dia-lah yang mengantarkan kue itu, dia berpikir akan seperti Diana mendapatkan pelanggan yang tampan, namun naas yang membeli kue itu adalah bapak-bapak berkepala plontos, perut buncit dan berkumis tebal. Tak lupa dia juga menggoda Keke di saat Keke sudah sampai di gedung tinggi itu.
Diana sangat bersyukur bukan dia yang mengantarkan kue itu, kalau sampai dia yang mengantarnya, bisa-bisa kumis tebal si bapak-bapak itu hilang karena di cukur Diana.
"Udah udah, Na kamu gantiin Doni gih di depan, dia suruh anter kue." kata Bu Kikan.
Diana mengangguk dan keluar dari dapur, dia menyuruh Doni untuk ke dapur, sekarang dia-lah yang berdiri di belakang mesin uang ini, Diana masih terkekeh sendiri membayangkan si Bapak berkepala plontos itu. Bagaimana bentukannya ya?
"Hai."
Diana tersentak dan langsung mengerjapkan matanya melihat siapa yang menyapanya. Si penghilang blacky.
"Hai juga." balas Diana.
"Mau pesan apa?" tanya Diana. Keyro menggeleng dan menunjuk meja yang sudah berisikan roti dan kopi.
"Saya sudah pesan. Kamu sibuk?"
Diana mengangguk. "Sibuk nunggu orang beli dan bayar."
Keyro terkekeh. "Saya mau ngobrol sama kamu, tapi kamu lagi sibuk. Yaudah gapapa saya tunggu." ujar Keyro dengan tersenyum lalu duduk kembali ke tempatnya.
Diana terdiam. Apa-apaan dia? Tersenyum di depanku seperti itu? Dia pikir aku akan meleleh melihat senyumnya? Diana menggelengkan kepalanya dan melirik ke pria itu. Keyro sedang melihatnya dengan terkekeh. Sialan.
●●
"Aku nggak ngerti kenapa Ibu baik banget izinin aku buat temenin kamu ngobrol." Sama Gaga aja nggak boleh. Lanjutnya di dalam hati.
Keyro menghendikan bahunya. "Mungkin Ibu kamu seneng sama saya maka dari itu dia izinin kamu." jawab Keyro dengan tertawa kecil.
Diana memutar bola matanya. "Pede."
"Umur berapa?"
Diana menaikkan alisnya. "Nanya umur aku berapa?" tanyanya dan Keyro mengangguk.
"Masih empat belas tahun." jawabnya santai dan percaya diri.
Keyro terkekeh. "Ada ya umur empat belas tahun tapi mukanya udah keriput gitu."
Mata Diana terbelalak dan menegakkan tubuhnya. "Enak aja kamu! Aku tampol nih!"
Keyro tertawa kecil dan menaikkan alisnya kaget karena melihat wanita di depannya sudah mengepalkan tangannya seperti ingin meninju.
"Dua puluh."
Keyro mengangguk. "Saya dua puluh tiga."
![](https://img.wattpad.com/cover/119213288-288-k205377.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Diana
Storie d'amore[16+] Wanita periang yang tak kenal lelah dan menjadi tulang punggung keluarga di pertemukan dengan seorang pria yang bisa merubah hidupnya dengan sedikit masalah-masalah yang harus Ia hadapi. Bagaimana kisah selanjutnya? Yuk baca! Jangan lupa di vo...