Sudah hampir lima hari Diana di sibukkan dengan pesanan kue yang tidak sama sekali berhenti, selalu saja ada pesanan jika mereka ingin beristirahat sebentar. Dan itu membuat Diana tidak bisa mengistirahatkan tubuhnya selama lima hari tersebut.
Tantenya sudah berkata kalau dia boleh beristirahat sehari penuh yang tandanya itu Diana boleh libur, namun dia bersih kukuh untuk tetap masuk, Diana tidak tega melihat tantenya bekerja dengan pegawai yang berkurang satu.
"Na kamu pucet banget." ujar Doni yang sedang memasukkan cookies ke dalam bungkusan.
"Aku gapapa, cuma lupa makan tadi pagi. Udah Don kamu jangan ngomong gitu nanti Ibu denger, aku di suruh pulang." jawab Diana dengan mengikat apronnya kembali selesai menunaikan solat Dzuhur.
"Sekarang udah makan kan tapi?"
Diana mengangguk. "Udah, aku ke kasir ya itung pesanan dulu." jawabnya lalu berjalan ke depan. Melihat Keke sedang berada di belakang mesin uang dan pelanggan di depannya. Dia membiarkan Keke bekerja terlebih dahulu.
Diana berjalan dan mengambil lap bersih tak lupa semprotan pembersih kaca. Dia berjalan ke depan dan mengelap kaca, pelanggan di dalam hanya bisa di hitung beberapa orang namun orang yang memesan kue tidak bisa di hitung dalam hitungan jari.
"Aduh. Kayanya aku ketulah nih sama omongan Mama." guman Diana sendiri dengan memegangi kepalanya.
Tadi pagi sebelum berangkat Diana tidak memakan sarapannya, dia langsung menaikki bluerby dan berjalan ke toko. Dia selalu mementingkan pekerjaannya dari pada dirinya sendiri. Dan itu membuat Mama Sinta marah-marah karena Diana memiliki penyakit Maag.
"Tidur sebentar kali ya izin sama Ibu." gumam Diana lagi dan menyudahi aktifitasnya.
Suara klakson mobil berbunyi. Diana menoleh dan ternyata itu mobil yang dia sudah hapal sedari kemarin. Keyro.
Diana tersenyum ke arah mobil itu, Keyro keluar dari mobilnya dengan tersenyum, tak lama dia memicingkan matanya setelah melihat Diana lebih dekat.
"Kamu, sakit?"
Diana menggeleng. "Engga. Emang kenapa?"
"Pucet banget! Kamu belum makan ya? Pasti belum istirahat juga kan?" cecar Keyro.
Diana menghela napasnya. "Aku ke dalem ya, mau istirahat sebentar." ucap Diana berjalan masuk namun belum sampai pintu dia sudah tertidur lebih dulu, untungnya Keyro dengan cepat menangkap Diana dari belakang.
"Ana!" pekik Keyro. "Hey bangun!" lanjutnya.
Ibu Kikan melihat kejadian di luar langsung saja berlari melihat keponakannya yang pingsan. "Ya Allah Nana! Dia kenapa?"
"Pingsan Bu. Saya bawa ke rumah sakit ya?"
Ibu Kikan mengangguk. "Iya iya, saya Ikut."
Keyro mengangguk dan mengangkat Diana masuk ke dalam mobilnya. Di dalam perjalanan Keyro selalu melihat ke belakang lewat kaca spionnya, dia mengkhawatirkan wanita itu.
"Kebiasaan sih kamu di suruh makan susah." isak Bu Kikan.
"Diana belum makan Bu?" tanya Keyro.
"Tadi pagi dia nggak mau sarapan langsung berangkat ke toko, baru makan siang sebelum dia solat Dzuhur." jawab Bu Kikan.
"Dia punya penyakit Maag tapi dia rese banget nyepelein penyakitnya." jelas Bu kikan lagi.
Keyro hanya bisa terdiam mendengar penjelasan Bu Kikan. Awas ya kamu Na! Kalau udah bangun aku omelin habis-habisan bikin Ibu kamu nangis kaya gitu! Batin Keyro dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Diana
Romance[16+] Wanita periang yang tak kenal lelah dan menjadi tulang punggung keluarga di pertemukan dengan seorang pria yang bisa merubah hidupnya dengan sedikit masalah-masalah yang harus Ia hadapi. Bagaimana kisah selanjutnya? Yuk baca! Jangan lupa di vo...