Kue cantik yang sudah di hias sedemikian rupa telah terpampang rapi dan indah di atas meja dapur, senyum para gadis yang membuat dan menghias tak luntur jika mereka melihat hasil kerja mereka itu.
"Lucu ya, pengen deh buru-buru nikah." ujar Keke dengan berandai-andai.
"Lakinya aja dulu mana." gumam Diana.
Keke memutar bola matanya. "Rusuh kamu bikin hayalan aku buyar aja." ujarnya lalu menutup kotak kue itu.
Diana tertawa kecil, memakai apron kembali dan berjalan keluar berdiri di mesin uang lagi. "Rame nggak Don?" tanya Diana ke Doni yang sedang mengelap etalase.
Lelaki itu mengangguk. "Lumayan."
"Na! Aku mau di kasir ih, kamu di dapur aja." ujar Keke yang baru saja datang.
Diana menghela napasnya dan mengangguk. "Yaudah, aku ke dal---"
"Aku aja yang di dalem Na, kamu sama Keke di sini." ujar Doni.
Kedua gadis itu mengangguk dan melanjutkan pekerjaannya kembali, Diana merapikan letak kue-kue kecil yang sedikit berantakan sedangkan Keke hanya tersenyum di balik mesin uang menunggu seseorang yang di tunggu datang.
Keke tidak tahu kalau nanti bukan orang yang di kaguminya lah yang datang, sedangkan Diana sedang menunggu lelaki itu datang dengan membawa blacky kesayangannya.
Lonceng pintu berbunyi, kedua gadis itu langsung menoleh ke asal suara, Diana dengan senyum senangnya, dan Keke dengan wajah paniknya.
"Na! Kamu yang di sini cepetan!" ujar Keke langsung menarik Diana berdiri di mesin kasir.
Keyro berjalan ke arah Diana dengan wajah datarnya, para pengunjung yang datang sedang mengagumi ciptaan Tuhan yang berada di depan matanya.
"Hai." sapa Keyro.
Diana mengangguk. "Blacky mana?" tanyanya langsung.
"Saya mau ambil kue Papa gantengku."
"Aku mau ambil sepeda aku."
Keyro mengangguk. "Tapi sekarang saya harus kasih kue itu ke orang tua saya terlebih dulu karena acaranya sedikit lagi akan di mulai."
"Tapi sepeda aku Om?"
"Saya pasti balik lagi membawa sepedamu." Sepeda kamu yang baru dan nggak butut lagi.
Diana menghela napasnya dan mengangguk. Mengambil pesanannya yang di dapur lalu memberikan ke Keyro. "Terimakasih sudah memesan di toko kami, semoga selanjutnya menjadi pelanggan setia kami." ujar Diana.
Keyro mengangguk lalu mengambil kantung plastik besar itu dan berjalan keluar tanpa berbicara lagi.
"Oh God Nana! Kamu kenal dia?" tanya Keke langsung.
Diana menggeleng. "Aku di tolongin sama dia tadi pagi yang aku ceritain, jadi sepeda aku sekarang ada sama dia." jawabnya.
"Jangan bilang kalau itu anaknya Matthew Belvanno Na?"
"Sayangnya iya. Dia anaknya."
Keke menutup mulutnya. "Masyaallah Na! Bapak sama anak ganteng banget!"
"Andai aku anaknya dia ya Na, pasti aku nggak kenal kamu dan Ibu nih."
Diana memutar bola matanya. "Mimpi mulu kamu! Udah sana ke dapur, kerja!"
"Ck, rese!" gumam Keke lalu masuk ke dapur.
Aduh blacky, gimana kabar kamu sayang? Aku kepikiran kamu terus nih. Bannya udah di benerin belum ya? Tunggu aku ya! Diana terdiam melihat ke arah pintu, menunggu orang itu datang lagi dan membawa sepeda hitamnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Diana
Romansa[16+] Wanita periang yang tak kenal lelah dan menjadi tulang punggung keluarga di pertemukan dengan seorang pria yang bisa merubah hidupnya dengan sedikit masalah-masalah yang harus Ia hadapi. Bagaimana kisah selanjutnya? Yuk baca! Jangan lupa di vo...