Rasa yang muncul

5.4K 604 13
                                    

Hari ini kepulangan Diana dari rumah sakit, sudah tiga hari dua malam dia berada di rumah sakit ini dengan di temani pria yang menemaninya setiap hari. Keyro-lah orang itu.

Keyro menemani Diana semenjak insiden kemarin, dia tidak masuk ke kantor hanya untuk menemani Diana, padahal Diana sendiripun sudah menyuruhnya untuk bekerja, sampai Bu Kikan dan Mama Sinta bingung atas kelakuan Keyro.

Pacar bukan, suami bukan. Temen juga baru deket. Kok sampai segininya sih? Jangan bikin aku baper deh! Batin Diana di dalam hati.

"Hari ini Mama sama Ibu nggak dateng, kita langsung balik aja." jelas Keyro.

"Mama nggak mau jemput aku?" tanya Diana.

Keyro menggeleng. "Tadi Mama telpon saya, dia nunggu di rumah soalnya bayar Gojek dari rumah ke sini mahal."

Diana memutar kedua bola matanya. "Pelit banget tuh ema-ema satu. Yaudah kita balik yuk!"

"Aku ambil obat-obat kamu dulu ya."

Diana tersenyum dan mengangguk. Melihat Keyro sudah keluar dari ruangannya, dia langsung terkekeh sendiri saat mendengar Keyro merubah sebutan dirinya sendiri menjadi 'Aku'

"Kamu bukan pacar aku tapi kok perhatian banget." gumamnya. Tak lama ponselnya berbunyi. Gaga's calling....

Diana mengerutkan keningnya. Ngapain nih anak? Lalu menekan tombol hijau.

"Assalamualaikum." sapa Diana.

"Waalaikumsalam Na. Kamu apa kabar?"

Diana memutar bola matanya. Katanya mau ulang dari awal tapi aku sakit aja nggak tahu. "Baik kok Ga. Kamu sendiri?"

"Aku baik. Oiya aku tadi ke toko tapi Ibu Kikan bilang kamu nggak kerja. Kok tumben?"

"Iya aku lagi libur mau jalan-jalan sama Mama." ujarnya berbohong.

"Oh gitu. Mau aku temenin nggak?" tanya Erlangga dengan tertawa.

Ogah. Makasih. "Hahaha nggak usah Ga. Aku mau Qtime sama Mama."

"Yaudah deh, nanti kalau nggak sibuk kita jalan bareng ya."

"Oke deh. Bye Ga." Diana langsung mematikan sambungannya bersamaan dengan Keyro yang masuk dan tersenyum melihat Diana.

"Udah nih. Yuk!" ajak Keyro.

Keyro membantu Diana untuk duduk di kursi roda, awalnya Diana mau jalan sendiri dengan kakinya namun Keyro menolak mentah-mentah dan menyuruh Diana untuk duduk di kursi roda, dengan pasrah Diana sedang dalam dorongan Keyro menuju ke mobil.

"Jangan diem aja dong." ujar Keyro dengan terkekeh di belakang Diana.

"Bawel kamu Om."

"Iya iya maaf Nenek Ana." jawab Keyro. Diana hanya mendengus mendengar ucapan Keyro. Dan membiarkan Keyro membawanya di parkiran.

"Papa ganteng nanyain kamu kemarin." ucap Keyro dengan memakai seat-belt.

"Papa ganteng nanyain aku? Kok bisa?" tanya Diana yang sudah duduk di kursi penumpang.

Keyro mengangguk. "Iya, kan aku izin nggak masuk dan harus bilang ke dia. Dia nanya apa alasannya yaudah aku kasih tahu." jawabnya dengan membantu Diana memakaikan seat-beltnya.

Diana sempat menahan napasnya saat Keyro berada di hadapannya bahkan sangat dekat. Dekat sekali. Aku maju dikit, aku bisa cium dia nih. Batin Diana.

"Nanyain gimana?" tanya Diana seraya menormalkan detak jantungnya.

"Iya kenapa kamu bisa sakit, dan sekarang gimana keadaan kamu."

Karena DianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang