Kesalahan?

5.8K 584 15
                                    

"Yaallah Na! Astaghfirullah! Ini motor siapa bagus banget?"

Diana menghela napasnya. "Ini motor Nana Ma."

"Kamu curi dari mana? Uang dari mana kamu sampe bisa beli ini?"

"Udah Nana capek mau mandi." ujar Diana lalu masuk ke dalam rumahnya.

Di dalam hati Diana senang dan sedih bercampur menjadi satu, sepedanya hilang namun dia mendapatkan yang lebih.

"Blacky, kamu di mana." gumam Diana lalu merebahkan tubuhnya di sofa.

"Katanya mau mandi anak bandel!"

Diana terkekeh. "Sebentar Ma, istirahat dulu."

"Mama mau tanya sekali lagi. Dari mana motor cantik itu? Terus mana si blacky?"

Diana melihat kucingnya berjalan di dapur. "Danu! Sini!" Kucing itu melihat majikannya dan menghampirinya.

"Heh orang tua tanya jawab!"

"Di kasih sama orang yang ilangin blacky."

"Blacky ilang?!" pekik Mama Santi.

Diana mengangguk lemah dengan mengelus kucing tampannya ini dengan sayang, ya mau di apakan lagi kalau sudah hilang? Diana harus meraung-raung kepada pria itu agar blacky di temukan? Bukan Keyro yang salah.

"Yang penting udah di gantiin sama bluerby."

"Bluerby? Siapa bluerby?" tanya Mama Sinta.

"Itu vespa biru cantik. Nana mau mandi dulu yaa." ujarnya lalu berjalan ke arah kamarnya untuk mengambil handuk.

Di lain sisi, hotel berbintang milik pria itu sendiri sedang ramai dengan keluarga dan saudaranya, merayakan pernikahan orangtua yang Ia sayangi.

Keyro merapikan jasnya dan berjalan ke dalam ballroom yang sudah sangat ramai orang-orang sedang bersenang-senang.

"Kakak Ero!" pekik wanita yang berlari lalu memeluknya.

"Kak Charlie! Malu tahu." gumamnya namun tetap membalas pelukannya.

Wanita yang di panggil Charlie itu adalah sepupunya sendiri yang tinggal di luar negri dengan keluarga kecilnya.

"Gue kangen banget sama lo gila! Kok makin ganteng sih?"

Keyro terkekeh. "Iyalah udah dari lahir juga Ero ganteng. Mana Bang Rano sama Kak Ani?"

Charlie memutar bola matanya. "Ada, lagi sama Mommy, Kakak ke sana dulu ya." Keyro mengangguk dan tersenyum, membiarkan sepupunya itu menghampiri anak-anaknya.

Pundak Keyro di tepuk dari belakang, dia menoleh dan ternyata adiknya sendiri. "Apa?"

"Di panggil Papa." ujarnya lalu berjalan kembali, Keyro terkekeh karena adiknya itu masih marah kepadanya karena kejadian tadi pagi. Padahal kakaknya itu sudah meminta maaf padanya.

Keyro berjalan ke arah kamar di mana Papa dan Mamanya berada di dalam, dia melihat ada tantenya juga di dalam.

"Papa manggil aku?" ucap Keyro. Semua orang yang berada di dalam kamar menoleh ke asal suara.

"Aunty apa kabar?" ujar Keyro lagi lalu mencium tangan tantenya.

"Baik sayang, udah ketemu Abang sama Kakak kamu belum di bawah?"

Keyro mengangguk. "Udah sama Kak Charlie, Kak Ani sama Bang Rano belum." jawabnya.

"Kamu ke sini sama siapa Kak?" tanya Papa Matthew.

"Sendiri Pa."

"Pacar kamu mana?"

Keyro menghela napasnya lalu menggeleng. "Nggak nemu, udah ah Papa kalo cuma nanyain aku tentang itu doang mending aku ke bawah lagi."

"Kak. Nggak sopan ah." ujar Mama Keyla yang adalah Ibu dari Keyro dan Keyra.

"Papa mau ngomong apa lagi?" tanya Keyro.

Papa Matt menggeleng. "Udah itu aja nanya yang tadi."

Keyro meninju-nunju angin yang tidak terlihat. "Tinju nih lama-lama." ucapnya lalu berjalan keluar. Papa Matt terbahak melihat tingkah laku anaknya itu.

Keyro adalah pria yang tidak perduli dengan orang-orang yang dia tidak kenal, dia adalah pria yang ditakuti para bawahannya jika sedang dalam mood yang tidak baik, namun Keyro bisa berubah menjadi pria termanis jika sudah berhubungan dengan keluarganya dan orang-orang yang dia cintai.

Di samping itu Keyro adalah pria yang bertanggung jawab, dia akan melakukan hal apapun jika dia merasa itulah tanggung jawabnya, dari sifat dingin dan acuh itu terselip hati yang hangat di dirinya.

Kisah percintaan Keyro tidak semanis yang kalian pikir, bukan wanita yang meninggalkannya tak lain dialah yang meninggalkan wanita itu, Keyro juga pria yang cepat bosan, tapi jangan salah paham dulu Keyro sangat mengerti dan menghormati wanita, dia nakal hanya sebatas minum minuman beralkohol tidak selebihnya.

Dan sampai saat ini belum ada wanita yang membuat Keyro mengerti akan kesetiaan.

"Bung Ero! Dari mana aja bung!" ujar lelaki yang sedang merangkul tubuh Keyro.

"Lo yang ke mana aja, nggak usah pake nanya gue segala."

Lelaki itu terkekeh. "Gue kerja coy bantuin bokap, ya beda sama lo yang udah punya perusahaan sendiri."

Keyro terkekeh. "Bisa aja lo ah, gimana cewe lo Ga?"

Lelaki itu menghela napasnya. "Belum ada lampu hijau, semangatin gue dong!"

Keyro tertawa dan memukul pelan bahu lelaki itu. "Semangat Erlangga! Lo pasti bisa!"  ujarnya dengan mengangkat satu tangannya dan tertawa.

Press! ☆☆☆

Karena DianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang