13. Kabur

36 17 14
                                    

"Terus lo apain dia? lo gak kejar mereka?" tanya Shelin sembari berkacak pinggang.

Elang mengeleng, matanya masih tak beralih dari video game di laptop Shelin.

"Bego si lo Lang. Abisnya lo kasarin dia."

"Ya kan gue khilaf Shel."

"Lo udah minta maaf?"

"Mau minta maaf tapi belum ketemu."

"Ya janjian dong goblok." Shelin menjundul kepala laki-laki diatas sofa apartemennya itu.

"Ntar gak dibales."

"Terus kalo sama Arkan, gimana?"

Elang mengidikkan bahu tak tahu.

"Tuh kan, egoisnya muncul."

Elang segera menutup laptop, dan bergegas memasang sepatu miliknya.

"Mau kemana lo?" Shelin menatap bingung laki-laki yang beranjak menuju pintu itu.

"Kabur dari siraman rohani lo."

"Tai lo."

Selanjutnya hanya suara pintu yang berdebam karna ditutup oleh Elang.

Laki-laki itu langsung menuju mobilnya yang terparkir. Dengan segera ia menyalakan mesinnya lalu menuju ketempat yang ia tuju.

Setelah sekitar empat puluh menit berkendara kini kendaraan roda empat itu telah berhenti, tepat didepan rumah bernuasa putih.

Elang menekan-nekan bel yang terpampang di sebelah pagar sebanyak dua kali. Perasaannya kini campur aduk, ia sedikit bingung dengan kata apa yang pas untuk diucapkan pada perempuan itu setelah kejadian dua hari lalu.

"Siapa ya?" seorang wanita berusia 40-an terlihat membuka pagar.

"Saya mau ketemu Anne tante." jawab Elang sopan.

"Anne? Ada didalem, masuk yuk."

"Iya makasih tante."

"Oh iya kamu mau minum apa Elang?" Tesa berbalik menatap Elang.

"Apa aja tante." Elang membalas sembari tersenyum sopan.

Lalu Elang mengikuti ajakan Tesa itu, masuk kedalam rumah Anne dan duduk diruang tamu, sementara Tesa sendiri sedang memanggil Anne.

"Ne dicariin temen kamu nih." teriak Tesa dari tangga.

"Iya mah. Siapa?"

Saat Tesa keatas Anne sudah berada diambang pintu kamarnya sendiri.

"Gak tau mama. Cowok pokoknya, cie." Tesa menyentil hidung Anne, mengoda putrinya itu.

"Apaan sih mah."

Dengan cepat karna penasaran Anne pergi keruang tamu, menemui siapa tamunya kala itu.

"Elang?" kata Anne sembari sedikit terkejut.

"Hai." sapa Elang sembari bangkit dari duduknya menyambut perempuan itu.

Anne segera mendekat pada laki-laki itu.

"Gue kesini buat minta maaf." kata Elang yang tampak menyesal dengan kejadian dua hari lalu di McD itu.

Anne hanya tersenyum menanggapinya. Perempuan itu masih tidak ikhlas dengan perlakuan Elang meski hatinya sudah memaafkan.

"Gue udah kasar sama lo Ne. Waktu itu gue kebawa emosi, jadi sorry banget."

Anne melihat ketulusan dari wajah Elang, laki-laki itu tampak menyesali perbuatannya.

hallo Anne!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang