17. Bolos Lagi

29 11 6
                                    

Anne segera melempar tubuhnya keatas ranjang. Perempuan yang masih mengenakan seragam sekolahnya itu menghadap atap kamar, lalu selanjutnya menutup matanya setelah mendesah panjang.

Baru saja ia mendapat fakta lain setelah kejadian beberapa hari kemarin, bahwa memang berita kehamilan siswi SMP di sekolah lama Arkan dan Elang sempat menjadi gosip nomor satu dimasanya. Anne sendiri sengaja bertanya pada Nirina yang memang pernah satu sekolah dengan dua orang laki-laki itu. Nirina telah membeberkan segala kesangkut pautan Arkan dan Elang dengan masalah Risa itu, bahkan Arkan sempat diinterogasi kekepolisian. Namun beruntungnya hasil DNA tak menunjukkan adanya campur tangan Arkan dengan meninggalnya adik kandung Kevin itu.

Pikiran Anne mengenai kejadian kala bertemu Kevin tak serta merta menghilang begitu saja. Anne kembali tak menyangka bahwa laki-laki yang tertutup dan terkenal pintar dalam urusan fisika itu memiliki masa lalu yang buruk. Terlebih tatkala ia telah tahu-menahu mengenai Arkan yang masuk panti rehabilitasi.

"Ne?" tanya Tesa yang baru saja berdiri diambang pintu yang ia buka.

Anne hanya membalas perkataan perempuan itu dengan "Hmm"

"Eh tau gak, ternyata dulu Arkan pernah masuk panti rehabilitasi. Dia pake narkoba hampir setahun Ne." perkataan Tesa membuat Anne segera bangkit, ia kaget dengan hal yang baru saja ibunya ketahui itu. Anne hanya merasa kasihan jika aib keluarga tetangganya itu terendus oleh setiap warga komplek.

"Bunda tau dari mana?"

"Tante Vina." dan sahutan terakhir Tesa mebuat Anne bernafas lega. Ia mengira bahwa hal itu didapat bundanya dari gosip para tetangga.

Tesa segera mendekat pada Anne, wanita itu turut duduk dikasur sebelah putri tunggalnya berada. "Tapi jangan bilang siapa-siapa lo Ne."

Anne menggeleng.

"Tante Vina tadi cerita banyak soal Arkan. Sampek nangis lo dia. Kasihan."

"Kok tante Vina bisa cerita gitu ke mama."

"Mama kan nanya soal Arkan yang di skors. Kan mama tahu dari ibunya Rio kemaren. Terus udah deh tante Vina jadi buka-bukaan soal kelakuan Arkan."

Tesa menatap getir ke udara, bunda Anne itu merasa kasihan dengan tetangga dekatnya yang sudah ia anggap sebagai saudara itu. Setahu Tesa empat anak laki-laki Vina berperilaku baik, hanya Arkan saja yang memang suka membuat mamanya itu menangis dan mengelengkan kepala karna tindakannya.

---

Elang keluar dari kamar mandi sembari mengosok rambut basahnya dengan handuk.

Terlihat empat sahabatnya sudah mangkring didalam kamar milik Elang, seperti menganggap tempat itu milik mereka sendiri. Ada Jaya yang duduk sembari merokok dijendela, lalu Bryn yang berdiri sembari bermain game dihandphone, dan diatas kasur, sudah ada Bara yang memeluk guling dan Arkan yang terlentang menjadikan lengannya sebagai bantal.

Empat laki-laki yang sudah mengunakan seragam sekolah itu memang menginap dirumah Elang, sejak merasa tidak bebas perpesta dirumah Arkan sehari lalu, tentunya karna ayah Arkan yang sedang cuti kerja. Oleh karna itu keempatnya sejak kemarin melakukan aktivitas apapun dirumah Elang yang memang sepi.

"Caca udah tinggal kerumahnya tante Risma lagi?" tanya Arkan yang sedang berbaring di kasur sahabatnya itu.

Elang mengangguk sebagai jawaban.

hallo Anne!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang