2. Ketemu Perusuh

61 39 36
                                    

"Udah gue bilang, jangan gegabah bote. Lo tuh emang Mrs. Ceroboh tau gak. Masa nyabrang gak liat kanan kiri. Emang itu jalan milik nenek lo?" cerosos Rio sembari menyetir, lagi- lagi ia mengomeli Anne.

Alih-alih berdebat dengannya, kini perempuan itu mengabaikan Rio, matanya dialihkan untuk menatap jalanan, tapi pikirannya kembali kosong. Entah apa yang sibuk ia pikirkan.

"Lo dengerin omongan gue gak sih?" kata Rio lagi.

"Te, lo tuh kebiasaan yah."

"Woi bote." Rio mencubit hidung perempuan disebelahnya itu, mengapit dengan jari tangannya yang membuat Anne kini tersadar.

"Ampun deh yo, lo kok kayak ibu-ibu gitu sih, berisik."

Rio dan Anne bersahabat, sejak Anne pertama pindah dirumahnya yang sekarang. Anne, Almarhum Artan, lalu Rio.

Sejak kecil Rio selalu mengikuti kemanapun gadis itu pergi, dia juga selalu memilih sekolah yang sama dengannya hingga mereka hampir tak terpisahkan. Lalu saat mereka SMA, tiba-tiba Rio yang notabenya ber-IQ tinggi diterima disebuah sekolah elit berstatus Negeri, dan disinilah perpisahan dimulai.

Mengapa Anne menyebutnya Almarhum Artan? Karna ia telah kehilangan dia saat mereka masih duduk di bangku SD. Seseorang menculik mereka bertiga, membawanya ke perbukitan trawas, lalu mereka dibuang kesungai.

Anne mendesah pelan, rasa sakit itu kembali tatkala mengingat cerita masa itu lagi. Anne benci mengingat bahwa laki-laki itu telah tiada, karna rasa penasaran bagaimana dia saat ini jika saja ia masih hidup. Namun sepertinya terlihat tak jauh beda dari saudara kembarnya, hanya sikap mereka mungkin yang tak sama.

Anne mengingat pertemuanya dengan Artan. Dia orang pertama yang bertemu dengan Anne ketika keluarganya sedang sibuk berbenah dirumah baru komplek tersebut.

Saat itu Anne masih berusia kurang dari 3 tahun, ia menggendobg boneka teddy bear kemanapun ia lari. Gadis cilik itu terlalu antusias bermain dengan bonekanya, hingga dengan tak sengaja ia melempar boneka itu keatas pick up yang membawa barang-barang keluarganya. Dengan tangan yang tak cukup panjang Anne kecil mencoba meraih benda diatas mobil itu, namun naas ketika ia meloncat untuk mengambilnya ia tiba-tiba terjatuh, dan membuat dengkulnya tergores paving.

Anne kecil sontak menangis, menangis sejadi-jadinya sembari memanggil nama bunda, namun sang bunda tak kunjung datang juga. Hingga saat itulah Artan datang, membawa bola orange ditanggannya, lalu menunduk dan meniup luka didengkul Anne.

"jangan nangis."

Dan tiba-tiba saja laki-laki kecil itu mengecup pipi Anne, yang mana sukses membuat Anne berhenti menangis.

Anne kembali tersenyum mengingat saat-saat itu.

*Shenina invited you to the group*

*Dianne C joined the group*

Nirina Kalila : Eh sumpah ya gue juga sering banget ngeliat dia tawuran sejak smp

Aira S : lo satu smp sama bedebah itu

Nirina Kalila : iya banget.

Nirina Kalila : udah perusuh sejak smp dia tuh

Nirina Kalila : dia sama gengnya gak pernah ya seminggu aja gak masuk ruang bk pas smp dulu

Aira S : heran gue tuh anak badung banget sumpah

Dianne C : ngomongin siapa sih?

hallo Anne!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang