⏩⏩⏩
Dian tampak cemas sambil mondar mandir kesana kemari. Sesekali ia melongokkan kepalanya, melihat ke balik pintu kaca ruang ICU. Tapi nyatanya tak ada yang terlihat. Dian semakin resah dan kalut.
Rizal mengalami serangan jantung setelah medengar kabar tentang kehamilan Prilly. Apalagi Prilly tengah mengandung anak Ali, anak tirinya dari istri keduanya.
"Mama tenang ya. Semoga Papa gak kenapa-napa!" Bujuk Ali. Dian hanya mendesah pelan lalu duduk di kursi panjang itu.
"Mama gak habis pikir...sebenarnya apa yang Prilly inginkan?"
Ali diam dan duduk di sebelah Dian. Setelah melarikan Rizal ke rumah sakit, Ali memilih menemani Dian. Sementara Prilly langsung pergi dengan Arkan. Prilly sendiri sampai saat ini tidak tau kondisi Rizal.
Ali sendiri bingung kenapa Prilly bisa melakukan hal gila itu. Mungkin saja Prilly masih menyimpan dendam untuk Rizal.
"Prilly mana?"
Ali terhenyak saat mendengar pertanyaan itu. Ia lalu menoleh ke arah Dian dan menggeleng pelan.
"Mungkin lagi sama Arkan!"
"Apa beneran Prilly hamil? Jadi hubungan kalian sudah lama?"
Ali kembali diam. Ia bingung harus menjawab apa. Di sisi lain ia bahagia karena akhirnya Prilly mengakui semuanya di depan keluarganya. Tapi di sisi lain ia juga khawatir akan kesehatan Rizal.
Apa Prilly benar-benar hamil? Hanya itu yang ada dalam benaknya.
Harusnya tidak mungkin Prilly hamil karena mereka melakukannya hanya sekali dan itupun baru kemarin.
Ali kembali sibuk dengan pikirannya sendiri.
Sementara itu di tempat lain, Prilly tersenyum sinis mengingat perkataannya tadi pagi. Pasti saat ini Rizal syok berat dan depresi. Ia hanya ingin melihat Rizal menderita sama seperti apa yang ia rasakan dulu.
"Maaf ya Ar aku ngelibatin kamu dalam hal ini!" Ucap Prilly setelah lama hening di antara mereka berdua.
Arkan mengangguk pelan lalu menoleh ke arah Prilly. "Kasihan Om Rizal Prill. Kamu gak seharusnya kayak gitu!"
"Apa dulu dia juga kasihan sama aku? Bahkan aku dulu lebih menderita daripada dia. Aku kerja siang malam untuk mencukupi kebutuhan hidup aku dan Mama!"
"Aku ngerti rasa sakit kamu. Tapi gak seharusnya kamu ngelakuin semua ini. Itu bukan kapasitas kamu untuk memberinya pelajaran!"
Prilly terdiam sambil menundukkan kepalanya. "Memang. Gak ada yang ngerti sama posisi aku. Bahkan kamu aja masih ngebelain dia!" Ucapnya lirih. Arkan jadi serba salah kali ini.
"Prill maksud aku itu baik. Apa dengan cara seperti ini rasa sakit kamu hilang? Dengan menyakiti orang lain?"
Prilly merenungi ucapan Arkan. Ia memang benar-benar sakit hati kepada sosok bernama Rizal. Tapi jauh dalam lubuk hatinya ada rasa khawatir melanda dirinya.
"Kok diam? Apa omonganku ada benernya?"
Prilly masih diam. Ia lalu menolehkan kepalanya menatap Arkan.
"Trus aku harus gimana?"
Arkan langsung tersenyum lembut dan menepuk pundak Prilly pelan.
"Ikhlas Prill. Manusia itu gak ada yang sempurna. Kamu juga belum mendengar penjelasan Om Rizal kenapa beliau melakukan itu semua!"
Prilly mengalihkan pandangannya menatap lurus ke depan.
"Oh iya. Ada dua hal yang pengen aku tanyain sama kamu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU, PRILLY ( COMPLETED )
Hayran KurguCerita ini saya private acak. Adegan dewasa dan part 20-ending! Perpisahan kedua orang tuanya membuat seorang Prilly Almira harus kerja banting tulang untuk memenuhi kebutuhannya dan juga untuk mengobati Mamanya yang sering sakit-sakitan. Dendam be...