Aku langsung membuang muka dan menutup pintu dihadapannya, aku muak dengan semua tingkah lakunya yang sering kali mengelabui perasaan banyak perempuan diluar sana.
Kalimatnya itu bisa saja membuat banyak perempuan diluar sana meleleh, tapi tidak, tidak bagiku. Bagiku semua kata dan kalimat yang keluar dari mulut Rindam itu tidak berarti apa-apa, hanya sebatas angin lalu, atau sampah yang harus dibuang jauh-jauh.
Lalu aku melihat sekaligus mendengar Rindam mengetuk jendela kelasku yang berdekatan dengan pintu yang baru saja aku tutup, dia bilang,
"Sengganya kalau gabisa cinta, "suka" itu bisa muncul kapan aja kan, Lan? Kalau kamu bisa suka sama aku, pulang sekolah kita ketemu di kantin." dan itulah kalimat yang muncul dari mulutnya. Ahhh sudahlah, peduli apa aku dengan sifat dan tingkah lakunya, walaupun emang mengganggu, setidaknya dia tahu kalau aku memang tidak mau ataupun bisa menyukainya, jadi sudah pasti dia akan menyerah. Cepat, atau lambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diane Lana
Teen FictionMenulis ini, adalah ucapan rasa. Karena aku, terlalu rindu untuk ditanya. -Rizqina Ninda, 19 Agustus 2017. [ 10.01 ]