Salah

377 24 0
                                    

Kembali ke part 1.

Itulah Rindam, orang yang membuat reputasiku di sekolah hancur dengan membuat rumor aku yang menolak kakak kelas bernama Dira. Tapi, Rindam yang sekarang berbeda. Rindam yang memohon maaf kepadaku, dan bisa membuatku tersenyum sendiri.

*****

Selama hampir 2 tahun, aku bisa dibilang tidak mempunyai banyak teman di sekolah, lebih tepatnya teman perempuan. Aku lebih suka bermain dengan anak laki-laki, karena menurutku perempuan itu rumit, iya ribet. Kalau aku sedang berkumpul dengan anak perempuan, gak akan jauh yang diomongin cuma laki-laki atau ngomongin barang-barang yang pengen mereka beli, galau ini itu, dan kalau gaul bareng mereka pasti mainannya ke mall, udah pasti uang cepet habis. Kalau aku? lebih seneng main sama cowok, nongkrong juga gak perlu uang banyak, 50 ribu bisa buat 2 hari. Tapi dengan main bareng anak cowok itu gak gampang, karena aku harus tahan dengan omongan dan gossip aneh di luar sana tentangku.

Di tongkrongan, aku mempunyai satu orang teman yang sangat baik. Walaupun kita sering bertengkar, adu mulut, tapi dia baiiiiiikkkkkkkk sekali. Dia suka menjemputku ke tongkrongan, atau mengantarku pulang. Namanya Ariq, Falariq Eddenathaniel. Boleh juga dipanggil Edden, tapi aku lebih suka Ariq. Dia beda sekolah denganku, sekolahnya di Serpong, sementara aku di Kemang, matanya sipit, makanya suka disebut Si Cina, tapi dia baik kok.

*****

"Kenapasih, Lan? Gak bisa aja sengganya kamu gak benci sama aku?", "Apa yang salah?"
— [Part PD banget!]

"Salah gak ada di sini Rindam, benci juga gak jadi dateng." itulah jawabanku, tapi di dalam hati, dan Rindam gak tahu.

Yang sebenarnya keluar dari mulutku saat itu adalah "Mikir." dan Rindam hanya menatapku,tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Maaf Rindam, maaf, aku belum bisa jujur saat itu.

*****

Setelah kejadian itu aku langsung pulang ke rumah, aku merenung di dalam kamar, memikirkan semua kata-kata Rindam hari itu. Sungguh aneh, aku harap semua itu hanya mimpi, mimpi buruk. Aku berusaha tidur tapi tak bisa, aku membuka tutup HP ku dengan tidak jelas, dan tidak ada apapun yang terjadi. Sekarang sudah mau jam 1 malam, aku sudah mengantuk tapi masih saja belum bisa tertidur.
*drrrt drrttt* suara HP ku bergetar.

Aku langsung bangun dari kasurku dan meraih HP ku yang sedang di cas di atas rak meja belajar sambil bergumam "Tumben jam segini ada notif." dan sedikit lagi ketika aku akan mengambil HP ku, tiba-tiba ibuku membuka pintu kamar dan akupun kaget dan langsung lari ke kasur, tapi percuma.

"Kenapa belum tidur?"

"Ini mau, susah."

"Siniin hp-nya."

"Itu di cas."

Yah, ibuku mengambil hpku sekaligus cas-annya. Aku belum sempat melihat notifikasi tadi, tidurku jadi dihantui rasa penasaran.

Diane LanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang