Pertanyaan demi pertanyaan datang kepadaku soal Dira Dira itu, dari mulai kenal Dira darimana, kenapa nolak kak Dira, sampai KOK BISA DITEMBAK KAK DIRA?. Tolong, aku gak pernah kenal, ditembak, apalagi nolak orang itu. Itu hanya pertanyaan yang keluar dari mulut manusia yang bernama Rindam Zhar Ishaq yang sering kali mengerjai dan iseng denganku. Sudah, itu saja.
Tapi sangat disayangkan, aku tidak pernah mengutarakan semua itu kepada siapapun, termasuk Auryn sekalipun. Jadi anggap saja, orang-orang sudah mengetahui bahwa seorang Diane Lana Adhidarma ini menolak kakak kelas yang bernama Dira.
*****
Ternyata namanya Shadika Arafat, tapi dipanggil Dira. Mungkin nama panggilannya disingkat, bener kan? Jadi, kak Dira itu adalah teman Rindam sejak SD, sampai sekarang. Katanya, dia adalah cowok paling ganteng 3 angkatan di sekolahku ini sekarang, dan dia mempunyai pacar yang bernama Reditha Agynsia Putri Derilla. Panjang ya namanya? Panggil saja dia kak Agyn, dia itu anak OSIS, dan aku tahu dia. Kak Agyn itu cantik, aku akui dia memang cantik, walaupun agak judes. Tapi, kata orang akhir-akhir ini kak Dira dan kak Agyn putus, gak tahu kenapa. Yang jelas bukan karena gossip aku menolak kak Dira, mereka putus sebelum gossip itu ada. Katanya.
*****
Pulang sekolah, aku membereskan buku ku seperti biasa, tapi sekarang ada yang berbeda. Aku melihat sekumpulan kakak kelas cewek berdiri di depan pintu kelasku seperti yang sedang mencari orang, yang ternyata itu adalah aku.
"Kamu Lana?" tanya salah satu dari mereka.
"Iya kak."
"Kenalin ya aku Nadya"
"Kenalin aku Fio"
"Aku Dina"
"Aku Bella" dannnnn masih banyak lagi nama kakak kelas itu, tapi aku gak inget siapa saja. Tapi seingatku ada satu kakak kelas yang bertanya padaku sampai akhirnya ternyata mereka hanya memperkenalkan diri tidak jelas. Namanya Fio, iya yang tadi, kak Fio.
"Kamu tuh yang nolak Dira?" tanyanya. Nah kan, orang itu lagi topiknya. Pokoknya tidak mau tahu, aku harus segera menemui Rindam dan meminta penjelasan atas semua kesalah pahaman ini, kalau saja dia tidak bertanya seperti itu di kantin, gossip ini tidak akan pernah ada.
"Nggak kak." Jawabku.
"Gak ngaku kali lo." Saut salah satu kakak kelas tadi, tapi gak tahu siapa. Lalu mereka pergi dari hadapanku tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Ah sudahlah, yang aku butuh sekarang hanyalah Rindam.
*****
Ok, Rindam. Aku harus menemuinya sekarang,sekarang, bukan nanti. Perasaanku makin tidak jelas sepanjang hari, orang itu bisa membuatku gila. Aku harus mulai tegas padanya sekarang, aku tidak bisa terus saja dipermainkan oleh orang itu, reputasiku bisa hancur karenanya. Ya, aku harus tegas.
Setelah membereskan isi tas, hari itu aku pulang sekolah lewat kantin dengan sengaja untuk menemui Rindam. Saat datang ke kantin, sorot mata orang-orang di sana langsung tertuju padaku. Mereka membicarakanku, ya, aku mendengarnya, dan ada juga yang menyindirku dengan membawa nama Dira. Ahhhhh!
"Yang mana gyn? yang itu? Ohhh."
"Yang mana sih yang mana?"
"Awas awas ada cewek cantik nih lagi lewat!"
"Aduhhh udah secantik apasih nolak Shadika Arafat?"
Itu semua adalah sindiran kakak kelas perempuan yang tadi mendatangiku ke kelas, dan sindiran yang terakhir, adalah sindiran kak Agyn. Mantan kak Dira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diane Lana
Teen FictionMenulis ini, adalah ucapan rasa. Karena aku, terlalu rindu untuk ditanya. -Rizqina Ninda, 19 Agustus 2017. [ 10.01 ]