Kunci Motor

613 32 3
                                    

*Sepi juga kantin gak ada Rindam, kemana ya?*

Sambil menunggu Auryn jajan, aku membuka HP ku dan membaca sms-sms yang terkirim ke HP ku sejak tadi malam. Aku tahu itu Rindam, karena siapa lagi? Aku membacanya dan tersenyum sendiri, tapi darimana dia tahu no teleponku? Ahh aku terlalu banyak bertanya, apa untungnya bagiku untuk tertarik dengan orang seperti dia? Tidak, tidak ada sama sekali.

1 jam, 2 jam, 3 jam.. ntah berapa jam lagi aku harus sekolah hari ini. Rasanya sepi, hari ini sekolah terlalu tenang bagiku. Huh, aku bosan.

"Lan, kelas 9 tuh TO ya hari ini?" tanya Auryn.

"Wah iya?"

"Masa gak tau."

"Ya mana gua tau, kan pacar lu yang kelas 9."

"Ah, lu aja di SMS-in Rindam masa gak tau."

"Ya kan gua ga balesin SMS nya, ngapain juga nanya."

"Ahh terus nape ga dibales?"

"Gapunya pulsa."

"Ahhhhh lu mah! Bukannya bilang, berarti kalo punya mau lu bales dong?" jawabnya dengan nada yang menyindir.

"Gajuga"

"Sosoan lu nyet. Apa gua kasih aja line lo ke cowo gua, terus nanti cowo gua kasiin ke Rindam?"

"Ga ah gamau."

"Speak lu mah, padahal hatinya pengen." kata Auryn dengan senyuman iblisnya.

"Sotau lu."

"Emang gua tau lu kali."

Karena aku tidak mau ribut dengan Auryn, akhirnya aku diam dan membiarkan dia memberikan kontak line-ku kepada pacarnya, untuk Rindam.

*****

Karena hari ini hari Jum'at, pulang sekolah aku berencana untuk main ke tongkrongan anak-anak di dekat sekolahku. Saat bel berbunyi, ada orang yang mengetuk pintu dari luar dan langsung masuk begitu saja tanpa dibukakan pintu.

"Assalamu'alaikum, Bu." salam orang itu, laki-laku sih. Tapi gak tahu siapa.

"Wa'alaikusalam, ngapain kamu kesini?" jawab guru yang ada di dalam kelasku

"Aku mau ke Lana, Bu." 
"Lan, sini." katanya sambil memanggilku.

"Udah nanti aja ini tanggung mau pulang, keluar dulu sana." jawab bu guru sinis.

"Bentar bu bentar banget.." jawabnya memelas.

"Yaudah sok cepet."

Aku bingung dengannya, jadi aku langsung saja menghampirinya keluar kelas, dan bertanya langsung.

"Ada apa?" tanyaku.

"Ini, nitip ya." jawabnya tergesa-gesa sembari memberiku kunci motor, ntah punya siapa.

"Hah, apaan?" jawabku heran.

"Udah pokoknya nitip, jangan dikemana-manain." jawabnya dan langsung pergi dari hadapanku. Siapa dia? dan untuk apa kunci motor ini?

Aku langsung kembali ke kelas dan membereskan isi tas ku dan langsung keluar kelas mencari orang tadi. Tapi sesaat aku keluar kelas, tiba-tiba ada bel pengumuman berbunyi. Dan isi pengumumannya adalah....

"Assalamu'alaikum, selamat sore. Bagi yang menemukan kunci motor kawasaki dengan gantungan berwarna kuning dan hitam, harap segera ke ruang piket. Sekali lagi, bagi yang menemukan kunci motor kawasaki dengan gantungan berwarna kuning dan hitam, harap segera ke ruang piket, terimakasih."

Yah, kunci motor itu ada di tanganku.

Aku langsung berlari ke ruang piket, dengan tujuan mengembalikan kunci motor ini kepada pemiliknya. Dan yang ternyata, pemiliknya adalah Rindam. Aku bertemu dengannya di ruang piket sedang duduk bersama guru ppl yang sedang menjaga piket. Huh, ada apa dengan hidupku?

"Bapak, ini aku nemu kuncinya."

"Ohh iya makasih makasih, nemu dimana?"

"Ee-" jawabanku dipotong oleh bapak itu.

"Ishaq ini ketemu kunci kamu." katanya pada Rindam.
"Gimana, ketemu dimana?" tanyanya kepadaku.

"Itu pak jatoh deket selokan." jawabku bohong.

"Ohh-" jawaban bapak itu dipotong Rindam.

"Boong pak diamah." kata Rindam.

"Apasih." jawabku.

"Yaudah pak aku duluan ya, Assalamu'alaikum." kataku cepat dan langsung pergi menjauhi Rindam.

"Ehh bentar bentar." panggil Rindam dari jauh sambil mengejarku.

Apalagi sih, Rindam?

"Apa sih?" kataku dengan nada yang tinggi.

"Kamu pulang kemana?"

"Kepo." jawabku sinis.

"Yang bener, aku anter pulang ya"

"Ngga"

"Ayodong, aku gabut."

"Mending les sana, kan mau UN"

"Hari ini gaada les"

"Ohh"

"Tunggu ya, tunggu di sini. Jangan kemana-mana" dan Rindam pergi begitu saja meninggalkanku di pinggir gerbang sekolah, ntah dia akan melakukan apa, yang jelas saat itu aku malah menunggu dia di sana. Gak tahu kenapa.

Kalau saja aku tidak menunggu dia, hal (setelah) ini tidak akan terjadi.

Diane LanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang