Ahh!!! tatapannya bisa membuatku gila, langsung saja membalikkan badan dan berjalan secepat mungkin ke arah kelasku untuk menghindar dari rasa malu. Setelah cukup tenang di dalam kelas selama beberapa menit, aku melihat salah satu teman kelasku mengintip keluar kelas dan seperti sedang berbicara dengan seseorang, perasaanku cukup tidak enak, tapi aku hanya mengabaikan sekitar, dan berusaha tidak peduli dengan siapapun yang ada di luar sana.
"Lan, itu lo dipanggil sama kakak kelas!." seru Edo, KM kelasku saat itu. Perasaanku sudah sangat sangat saaaaangattttttt tidak enak, aku sudah tahu, yang diluar sana memanggilku itu Rindam, kalau salah, matikan saja peranku sekarang.
"Apalagi sih ah?!"
"Dih, sinis amat mbak, gaboleh ya aku manggil?"
"Iya, ada apa?"
"Ahh.. kamu malu kan tadi udah kegeeran diajak pacaran?"
"Daripada gaada kerjaan keluyuran di daerah kelas 8, mending balik gih."
"Siapa yang gaada kerjaan? Kerjaan aku kan liatin kamu, Lan."
"Apasih."
"Gapapa, aku seneng kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Diane Lana
Teen FictionMenulis ini, adalah ucapan rasa. Karena aku, terlalu rindu untuk ditanya. -Rizqina Ninda, 19 Agustus 2017. [ 10.01 ]