Temanku Satu Seorang
Sore ini,
Aku berencana ingin merayu senja
Meminta agar ia lebih lama untuk tinggal,
Karena ternyata aroma malam mulai tercium terpanggil.Ia malam yang mengintimidasi dengan pasti membawa gelap,
yang kuyakini ingin mengambil seorang satu teman hidupku yang berharga.Seorang satu teman hidup yang saat ini mulai meremang, karena senja melemah dalam gusarnya.
Namun, senja akhirnya menyerah dan mulai menata langit dengan pola terbaharuan.
Ya, senja menyambut dengan enggan sang malam, rupanyalah yang berkata demikian.
Dari bagian-bagian warna yang ia lepas, aku tahu ia lambat akan tergantikan.Jiwaku terpukul, sepertinya benar gelap akan mengambil seorang satu teman dari hidupku ini,
Yang bagiku tidak ada yang boleh mengambilnya,
Karena dia seorang satu yang kuanggap nyata.Dialah seorang satu,
Yang walau selalu berada di belakang tapi ia tidak pernah menikamku layaknya mereka yang tersenyum di depan.Dialah seorang satu,
Yang walau jalanku kasar tapi ia tetap ada untuk merangkul dan menuntun, tidak seperti mereka yang malah mendorong menjatuhkan.Dialah seorang satu,
Yang meski aku dalam keterpurukan tapi ia tidak pernah memberiku tekanan, tidak seperti mereka yang memberi semangat namun ternyata di belakang meremehkan.Dialah seorang satu,
Yang walau hitam warnanya tapi ia tidak pernah bersolek agar dipandang berlainan, tidak seperti mereka yang berusaha menutupinya mati-matian.Dialah seorang satu,
Dialah bayangku.
Yang walau malam merenggut, ia tetap ada meski hanya sebatas remang, yaitu pantulan dari cahaya bulan.Tak bosan,
Kembali aku akan merayu fajar serta senja esoknya sebagai pilihan,
Berharap agar seorang dari satu temanku itu bisa terlepas dari saka sang malam.
Dan berteman denganku dalam bentuk keabadian.-chanisa