Menyingsing lagi sang sejuk berlapis mendung.
Pelupuk yang tak gentar dengan embun dalam kantung.
Gelegarnyapun kembali sebagai sapaan yang menggantung.Ia kemudian lekat menapak dan turun perlahan.
Lambat, menggembirakan hati yang sejak lama tertegun.
Kebiasaannya adalah membuat ritme senada ketika turun.
Bak poles bening permata dalam untaian; menyilaukan.Adalah hujan
Panggilan lain dari bongkahan berlian.
Berharga bagai emas kebanggan.
Seperti perwujudannya dirimu yang telah lama aku idam-idamkan.Seolah candu,
Hujan lagi-lagi mengantarku, untuk mengalir mengingatmu.Karena kamu tahu,
Jatuhmu padaku itu adalah anugerah.
Titik teduh sebagai penyegar dahaga.
Kamu yang selalu kutunggu walau tanpa rasa.
Karena sungguh, bagiku kau adalah pembawa bahagia.Ini bukanlah tentang bekuan.
Bukan jugalah tentang keterikan.
Ini hanyalah kisah hujan tentangmu yang menghanyutkan.-Chanisa