Tiga waktu pada tiga penny

48 1 0
                                    

Aku mempunyai tiga buah penny di sakuku yang siap aku lemparkan pada sumur keinginan.

i. penny yang pertama yang kusungguhkan dengan imbalan :
Semoga saja waktu bisa sedikit mundur pada senja di minggu lalu, yang saat itu kita dengan damai duduk berhampar canda dan dikelilingi jingga.
Kamu yang saat itu dengan santai membisikkan rahasia-rahasia kecilmu dengan paras tawa berhias suka cita, diikuti dengan aura penuh warna cerah.
Bisa aku putuskan saat senja itu tiba adalah saat terbahagia, yang selalu saja inginku ulang kejadiannya.
Jadi, bisakah waktu kembali mundur?

ii. Penny kedua yang kusungguhkan dengan imbalan :
Semoga waktu kemarin bisa aku hapus kejadiannya.
Itu masa yang berat, masa tergundah yang sakitnya menusuk ulu lara.
Saat itu yang kuingat aku menemukan hal yang mengganjal dalam bisikmu.
Itu bukan lagi rahasia kecil penuh tawamu, dengarku menangkap ada sebisik dusta disana. Parahnya juga penglihatanku mulai menangkap banyak paras yang coba kamu cocokkan diwajahmu, auramu tidak lagi berhias senang, itu menjadi fakta pada rasaku yang menangkap warna lain pada auramu.

Ini ingin yang sedikit menyakitkan karena hanya berselang sedikit waktu dari senja sore itu.
Sungguh, bisakah waktu kemarin itu bisa selekasnya enyah dari ingatanku?

iii. Penny terakhir dalam lemparanku ini aku sungguhkan dalam imbalan :
Jika bisa waktu berputar kembali, aku ingin ia berpihak dan menungguku, karena sebenarnya ini sebuah keterlambatan yang aku enggani.
Harusnya kuutarakan saja sejak dulu, harusnya aku membalas bisikanmu dengan jujurku, jujur yang sesungguhnya jujurku.
Setiap kamu tersenyum jenaka, itu lengkung yang selalu aku rindu pada malam lalu. Setiap kamu berusaha utarakan kata, itu jadi sifat yang sering kusambung di otakku tentang kamu.
pada keajaiban yang pernah ku cicipi, itu semua kurasa karena adanya kuasamu.

Teruntuk kamu yang sebelum bisik, paras dan auramu itu jatuh pada dengarnya, penglihatannya dan juga rasanya. Pada ia yang mencuri garis mulai, memilihmu lebih dulu dibanding aku.
Melingkahiku tanpa permisi, kemudian mengambil segala keajaiban yang kuyakini dulu lalu adalah milikku.
Tapi aku tak tahu jika sebenarnya kamu juga sama memilihnya di waktu yang sudah kamu yakini tentu.

Kembali aku memohon, apakah waktu yang lalu itu bisa sedetik saja berpihak padaku?

Kulihat penny terakhir yang kulempar telah sampai dasarnya sebagai penutup.
Sungguhku meminta, semoga tiga buah pennyku itu tadi tidak kembali ke permukaan sebagai wujud penolakan dan segera mengabulkan bentuk dari permintaan-permintaanku itu sebagai imbalan.

Sebagai imbalan, bentuk keinginan tentang ingin yang tidak pernah kamu inginkan.

--chanisalia
tiga waktu pada tiga penny
#eunoiaverse
#ScrivenSeptember
#ScrivenSeptemberDay03
: inner wish

Eunoia.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang