"Ehh Bossnya bocah?"
Terdapat tiga orang yang tampak ingin menginterview Jisoo. Yang pertama Remaja dengan umur yang Jisoo perkirakan sendiri sekitar enam belas sampai tujuh belas tahun. Perwakan kecil cantik dan manis tapi tatapannya sinis.
Yang kedua cewek juga yang ditaksir berumur sekitar dua belas tahunan. Badannya agak berisi kulitnya jauh lebih putih dari kakaknya. Imut menggemaskan karena pipinya yang chubby. Dan sepertinya ia tipe wanita yang cukup genit. Bisa dilihat dengan benda yang sepertinya sakral yang dibawanya. Cermin.
Dan yang terakhir cowok yang menurut Jisoo berumur empat tahunan. Duduknya manis sekali tatapannya juga teduh. Jisoo senang melihatnya tapi siapa juga yang tahu kalau kelakuan aslinya mungkin bakal menyeramkan.
"Nah Sera, Nara, dan Manse ini orang yang Om cari sesuai dengan kriteria kalian." Mendengar namanya dipanggil Jisoo dengan cepat menoleh kearah Kai sambil menyikutnya. "Apa maksudnya kriteria?"
Kai cuma naruh jari telunjuknya didepan bibir mengisyartakannya untuk diam.
"Oke Om, Om bisa keluar dulu kan? Aku mau Interview dulu."
Jisoo cuma bisa bengong.
"Tante silahkan duduk." Pinta entah gadis bernama Sera atau Nara yang memintanya untuk duduk.
Emang tampang gue udah tua banget sampe manggil gue Tante ^______^
Jisoo menuruti perkataan gadis tertua yang ada dirumah itu dan menjatuhkan pantatnya di kursi yang sepertinya sengaja disiapkan oleh mereka. Karena kursinya langsung tepat mengarah lurus ke arah tiga bocah dihadapannya.
"Kata Om Kai, Tante juga bisa bela diri ya?"
Jisoo mengangguk dia memang pernah ikut Taekwondo dengan sabuk merah strip dua. Hebat kan. Itu juga karena paksaan Ayahnya yang dulu mengancam tidak akan memberinya uang jajan. Jadi mau tidak mau Jisoo akhirnya berlatih sampai pernah mendapat medali perak ditingkat kecamatan.
"Iya."
"Kerjaan Tante mudah kok. Cuma ada dua hal yang harus Tante lakuin." Ucap gadis pemegang cermin.
Jisoo sontak bengong. Dia benar-benar bingung sebenernya ia bekerja untuk siapa dan pekerjaan apa yang harus dilakukan.
"Yang pertama, Tante harus menjauhkan wanita yang bernama Jesicca Mina. Wanita itu gak boleh berdekatan sama Daddy sedikitpun." Gadis tertua kembali buka suara.
"Dan yang kedua, Tante harus menjauhkan semua wanita yang berusaha ataupun bermaksud mendekati atau mencoba menel ke Daddy. Gampang kan?"
"Ehh tunggu-tunggu, kalau saya ternyata menel sama Daddy kalian, gimana?"
Ketiga bocah itu sontak tertawa. Jisoo sendiri bengong, emang salah kalau dia ternyata khilaf dan mencoba menggoda Daddy mereka. Dan jawabannya....
"Please deh Tante, Tante tuh ga akan masuk jadi kriteria wanita yang bakal bikin Daddy tertarik."
KZL, ZBL.
***
"Kai."
"Mmmhh."
Jisoo menoyor kepala Kai yang sedang sibuk menyetir.
"Jangan mendesah bego."
"Iya tapi gausah noyor juga kali Jis, lu mau kita celaka." Kata Kai sambil balik membalas toyoran Jisoo."
"Kai?"
"Apa Kirana Jisoo Putri Wijaya?"
"Emang tampang gue jelek banget yah? Sampe dibilang Daddy mereka ga bakal tertarik sama gue."
"MUAHAHAHAHAHAHAHA.... Mimpi lu ketinggian Jis, ya ga mungkin lah seorang Dimas Sehun Dinata naksir cewek macem lo." Ucapan Kai sontak memancing kemarahan Jisoo.
"Dasar Mohammad Kaista Prakoso, gue aduin lo ke Jennie kalo lo nyimpen banyak yadong di ponsel lo!!!" Seru Jisoo yang langsung membuat Kai merayu Jisoo mulai dari makanan kesukaan Jisoo sampai iming-iming tiket konser grup Idol kesukaan Jisoo. Tapi gadis itu cuma bersedekap sambil mendengarkan musik melalui earphonenya tanpa memperdulikan Kai.
"Jis, jadi lo pengen seblak atau makaroni basah?"
Gratifikasi ^______^
***
Tbc
Pendek ya... iya kan short story heheheh ^____^
Vomment ya 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
DaddySitter?
Short Story"Loh ini mah jadi Bodyguard bukannya Nanny?" Kritik dan saran sangat diharapkan :)