Jisoo terperangah sesaat di depan pintu. Seprei dan selimut tidak beraturan, bantal yang berserakan dilantai.
Hey yang benar saja Pria itu bahkan berumur lebih dari tiga puluh tahun untuk cukup merasa malu dengan pakaian tidur yang bergambar karakter Cars.
Jisoo benar-benar tidak paham, sebenarnya sosok Pria apa Sehun ini?
Jisoo mendekati ranjang dan melongokkan kepala. Pria itu masih menutup matanya rapat.
Sesaat Jisoo terpana dengan melihat hidungnya yang terlihat sangat sempurna, terlebih Ia sangat iri bagaimana kulitnya lebih mulus dari pada wajahnya.
"Ck, tidak adil." Keluh Jisoo sambil mengambil bantal yang berserakan dilantai.
Setelah menata kembali bantal-bantal diatas ranjang, Jisoo mengernyitkan dahinya. Dia bingung bagaimana caranya membangunkannya.
Kalau Manse yang baru berumur empat tahunan saja dapat bangun dengan mudah. Sehun juga pasti bisa dibangunkan lebih mudah.
"Sehun, eh maksudnya Pak, Eh maksudnya Tuan." Jisoo menggaruk tengkuknya, Dia bingung panggilan apa yang harus disematkan untuk majikannya.
"Ah bodo amatlah, Pak.. Pak Sehun, ini sudah hampir jam enam loh Pak."
Terdengar aneh memang, tapi Jisoo bingung. Ini pertemuan pertamanya, dan sekarang Jisoo diharuskan membangunkan pria yang tidak dikenalnya ini.
"Pak Sehun, ini sudah siang. Nanti anda telat, anak-anak sudah bangun!! Pak Sehun?!!"
Pria itu meringis lalu menggeliatkan tubuhnya dan menarik tubuh Jisoo membuat gadis itu terkesiap.
"Berisik. Kalo diginiin diem kan."
Hening...
"Daddy!!!"
***
Jisoo dan Sehun sampai disekolah Manse pukul delapan kurang setelah selesai mengantar Sera dan Nara kesekolah masing-masing sesuai dengan urutan jarak sekolah yang terdekat dari rumah.
Untuk kejadian tadi pagi, keduanya menganggap hal itu tidak pernah terjadi. Karena keduanya sepanjang jalan hanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Bahkan waktu sarapan keduanya hanya sibuk menyediakan dan menyiapkan makanan untuk anak-anak.
Manse turun dari mobil yang diikuti Sehun dan Jisoo. "Rahman!" Seorang anak Cewek berlari kecil sambil melambaikan tangannya pada Manse.
"Ihh, Jen Jen aku kan udah bilang panggil nama Aku Manse, bukan Rahman." Jisoo mengernyit tapi anak kecil tadi cuma tergelak.
"Iya iya maaf, tapi Rahman, eh Manse. Ini siapa? Pacar Daddy kamu yah? Kalo iya aku tuh poteq tau."
Sekarang Jisoo yang tergelak mungkin ini yang dinamakan "Generasi of Micin Jaman Jigeum"
"Eh, bukan kok ini cuma asisten Daddy." Sumpah itu bukan Manse ataupun Jisoo yang menjawab, tapi Pria yang sedang berjongkok sambil mencubit kecil pipi anak kecil tadi.
"Gausah poteq gitu, om juga suka kok sama Jen Jen." Sumpah Jisoo ingin membuat selebaran tentang melindungi para anak kecil dari jangkauan pedofil seperti Sehun. Namun kalau ia melapor juga percuma karena anak kecil tadi malah ikut tersenyum dan mencium pipi Sehun.
Jisoo secara refleks menutup mata Manse. "Tante jangan ditutup, gelap tau." Protes Manse.
"Ehh, Jen Jen sakit? Kok pipinya merah gitu?"
Jisoo akhirnya memutar bola matanya malas lalu menyeret Manse masuk kedalam sekolah yang diikuti Jen Jen dibelakangnya. "Dadah Om, nanti ketemu lagi."
Setelah selesai Jisoo masuk kedalam mobil yang didalamnya sudah ada sang supir dan Sehun yang duduk dibelakangnya.
"Jadi, siapa nama Kamu?" Tanya Sehun sambil menunjuk Jisoo.
Ini adalah kalimat terpanjang yang diucapkan Sehun untuk Jisoo. Tapi malah ini bikin Jisoo kesel.
Gimana enggak?
Kirain tadi maen meluk udah tau gue siapa ^__^
"Saya Jisoo Pak."
"Kamu sudah tau tugas Kamu kan?"
Jisoo mengangguk lalu hanya ditanggapi anggukan Sehun. "Kalau begitu, kamu harus ganti style Kamu."
Jisoo melongo, jelas bingung. Tugasnya kan untuk menjaga Dia dari wanita manapun. Tapi tentang mengganti gaya berpakaian itu sedikit menyinggung perasaannya.
"Loh emang kenapa? Saya kan pakai baju sopan. Emang penampilan Saya kayak gembel?" Cetus Jisoo tidak terima.
Sehun mengamati Jisoo dari ujung kepala sampai ujung kaki. Penampilannya memang tidak ada yang bermasalah. Jisoo memakai Classic levis 501s yang dipadukan dengan kaus belang dan ditutup oleh jacket denim, "Tidak ada yang salah sama Kamu. Tapi kalau Kamu ke kantor dengan pakaian seperti ini. Orang-orang akan mengira saya sebagai Om om yang main sama ayam kampus."
Jisoo melongo. Jelas ia kesal, harga dirinya tergores. Tapi jelas saja Pria sombong ini Bossnya dan Jisoo cuma pembantu.
***
Jisoo dan Sehun sampai butik sebelum pergi ke kantor. Kalau kalian mengira Jisoo akan dibelikan dress dan membuat Sehun terpana saat Jisoo keluar dari ruang pakaian ganti, kalian salah.
Tidak butuh waktu sampai sepuluh menit membuat Sehun menunjuk pakaian dan membuat Jisoo memakainya lalu langsung berangkat menuju kantor.
Kemeja putih, celana bahan dan jas hitam membuatnya benar-benar seperti bodyguard.
Sebenarnya Jisoo sudah misuh-misuh ga jelas disamping supir, moodnya turun karena disuruh ganti pakaian yang membuatnya tampak seperti laki-laki.
Tapi mau gimana lagi, nasibnya jadi bawahan?
***
Jisoo kembali melongo- mungkin ini akan menjadi hobi barunya- melihat bangunan megah yang berdiri menjulang dihadapannya.
Pantas saja pakaian Jisoo diganti. Sebanyak Jisoo memandang hanya orang - orang bersetelan rapih dan formal.
"Pagi Pak." Suara yang tidak asing, Benar saja Kaista datang dengan senyuman mengejek ke arah Jisoo yang bisa dia rasakan melalui sudut matanya begitu melihat Kai sibuk mengulum bibirnya.
Disebelahnya wanita cantik dengan pakaian formal seperti sekretaris dalam pengamatan Jisoo.
Jisoo yang seorang cewek saja terpesona, bagaiman dengan laki-laki?
"Oh iya Wendy, kenalin Nanny saya yang baru."
TBC
Receh banget sumpah :(
Vomment Juseyong 😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
DaddySitter?
Cerita Pendek"Loh ini mah jadi Bodyguard bukannya Nanny?" Kritik dan saran sangat diharapkan :)