Pukul lima pagi akhirnya Jisoo sampai di kediamannya di Bandung. Dirumah itu hanya ada Bi Yubin yang memang sudah ada sejak Ia kecil. Rencananya setelah mentari naik Jisoo akan segera menuju rumah sakit.
Sehun sendiri tidak bisa ikut menemani Jisoo karena hari itu dia harus bertemu klien kantornya. Padahal Dia ingin sekali menemani Jisoo sekaligus bertemu pada calon Ayah mertuanya.
"Mas berangkat lagi ya Ji, Kamu jangan egois. Pentingin kesehatannya Ayah." Nasihat Sehun.
Jisoo sendiri mengernyit heran dan merasa geli mendengar Sehun memanggil orang tuanya dengan seakrab itu. Padahal Sehun sendiri belum pernah bertemu dengan Ayahnya.
"Iya Mas, Mas juga hati-hati dijalan. Kalau ngantuk istirahat dulu. Jangan lupa sampai kantor sarapan, terus jangan pulang larut, kalau perlu Kamu juga minum vit-"
Sejenak Jisoo merasa lidahnya kelu sesaat bibir Sehun mencium keningnya. Rasa hangat menjalar diseluruh tubuhnya walaupun cuaca bandung begitu terasa dingin tapi wajah Jisoo memerah seperti di bakar didalam sauna.
"Besok Mas balik lagi."
Jisoo mengerjapkan matanya sesaat lalu mengangguk sambil tertunduk malu.
***
Seperginya Sehun, Jisoo memilih masuk kedalam kamarnya yang sudah lama ditinggal. Tidak ada yang berubah. Masih sama seperti terakhir kali Jisoo meninggalkan rumah.
Jisoo duduk di meja belajarnya, tangannya meraih figura yang berisi foto Ayah, Ibu dan dirinya saat pertama kali masuk sekolah dasar. Itu foto bersama yang mereka lakukan untuk pertama dan terakhir kalinya.
Ayahnya yang seorang pembisnis, sering sekali berkeliling keluar kota hingga luar negri. Dan ibunya yang seorang ibu rumah tangga biasa. Tak heran jarang sekali foto bersama untuk satu keluarga kecil ini.
Ketukan pintu membuyarkan lamunan Jisoo. Terlihat Bi Yubin menyembulkan kepala dari balik pintu. "Non, sarapan dulu yuk. Abis ini Non mau kerumah sakit kan?" Jisoo mengangguk yang dibalas senyuman Bi Yubin yang kini menghilang dari balik pintu.
Jisoo celingukan, matanya sama sekali tak menangkap sosok wanita dan seorang perempuan yang pernah dikatakan oleh Ayahnya beberapa waktu lalu.
"Bi, emang Tante Dara sama anaknya gak tinggal disini? Atau mereka di rumah sakit nemenin Ayah?"
Yubin mengernyit, bingung dengan apa yang ditanyakan Jisoo. "Bu Dara kenapa harus tinggal disini Non? Terus yang jaga Bapak itu sekretarisnya, Pak Minho"
Sekarang gantian Jisoo mengangkat alisnya bingung. "Loh kan bukannya Ayah baru nikah waktu Aku masih dijakarta?"
Sontak perkataan Jisoo membuat Yubin membelalak dan tertawa kencang. "Duh Non, Bapak mana mungkin nikah lagi sekarang ini. Orang pikirannya sekarang - sekarang ini ngekhawatirin Non."
Jisoo bingung, pasalnya sang Ayah sendiri mengatakan kalau mama tiri dan adik tirinya berada dirumah saat itu.
"Bapak tuh sayang banget sama Non, ga mungkin kalau Bapak menikah lagi tanpa kehadiran Non. Akhir - akhir ini juga Bapak kerja tanpa memorsir waktu makanya jadi jatuh sakit."
Jisoo merasa sangat bersalah saat ini, bagaimanapun juga sikap egois dan ingin diperhatikan telah membuatnya lupa kalau Ayahnya sedang merasa kesepian.
"Yaudah Non buru makan. Nanti keburu dingin."
Jisoo tersadar dari lamunannya, matanya terlihat berkaca-kaca. "Bi, Aku kerumah sakit sekarang yah." Ujar Jisoo dan langsung menuju kamar dan menyambar tas kecilnya.
Yubin sendiri cuma menggelengkan kepalanya. Tahu hubungan Ayah dan anak majikannya itu benar - benar manis tapi tertutup dengan rasa gengsi.
Tbc...
Halo reader terlihat atau tak terlihat,
Kangen yah sama Daddy Dimas dan Nanny Kirana atau sudah lupa 😭 heuheu...Aku juga kangen, sebenarnya udah lama banget pengen up. Tapi jari jari ini selalu berkata tak mau 😭
Oh iya diusahakan setiap minggu Aku Up jadi stay tune yups
VOMMENT YAPS ❤❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
DaddySitter?
Short Story"Loh ini mah jadi Bodyguard bukannya Nanny?" Kritik dan saran sangat diharapkan :)