Jisoo menatap Sehun dan Manse bergantian, Tak disangka keduanya benar-benar memiliki tabiat dan sikap yang sama. Bagaimana tidak? Dua orang yang ada dihadapannya memakan makanannya dengan memilah beberapa jenis makanan yang sekiranya akan dimakan terlebih dulu, lalu masing masing dituang berbagai macam kecap atau mayonaise.
"Kamu ga makan? Atau mau Aku suapin?" Jisoo masih merenung tak sadar dengan Sehun yang mengajaknya bicara. Fokus Jisoo sekarang adalah pikirannya tentang status Manse dan Sehun.
Sebenarnya Jisoo diam-diam mencurigai Sehun, kalau Pria itu bukanlah Ayah kandung sebenarnya dari ketiga bersaudara Sera, Nara, dan Manse.
Diantara ketiganya tidak ada kemiripan yang spesifik, tapi dilihat dari perilaku baru Manse yang menunjukkan semacam kebiasaan yang sama dengan Sehun. Dan hal itu sedikit menurangi kadar kecurigaan Jisoo. Tapi hanya sedikit saja.
Cup
Jisoo melotot, tentu saja kaget. Jantungnya masih belum stabil karena serangan dadakan yang dilakukannya tadi, tapi Sehun malah membuatnya kembali berpacu lagi.
Kalau tadi sebelah kiri membuat para Ibu-Ibu dan guru di sekolah Manse menatapnya dengan iri, sekarang gantian mata pelayan yang menatapnya dengan cemburu.
"Makan sayang, jangan mikirin Aku mulu."
***
"Sera, mandi." Jisoo berteriak dari ambang pintu kamar Sera. Tapi gadis itu masih sibuk dengan game di ponselnya.
Dengan sekali tarik Jisoo mengambil ponsel pintar Sera yang langsung disambut dengan tatapan marah.
"Ihh, Tante apaan sih? Aku lagi seru tauuuu."
Jisoo menggeleng berusaha tegas, meski tahu siapa yang ia hadapi. Sebenarnya Jisoo agak sedikit ragu, karena melihat sarung tinju yang tergantung disalah satu sudut kamar.
"Mandi Sera sayang, kita mau jalan. Emang Kamu ga mau ikut?"
"Enggak, sekarang balikin Handphone Aku." Rengek Sera.
Jisoo menggeleng sambil mengelus dadanya. Anak gadis yang sekarang sedang menatapnya sengit mengingatkan dirinya pada sosok Jisoo remaja.
Sekali lagi Jisoo merasa kasihan pada Ayahnya. Sudah semenjak umur dua belas tahun Jisoo kehilangan Ibunya. Ayahnya yang saat itu menjadi single parent memang berusaha mati matian membuat anak gadisnya tidak merasa kehilangan kasih sayang dari sosok Ibu.
Dan sekarang Jisoo merasa kasihan dengan sosok Sehun yang menjadi single parent untuk Tiga anak.
Apalagi dua diantaranya perempuan yang baru beranjak dewasa dan keduanya memang harus butuh tenaga ekstra dalam menghadapinya.
"Ohh, jadi gak mau mandi yah? Gampang aja sih cari menu pengaturan terus aplikasi tinggal pilih menu HAPUS INSTALAN, selesai Kan?"
"Tante tante, Aku selesain satu game aja, Habis itu mandi. Okay? Please?" Jisoo akhirnya mengalah memberikan ponsel pintarnya kembali pada Sera.
"Kalau belum mandi juga pas Saya balik lagi. Saya jamin game itu akan musnah dari ponsel kamu." Jisoo memperingatkan Sera sebelum membiarkan gadis itu memegang ponselnya. Sera hanya memajukan mulutnya dan menekuk wajahnya.
Kenapa Sera yang jago tinju, tidak berani melawan Jisoo.
Karena Sera sebenarnya sedikit ngeri dengan Jisoo. Dan sejujurnya Ia pernah memergoki Jisoo sedang menghajar sekumpulan preman yang lagi ngusik pedagang kue dipinggir jalan. Jadi meski Sera jago tinju, tapi dia ga akan cari gara-gara dengan Jisoo.
***
Semua orang sudah bersiap menggunakan pakaian rapi, begitu juga dengan Sehun yang nampak gagah dengan batik berwarna gold berlengan pendek. Mereka sekeluarga memang berniat pergi ke rumah Tante Jesicca yang merupakan adik kandung Ibunya Sehun, Acara tujuh bulanan anaknya yang sudah jadi sepupunya Sehun, Istrinya Mas Chen. Nama lengkapnya Muhammad Cendana Handoko dan Istrinya Yerin Pangaribuan.
Sebenarnya Sehun agak sedikit malas untuk bertemu keluarga besarnya, bukan karena Ia tidak dekat dengan sanak saudaranya, tapi tentu saja, kelakuan para tetua Tante dan Omnya pasti akan menodong anak-anak tentang perihal Ibu baru Mereka.
Tak masalah kalau yang ditanya dirinya, tapi kalau yang ditanya anak-anak. Sehun yakin sepulang pesta nanti mood mereka akan jelek dan akhirnya memilih mengurung diri dikamar masing-masing.
"Loh Kamu kenapa masih berdiri disitu? Belum ganti baju lagi." Tegur Sehun begitu melihat Jisoo masih berkutat dengan segelas energen yang terlihat bungkus kosongnya tergeletak disebelah cangkir.
Yang ditanya cuma pasang muka bingung sambil "Hah, Huh?"
"Cepat sana ganti baju sama dandan, Saya tunggu di mobil dengan anak-anak."
Jisoo masih bingung, tapi setelah Sehun berjalan kembali mendekati Jisoo, baru gadis itu ngacir ke dalam kamar.
***
Suasana kediaman Jesicca sudah nampak ramai dan juga padat oleh kendaraan mobil yang terparkir di depan rumah hingga jalanan komplek.
Untuk khusus keluarga mobil dipersilahkan masuk kedalam halaman, tapi untuk tamu biasa, satpam komplek sudah mengatur jalanan komplek seefesien mungkin.
"Loh, emang ini acara apa Mas? Rame banget?" Tanya Jisoo sambil menengok kanan kiri barisan mobil yang tertata rapi.
Jangan tanya bagaimana akhirnya Jisoo memutuskan memanggil Sehun dengan sebutan Mas. Sudah terlalu rumit posisinya terjebak di keluarga kecilnya Sehun. Jadi Jisoo lebih memilih apa yang dikatakan oleh atasannya itu.
"Acara tujuh bulanan Istri sepupu Aku."
Jisoo mengernyit, "Loh, ini acara keluarga? Kenapa Mas gabilang? Tau gini Saya bener-bener gak ikut."
Sehun terkekeh dalam hati, Jisoo pasti mau tidak mau akan semakin terjebak dalam drama yang dibuat Sehun.
Melihat gadis itu misuh-misuh membuat Sehun semakin gencar membuat Jisoo makin kesal.
"Loh kenapa? Aku kan mau kenalin Kamu sama keluarga besar Aku."
Jisoo makin mencak-mencak, Sehun yang senyam senyum tapi dalam hati ketawa ngakak, dan Anak-anak dibelakang yang cuma bisa geleng-geleng.
TBC
***
Aloha?
Ada yang merindukanku :(
Yang jelas, ga ada lah. Emang siapa lo? :'Sedikit drama mah gapapa yah?
Sekali lagi ini keluar jalur banget dari plan pertama.So, buat kalian ini lanjut atau tidak?
Kalau lanjut Aku bakal ubah alur yang aku buat pertama,Atau
Unpub,dan revisi.
Udah ah...
Vomment Juseyo ♥♥♥♥
KAMU SEDANG MEMBACA
DaddySitter?
Short Story"Loh ini mah jadi Bodyguard bukannya Nanny?" Kritik dan saran sangat diharapkan :)