Jisoo berdiri disisi tempat tidur Ayahnya dengan mengernyit bingung. Pasalnya dua pria dewasa ini seperti mengabaikan Jisoo. Dan Jisoo juga sangat terkejut begitu mengetahui ternyata Sehun dan Ayahnya sudah saling mengenal dalam waktu yang cukup lama.
"Ekhhmm..." Jisoo sengaja berdeham dengan cukup kencang. Ia cukup cemburu pada kedekatan keduanya karena sekarang dia merasa diabaikan.
Sehun dan Jiyong sama-sama melirik dengan menahan tawa geli. "Yaampun Ji, masa Kamu cemburu sama Ayahmu sih?" Goda Jiyong melihat anaknya yang menatap dengan cemberut.
Jisoo cuma mendengus lalu memandang dengan selidik. "Kalian sudah saling kenal sejak kapan?"
Sehun dan Jiyong keduanya saling melirik sambil mengernyit seperti menginggat berapa lama mereka saling mengenal, Jisoo yang tak tau seperti apa dan sejauh apa mereka saling mengenal membuatnya memberengut sebal.
Sehun lalu menarik tangan Jisoo untuk mendekat. "Mas sama Ayah Kamu tuh udah kenal lama udah seperti guru dan murid, jadi Kamu jangan mikir merasa dibodohi atau apapun. Paham." Jisoo tersenyum, lalu mengangguk malu.
"Cih, bucin." Dengus Ayahnya menatap anaknya yang sedang merona.
"Apa sih Ayah, eh tapi Ayah kan ga pernah jadi guru atau dosen? Terus dimana kalian ketemu?"
Kali ini Jiyong membuka suara, "Kamu dulu pernah kan ikut Ayah ikut seminar entrepeneur? Dan Dimas itu selalu hadir dimanapun Ayah isi seminar. Terus Dimas juga selalu yang nyapa Ayah duluan."
Jisoo mengangguk paham, Ia pernah ingat dengan sosok pria yang menghampiri Ayahnya saat menuju parkiran. Karena Jisoo pikir tidak ada urusan dengannya Ia melenggang saja menuju mobil dan menunggu Ayahnya selesai berbincang didalam mobil.
Kalau saja Ia mau tidak pergi lebih dulu. Mungkin saja mereka saling mengenal sejak lama. Saat itu Jisoo masih dipertengahan kelas putih abu-abu dan Sehun sedang dalam semester akhir perkuliahan.
Mereka pernah dekat tanpa saling mengenal. Tapi Tuhan punya cara lain mendekatkan mereka dengan cara yang cukup unik. Membuat Jisoo tanpa sadar mengangguk seperti paham akan bagaimana bisa Manse hadir di dunia ini, yang telah ditakdirkan oleh sang pencipta.
"Kamu kenapa Ji, ngangguk ngangguk sendiri?"
Jisoo tersadar dari lamunannya cuma bisa memberikan cengiran pada Ayahnya.
***
"Aku ga nyangka Kita pernah sedekat itu Mas." Ujar Jisoo tak percaya, kalau selama Ia SMA mengikuti kemana pun Ayahnya pergi. Ia selalu bersama Sehun. Meski tidak pernah saling mengenal.
Sehun mengangguk setuju, "tapi Aku lebih suka ketemu Kamu sekarang."
Jisoo berhenti sejanak, menatap dengan tatapan kebingungan dan sedih.
"Kamu tau ga, semenjak Manse ada. Kebiasaan buruk Mas yang suka mengabaikan dan tidak peduli itu hilang. Dulu Mas juga orang yang sangat ambisius perihal mendapatkan sesuatu. Jadi kalaupun Mas kenal Kamu pada masa itu. Mas mungkin bakal nyuekin Kamu juga dan Kita ga akan bisa deket kayak gini." Ujar Sehun penuh pengertian sambil merangkul bahu Jisoo.
Jisoo terkejut, wajahnya bersemu merah. Menandakan kalau Dia malu diperlakukan manis seperti ini.
"Loh Jisoo?" Teriakkan seorang wanita membuat Jisoo memutar badan kearah suara. Disana terlihat Seolhyun yang sedang berjalan dengan Bobby berlari kecil menghampirinya.
"Yaampun Jis, Lo kemana aja si. Ngilang dari kampus hampir dua bulanan, mentang-mentang tinggal skripsian ngilang gitu aja." Jisoo benar-benar ga habis pikir, ini jiwanya Bobby yang ada di Seolhyun apa bagaimana sih.
Seolhyun bisa bicara secepat itu, pasti karena banyak bergaul nih sama Bobby.
"Yaampun Seol, pelan pelan kali. Gue ga kemana-mana kok, minggu depan juga gue udah balik ngampus. Lagian Bob lu cekokin apa nih temen gue ngomongnya kayak ga ada rem gini."
Bobby yang dituduh langsung tidak terima, "Yeu mana ada, ada juga dia nyekokin gue buat jadi kang ojeknya."
Seolhyun misuh sambil jewer kuping Bobby. Jisoo cuma ketawa tawa aja mengingat dari dulu status mereka OjekZone, sampai lupa kalau Mas Sehun masih ada disana.
Seolhyun nyenggol Jisoo sambil matanya mengkode minta dikenalkan dengan lelaki yang bersama Jisoo.
"Oh iya Mas kenalin temen Jisoo, Ini Seolhyun sama ini Bobby."
Sehun langsung tersenyum ramah sambil menjabat tangan Seolhyun dan Bobby.
"Nah Seol sama Bobby, kenalin ini, emmm.." Jisoo nampak menimang kata apa yang tepat untuk mengenalkan Sehun pada temannya. Toh dipikir pikir meraka masih pegawai dan Boss, kalau dibilang pacar juga ga bisa karena Sehun juga ga pernah ngajak Jisoo buat berpacaran. Disaat Jisoo sibuk menimang Sehun membuka suara membuat tiga dari empat orang itu terhenyak kaget.
"Calon suaminya Jisoo."
TBC
Comment dong yang banyak, tapi jangan cuma next next aja 👀
KAMU SEDANG MEMBACA
DaddySitter?
Short Story"Loh ini mah jadi Bodyguard bukannya Nanny?" Kritik dan saran sangat diharapkan :)