Hari ini taeyong datang -dengan terpaksa- ke sekolah adik-adiknya berniat untuk mengambil handponenya yang sampai sekarang belum jelas perkara mengenai handpone itu yang tiba-tiba ditemukan di tas salah satu adiknya.
Namun niatan yang semula taeyong kira akan selesai dengan mudah hanya dengan mengambil benda itu dan kembali ke kantornya malah berakhir dengan percakapannya bersama guru style kuno (sebutan murid-murid sana) dihadapannya kini.
"Oh, jadi Anda kakak mereka itu"
Taeyong membungkuk sopan, guru Park-si guru dengan sebutan style kuno itu juga ikut membungkuk.
(bayangin ini guru yang di cucucuwing gum)
"Heh!" Guru Park mencibir
"..Ganteng juga" gumamnya pelan sambil mengusap-usap dagunya yang tak berjenggot.
Aslinya sih ini nggak penting, tapi karena memang benar kita abaikan saja.
"Begini Pak, saya-"
"Mereka itu.." belum sempat taeyong menyampaikan maksud dan tujuannya guru Park sudah menyela ucapannya lebih dulu
"-Saya juga bingung harus jelasinnya mulai darimana ckck" Guru Park segera mengambil tempat duduk di hadapan taeyong, sepertinya pembicaraan mereka saat ini tidak akan selesai dengan cepat
"Kenapa malah ada si tua tujuh puluhan itu sih?"
"Hush! Gaboleh gitu!"
Jaemin segera di tegur oleh kakaknya -Renjun, saat ini mereka tengah menyaksikan kembali live streaming dari rencana yang telah mereka susun tadi pagi.
"Yah ini Guru Kim nya kemana? Kok malah sama si rambut putih klimis sih?"
Haechan yang baru ikut bergabung saat itu tiba-tiba sawan sendiri melihat guru yang sangat dihindarinya malah sedang bercengkrama dengan kak taeyong di dalam sana.
"Hush! Kamu juga, jaga ucapannya" renjun kembali menasihati adiknya
"Ssst!!!" Mark yang sedang konsentrasi mendengarkan percakapan mereka menyuruh adik-adiknya untuk diam
"-tapi seingat saya, rambut saya itu dulu tidak seputih sekarang, ini gara-gara mereka suka buat saya stres sepertinya" dan Guru Park masih membahas mengenai topik yang sama.
