Chapter 6 : Pulang

6.1K 1K 29
                                    


Mark dan adik-adiknya yang sebelumnya telah putus asa malah mendapat durian(?) runtuh, aslinya sih ini namanya kebetulan yang sangat-sangat kebetulan, pasalnya pertemuan kak taeyong dan guru kim yang semula mereka rencanakan sudah gagal total dan sekarang malah berujung tidak sengaja bertemu dengan guru Kim dijalan.

Tuhan memang maha tahu, akal bulus memang tak seharusnya berjalan mulus, bahkan pertemuan seperti inilah yang dirasa lebih istimewa.

"Guru Kim ikut kita aja, kan mobilnya harus dibawa ke bengkel" ajak mark dengan penuh semangat

Saat melihat guru Kim dengan mobilnya yang mogok dipinggir jalan Mark langsung turun dari mobil, melihat itu membuat taeyong juga ikut keluar dan memastikan masalah apa yang terjadi.

Sekarang ia tahu perempuan dihadapannya kini adalah guru adik-adiknya di sekolah, setelah Mark memperkenalkannya.

"Iya, montirnya kesini juga akan lama, jadi mobilnya bisa ditinggal" taeyong juga ikut menyahut setelah ia menghubungi bengkel langganannya.

Mark tiba-tiba mesem mendengar lampu hijau dari kakaknya

"Saya bisa naik taksi, tidak perlu merepotkan"

"Apanya yang merepotkan sih guru kim, anggap saja ini ucapan terima kasih kita karena kita sering merepotkan guru kim di sekolah" 

Mark berucap panjang kali lebar membuat taeyong berdecak dengan kelakuan bengal adiknya yang sudah jelas-jelas tertangkap basah olehnya  dan sekarang dengan tidak tahu malunya mengumbar hal itu

"Hehe" mark memberi respon dengan cengiran melihat taeyong yang mendelik ke arahnya

"Benar tidak apa-apa?"
Jisoo kini bertanya pada taeyong, karena jujur saja yang membuatnya tidak enak tentu saja pada pria itu.

Taeyong mempersilahkan jisoo untuk masuk ke dalam mobilnya sebagai jawaban.

"Baiklah, terima kasih" 

Mereka pun masuk kedalam mobil





"Kak mark, ngapain sih bikin sempit aja"

Mark yang baru memasuki mobil di jok tengah langsung di protes oleh adik-adiknya.

Mereka harus bergeser-geser di jok tengah karena mark yang sebelumnya duduk didepan ikut di tempat duduk mereka.

"Geser dikit kenapa?"

"Untung aku di belakang jadi gak sempit sama kak mark"

Selalu ada sumbur kompor memang


Taeyong yang melihat keributan itu hanya terkekeh-kekeh

"Mark, itu jisungnya yang kamu pangku dong, masa jisung yang pangku kamu" taeyong yang melihat kejanggalan dibelakang sana langsung menasihatinya

"Oh iya hehe, sini dek" mereka pun bertukar posisi.

Melihat itu jisoo juga ikut tertawa

"Ini ibu yang bikin sempit yah?" tanyanya sambil tertawa

"Nggak ko Bu"

"Kita seneng"

" iya, ini sih kak mark aja yang badannya kegedean"

Yasudahlah, mark sih it's ok harus terkena cercaan sana-sini yang terpenting rencananya sekarang berhasil.


Setelah semua adik-adiknya selesai dengan keributan mereka, taeyong pun melajukan mobilnya

"Guru Kim tinggal dimana?" tanyanya pada jisoo, tentu saja ia harus tahu itu karena akan mengantarkannya pulang sekarang

"Perumahan di sekitar Gangnam, nanti saya arahkan jalannya"

Taeyong  mengangguk paham.

Dan itupun menjadi percakapan terakhir keduanya, tidak ada satupun yang berbicara selama di perjalanan.

Taeyong menengok adik-adiknya di jok belakang dari kaca depannya. Mereka sedang tertidur pulas disana.

Ck ia berdecak heran, secape itu kah? Rasanya taeyong ingin mengebut agar cepat sampai karena tidak tahan harus menahan kecanggungannya sendirian. Biasanya juga adik-adiknya pada ribut, dan ia akan mengomeli mereka, sekarang disaat ia membutuhkan itu, mereka malah tertidur.

Canggung, sudah jelas. Jisoo juga sedari tadi hanya melihat ke arah samping menatap jalanan kota Seoul disana dengan senyuman yang terus merekah dibibir mungilnya, taeyong tidak mengerti mengapa wanita itu terus tersenyum, menurutnya apa yang sedang mereka lewati saat ini tidak ada yang dapat membuatnya ingin tersenyum sama sekali, hanya ada gedung-gedung menjulang tinggi dan pertokoan, sangat jauh dari kata indah.




"Di depan sana"
Jisoo menunjuk salah satu rumah yang ada disana.

"Hoaaam sudah sampai ka?"

Taeyong hanya memutar bola matanya malas

"Akting yang bagus" dengusnya dalam hati

"terima kasih"

"semuanya terima kasih, sampai ketemu besok di sekolah" ucap jisoo pada anak-anak dibelakangnya yang sekarang sedang menggisik-gisik mata mereka, menunjukan bahwa mereka baru bangun tidur.

"Hati-hati guru kim"

Jisoo turun dari mobil dan menunggu mobil taeyong berlalu sebelum ia memasuki gerbang rumahnya.

.

.

.

.

.




"Gimana kak?" Mark yang sudah kembali ke tempat duduknya semula langsung melancarkan aksinya untuk menggoda sang kakak

"Gimana apanya?"

"Cantik kan?"

Taeyong mengangkat sebelah alisnya masih tak mengerti maksud dari pertanyaan adiknya itu

"Guru Kim" mark mengangkat-angkat alisnya bermaksud menggoda, namun yang digoda malah tidak merasa tergodai(?) taeyong hanya membalasnya dengan tatapan datar

"Kamu itu, sekolah dulu yang bener"

"Apasih kak taeyong gak nyambung deh" jawabnya ketus merasa kesal dengan sikap kakaknya

"Iya, tinggal bilang cantik aja susah amat" haechan bergumam sendiri dibelakang

"Haechan kakak denger"

"Iya kak, maaf"

Cantik sih, terus kenapa? Memangnya ia akan semudah itu jatuh cinta hanya karena wanita itu terlihat cantik, sepertinya tidak.



Padahal tidak salah lagi kan?  Hehehe

(Apasih ini yang nulis pengen ikut nimbrung mulu)

My Masternim Siblings ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang