Chapter 14 : Pergi

5.3K 840 46
                                    

"Bagaimana bisa anak saya diperlakukan seperti itu?"

Jisoo baru saja memasuki ruang kantornya dan mendengar keributan disana. Seorang pria paruh baya tengah berkacak pinggang melayangkan telunjuknya murka.

Jisoo masuk ruangan dengan hati-hati, memberi tatapan "ada apa?" pada Mrs Han. "Anaknya kemarin berkelahi kan? Pak Direktur nggak terima, mau minta ketemu orang tuanya si kembar" bisik Mrs Han

Jisoo menggeleng merasa prihatin, segitunya Pak Direktur..

"Kita bisa membicarakannya baik-baik Pak, Mereka masih anak-anak" bujuk Guru Park

"Tidak bisa, kalau sejak kecil seperti itu, nanti besarnya mau jadi apa?" ujar Pak Direktur bersikukuh meluapkan emosinya yang meledak-ledak, mengingat anaknya saat ini sedang sakit tak dapat masuk sekolah karena kejadian kemarin.

Padahal, jika diingat-ingat mereka tidak berkelahi sebegitu parahnya, hanya saling menjeburkan diri ke dalam kolam ikan yang ada di belakang sekolah.

"Permisi" Taeyong, laki-laki itu berdiri di mulut pintu, Guru Park sudah menghubunginya saat direkturnya tersebut mulai mendatanginya pagi tadi.

"akhirnya Anda datang juga, silahkan duduk" guru Park merasa lega dengan kehadiran wali dari muridnya itu, dengan begini Pak Direktur tidak akan marah-marah tidak jelas lagi padanya.

Taeyong masuk, sekilas melirik Jisoo yang sedang duduk di meja kerjanya.

Jisoo memandang balik pria itu khawatir

Taeyong ikut berkumpul dengan para orang tua tersebut, mengambil tempat duduk di salah satu kursi tamu ruang BK.

"Guru Kim gak ngajar?"
Mrs Han bertanya pada Jisoo yang sejak tadi tampak penasaran dengan perbincangan para tamu yang berada tak jauh darinya

"Saya masuk siang Mrs" jawab jisoo merasa kikuk ketahuan menguping

"Ya sudah saya pergi dulu"
Mrs Han hari ini memiliki jadwal mengajar yang padat, dan di dalam ruangan hanya tersisa jisoo saja dengan para pria yang sedang beradu argumen, tentunya.



"Saya tahu benar bagaimana adik saya, mereka tidak mungkin berulah jika bukan orang lain yang memulai" Jisoo dapat mendengar taeyong berbicara, ia ikut menganggukan kepalanya merasa setuju.

"Anak saya berbicara kenyataan, apanya yang salah" balas Pak Direktur tak ingin kalah

"Ternyata Anda sudah tahu permasalahannya, seharusnya jika seperti itu Anda tahu mana sisi yang salah?"

"Sebentar Pak" guru Park menengahi "kemarin salah satu guru kami ikut melerai mereka, mungkin adanya saksi lebih baik". Usulnya

Jisoo menutup matanya gusar, ia ikut diseret dalam permasalahan ini. Dengan tajam ia memandang sengit Guru Park yang kini tengah mendatanginya.

"Keluarga Pak direktur ini, semuanya memang selalu dibuat hiperbola, jadi Guru Kim cukup nurut saja apa yang dikata beliau. Gak usah nyanggah, yah!" bisik Guru Park padanya, Jisoo melihat Guru laki-laki itu dengan tatapan tak percaya.

Maksudnya ia harus menjadi saksi palsu? heol daebak!! Politik macam apa ini..

Hati-hati Jisoo melangkah menuju kursi tamu, dimana disana Taeyong tengah tersenyum memandangnya penuh ketertarikan, mengapa dalam situasi seperti ini ia malah merasa sedang digodai. Ingin rasanya Jisoo melempar pria itu ke kutub utara, melenyapkannya dengan para pria eskimo yang sama dingin dengan karakternya.

"Maaf Pak, saya guru satu-satunya yang ada disana pada saat itu" ucapnya setelah ikut berkumpul di meja tamu

"Ya silahkan" respon Pak Direktur dengan terbuka.

My Masternim Siblings ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang