Bagian-5

13.3K 1K 7
                                        

Bagaimana ini bisa terjadi padaku?
Semua orang berteriak, aku berusaha bersuara tapi tidak ada yang mendengarku.

                 ~Untitled_Simple Plan
.
.
.
.
.

Berita kehamilan Nara tersebar begitu cepat di kalangan sekolah. Nara sendiri hanya terduduk sedih dibelakang sekolah. Air matanya tak kunjung berhenti setelah ia keluar dari ruang kepala sekolah.
Nara masih beruntung karena tidak dikeluarkan, entah apa alasannya. Tapi mungkin setelah ini, semua orang akan makin membencinya.

Dari dulu, cita-citanya adalah menjadi seorang pengajar. sejak keluar dari panti asuhan Nara berusaha keras untuk bisa diterima disekolah elit tempatnya sekarang dengan mengandalkan jalur beasiswa. Tapi, saat ini semua yang ia impikan itu tidak jelas akhirnya. Ia mungkin tidak bisa melanjutkan sekolah jika lembaga pendidikan ini memutus beasiswa yang diberikan padanya.

"Apa kalian sudah tau kalau ada junior kita yang hamil?" Kim Ryeon bertanya pada empat temannya yang saat ini -hanya tiga saja- terlihat kaget dengan pertanyaan darinya.

"Hamil?" Ulang Lee tak yakin.

"Ia, aku juga baru mendengar beritanya dari pacarku. Dia bilang perempuan itu bekerja sebagai pelacur dan mungkin anak yang dikandungnya adalah anak dari pelanggannya yang kaya raya."

Lee , Yongi, dan Hyunsik terlihat antusias mendengarkan cerita Kim Ryeon. Berbeda dengan Devian yang cuek dan asyik dengan ponsel di tangannya.

"Wah ... aku jadi penasaran dengan perempuan itu," Ujar Yongi diikuti anggukan teman-temannya yang lain.

"Apa kita mengenal perempuan itu?" Tanya Hyunsik.

"Kurasa tidak, dari namanya ia pasti bukan murid terkenal di sekolah ini, tapi pacarku bilang kalau perempuan itu murid yang pintar."

Kim ryeon menoleh pada Devian, "Dev ... pacarku bilang, perempuan itu sekelas dengan tunanganmu."

Devian menoleh. Perempuan hamil itu sekelas dengan tunangannya, Lalu?

*****

Nara mencoba menahan tangis sambil memeluk perutnya mendengar semua cacian yang dilontarkan padanya.
Nara berusaha berjalan melewati lorong kelas tanpa memperdulikan cacian menyakitkan itu.

Jika biasanya ada Min Hari yang akan membelanya, saat ini dan sampai kapanpun gadis brown itu tak akan sudi untuk membela atau bahkan hanya sekedar menatap wajahnya.

Ditahannya perasaan sesak yang menusuk hati dengan sekuat tenaga. Saat ini ia merasa sangat mual dan kata-kata menyakitkan yang di dengarnya tadi memperparah keadaannya.

"Hiks ... hiks ... kenapa mereka mengataiku seperti itu? Padahal mereka tidak tau yang sebenarnya. Ya tuhan ... aku harus bagaimana?" Nara terus berjalan hingga tidak sadar bahwa ia berjalan ke arah yang salah. tepat di ujung lorong sana, ada beberapa siswa laki-laki yang juga berjalan ke arahnya.

Nara terpaku. Wajah itu ... adalah wajah orang yang membuat hidupnya yang hancur ini semakin hancur hingga tak bersisa lagi. Laki-laki yang membuat sesuatu hidup didalam rahimnya tanpa diketahui oleh orang itu sendiri. Nara dengan cepat berbalik arah dan berjalan dengan terburu-buru. Ia tak ingin bertemu dan melihat wajah itu lagi.

"Ada apa dengan gadis itu?" Tanya Hyunsik bingung.

"Mungkin dia salah arah." Tebak Lee.

Devian diam-diam memperhatikan perempuan itu.

Kenapa rambut dan postur tubuhnya mirip sekali dengan perempuan itu?

*****

Hari ini ... entah untuk keberapa kalinya nara menangis. Ia tidak bisa pura-pura tuli dengan apa yang di ucapkan oleh siswa disekolah tentang dirinya. Meskipun di depan mereka ia mencoba tak perduli, namun tetap saja sesungguhnya ia tak kuat. Nara menangkup wajahnya sambil terus terisak tak takut ada yang mendengar karena saat ini ia berada dibelakang sekolah. Nara masih terisak saat tiba-tiba perutnya berdenyut sakit dan yang ia tau semuanya gelap.
.
.
.

TRUST (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang