Bagian 27

13.1K 1K 47
                                    

Bagaimanapun, dalam kehidupan selalu ada tempat untuk sebuah maaf, tak peduli seberapa besar kesalahan yang telah terjadi.

                                     ~Leo Tolstoy

.
.
.
.
.


"Hwan ... biarkan Nara pergi. Mereka sepertinya benar-benar telah menyesal. Bukankah setiap orang pasti memiliki kesalahan? disengaja maupun tidak, sebagai manusia kita tidak pantas menghakimi."

Akhir minggu ini, Soo Mi dan Hwan pergi berkunjung ke panti tempat Nara tinggal. Ibu muda tersebut lalu menceritakan apa yang telah terjadi beberapa hari lalu. Awalnya semua baik-baik saja. Hwan juga terlihat mendengarkan tanpa protes akan cerita Nara. Tetapi, setelah Nara mengatakan bahwa kedua orangtua Devian menyuruh Nara untuk tinggal bersama mereka lagi, Hwan langsung menyatakan keberatannya.

"Tidak, Soo Mi. Aku tidak melarang Nara untuk memaafkan mereka bahkan membiarkan mereka bertemu dengan Eunbi. Tapi, aku tidak setuju kalau Nara harus tinggal bersama mereka lagi." Hwan kekeh dengan pendapatnya.

Nara yang awalnya hanya duduk diam disamping Soo Mi kini menggapai kedua tangan kakaknya. Ia genggam kedua tangan itu seraya berkata, "kakak ... aku tidak tinggal disana. Mereka hanya memintaku untuk menginap beberapa hari. Mereka ingin sekali menghabiskan waktu dengan Eunbi."

"Lalu bagaimana dengan laki-laki itu? Apakah kau sudah siap berada sedekat itu dengannya? Bagaimanapun ia belum meminta maaf padamu, itu artinya laki-laki itu tidak menyesali semua perbuatannya. Ia bisa saja berbuat jahat lagi padamu."

Wajah Nara kembali sendu. Sadar bahwa yang Hwan katakan ada benarnya.

"Aww!!" Hwan meringis saat merasakan cubitan dari Soo Mi.
"Bisakah kau sedikit berpikiran positif? Kau harusnya ingat Hwan, laki-laki yang kau maksud itu adalah ayah Eunbi. Ia pun pernah datang kemari dan mengakui Eunbi sebagai putrinya. Kau tidak bisa begitu saja berkata seolah-olah ia penjahat yang tak termaafkan hanya Karena dia belum meminta maaf secara langsung pada Nara."

Hwan sudah akan mendebat teman dekatnya jika ia tidak mendengar Nara kembali bersuara, "sudahlah kakak ... aku tidak akan ke sana kalau kakak tidak mengizinkan. Dan kurasa Nyonya dan Tuan Arthur akan memahaminya."

"Harus. Mereka harus bisa memahami keputusanku."

Soo Mi menghela nafas melihat tingkah menjengkelkan laki-laki yang ia cintai itu.

******

Tengah hari yang terik. Tak terlihat anak-anak panti yang bermain di luar. Sebagian dari mereka menjalani kegiatan rutin yaitu tidur siang. Sebagian lagi yang tidak menyukai tidur siang memilih bermain di dalam kamar masing-masing.

Hwan dan Soo Mi masih terlibat perdebatan dengan suara yang dibuat agar tidak mengganggu sekitar. Walaupun sebenarnya, perdebatan yang mereka lakukan lebih didominasi dengan kecerewetan Soo Mi yang gemas akan sifat Hwan tadi.

"Kau juga termasuk sumber masalahnya, Hwan!"

"Hah? Aku?" Hwan menunjuk dirinya sendiri.

"Iya. Kau dengan ayah Eunbi adalah sumber utama dari penderitaan yang Nara terima."

Hwan menghela nafas dalam ketika kembali diingatkan akan kesalahan yang sampai sekarang masih ia sesali. "Kenapa kau jahat sekali, Soo Mi? Kau masih mengingatkan aku pada kesalahan itu." Wajah Hwan berubah murung.

Menyadari kalau ia salah bicara, Soo Mi buru-buru minta maaf. Akan tetapi Hwan tetap menampilkan wajah tersakiti dan memalingkan wajahnya dari Soo Mi. Wanita itu tidak tau bahwa Hwan hanya berpura-pura agar pembicaraan mereka cepat terselesaikan.

"Maafkan aku ... hei, Sayang. Jangan marah, ku mohon ..."

Hwan menoleh kembali dan menatap mata Soo Mi menyelidik. "Barusan kau memanggilku, apa?"

Soo Mi gelagapan, "apa? Aku tidak memanggilmu apapun. Aku hanya minta maaf padamu, Hwan."

Hwan tersenyum jail membuat Soo Mi mendengus sebal. Hwan menangkup sebelah pipi Soo Mi dengan telapak tangannya membuat pandangan Soo Mi terfokus padanya. Tersenyum Hwan memanggil wanita di hadapannya, 'Sayang' sebelum akhirnya bangkit meninggalkan Soo Mi yang harus menenangkan debaran jantungnya.

******

Tidak yakin. Itulah yang Devian rasakan saat ini. Mendengar bahwa pertemuan orang tuanya dengan Nara berjalan baik dan mereka kini telah mendapat maaf dari mantan calon menantu mereka. Bukan hal yang sulit dibayangkan untuk Devian. Mengingat perempuan bernama Nara itu adalah wanita yang sangat polos dan terlalu mudah memaafkan. Hatinya tentu tidak diselimuti dendam. Tapi yang jadi keraguan Devian saat ini adalah kebersediaan Nara untuk datang kembali ke rumah ini.

Ya, kedua orangtuanya meminta Nara untuk datang ke rumah ini. Bukan hanya sekadar berkunjung, melainkan untuk tinggal beberapa hari.

Dengan segala kenangan buruk yang telah Nara dapatkan di rumah ini, mengapa wanita itu masih mau untuk kembali?

Walau sejujurnya, Devian tidak bisa berbohong bahwa sebagian hatinya diselimuti perasaan bahagia. Ada letupan ketidaksabaran untuk menunggu kedatangan Nara dan putri cantiknya ke rumah ini. Tapi, akankah Tuhan berbaik hati padanya?

*****

"Nara ..." Hwan masuk kembali ke dalam kamar Nara.

"Kakak, dimana Soo Mi?" Tanya Nara sembari menaruh bantal di samping Eunbi yang sibuk merangkak ke segala arah. Bayi berbaju biru itu semakin pintar dan sangat aktif merangkak. Terkadang jika menemukan tempat pegangan ia akan berusaha berdiri.

"Entahlah, mungkin ia sedang menetralkan detak jantungnya," Nara menatap tak mengerti. Namun Hwan tak berniat untuk menjelaskan."Kapan kau akan berangkat ke rumah keluarga laki-laki itu?"

Nara menggeleng," aku tidak akan pergi Kak."

"Kenapa?"

"Bukankah Kakak tidak mengizinkan? Aku tidak akan pergi jika hanya membuat Kakak khawatir."

Hwan tertawa lalu mendekat pada adik semata wayangnya. "Sekarang aku mengizinkan. Kau bisa pergi ke sana."

"Kenapa Kakak tiba-tiba berubah pikiran?"

"Aku hanya tidak mau membuat orang lain sedih," beralih menatap keponakannya, Hwan lalu melanjutkan,"Eunbi pasti senang bisa bertemu dengan kakek, nenek dan ayahnya."

Nara tersenyum lalu memeluk Hwan erat. Berterimakasih sebab sang kakak mengizinkan untuk pergi.

Diam-diam di balik pintu yang tidak tertutup rapat, Soo Mi melihat Hwan dan Nara dengan senyum bahagia. Ia pikir Hwan tidak akan mengalah dengan pendiriannya.

.
.
.
.
.

Nara bakal ketemu sama Devian gak ya?

Yuhu~ up lagi nih...
Pada minta up secepetnya kan? Udah saya turutin ya haha

Btw~ ada yang nonton anime Darling In The Franxx, gak?😂 Seru gak sih ceritanya?

TRUST (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang