[Private acak]
.
.
Pindah ke Dreame/Innovel (@RatuQi)
Tentang permainan takdir yang membawa luka untuk Shin Nara.
Tentang Devian Arthur yang mencoba untuk mengobati luka seseorang.
Tentang sebuah kepercayaan yang kembali hadir diantara keterpurukan...
Luka itu ... biarlah waktu yang menghapus~ . . . . .
Sungguh, Nara tidak tau apa yang harus ia perbuat saat berada dalam situasi ini. ia telah berusaha menyiapkan hati jika suatu saat nanti orangtua Devian datang ke panti untuk menemui Eunbi seperti yang dulu kakaknya bilang. Namun, ia lupa tidak menyiapkan hati kalau-kalau pertemuan mereka terjadi secara tidak terduga seperti saat ini.
Nara masih duduk kaku di tempatnya dengan Eunbi yang tertidur dalam gendongan. Dipisahkan meja makan, Nara duduk di depan ayah dan ibu Devian. Pertemuan ini hampir tidak masuk akal mengingat Nara datang ke rumah ini untuk bertemu dengan keluarga dari lelaki paruhbaya yang selalu berbaik hati membantu ia dan Eunbi. Namun, saat makan malam telah selesai, lelaki yang ia panggil paman Lee itu memberi tau kebenaran yang sesungguhnya. Bahwa ia adalah teman dari kedua orangtua Devian.
"Nara ... maaf, mungkin ini sangat mengejutkan untukmu. Lee, dia adalah teman kami seperti yang telah ia katakan. Kami-"
"Apakah Nyonya dan Tuan sengaja?" Potong Nara dingin. "Kalian sengaja menyuruh Paman Lee untuk mengawasiku?"
Wajah Kim Sena berubah panik, "tidak Nara ... kami tidak menyuruh Lee untuk mengawasimu. Ini semua benar-benar tidak disengaja-"
"Kami bahkan tidak tau kalau Lee mengenalmu." Suara Rayden Arthur memotong. Dengan tenang ia menjelaskan, "waktu itu, aku tidak sengaja melihat foto Eunbi di handphone Lee, dari situ aku tau kalau Lee dekat denganmu dan Eunbi. Lalu setelah aku menceritakan semua yang terjadi, ia bersedia untuk membantuku dan istriku untuk bertemu dengan mu, Nara."
Nara masih bergeming. Mencerna apa yang ia dengar.
"Lee tau betapa kami menyesal atas apa yang telah Devian dan keluarga kami lakukan padamu. Kami mohon Nara ... maafkan kami semua."
"Setelah aku memaafkan kalian semua, apa yang akan kalian lakukan? Apa kalian akan membiarkan aku dan anakku hidup tenang?"
Nara sesungguhnya telah memaafkan kesalahan mereka semua. Namun selayaknya manusia biasa, kenangan menyakitkan itu masihlah teringat hingga kini.
Hening terjadi. Mengisi suasana pertemuan antara Nara dan mantan calon mertuanya. "Nara ..." Kim Sena tiba-tiba telah berlutut di samping kursi Nara. "Kesalahanku dan keluargaku memang sungguh banyak. Aku tidak bisa memaksamu untuk memaafkan kami. Karena pasti akan sulit. Tapi biarkan kami menebus semua kesalahan itu. Dan juga tolong jangan jauhkan kami dari cucu kami."
Nara yang tidak sampai hati melihat Kim Sena berlutut dengan linangan air mata, ia sentuh kedua tangan Kim Sena dan membantunya untuk berdiri. "Sejujurnya ... aku sudah memaafkan Nyonya dan keluarga Nyonya. Nyonya dan Tuan tidak perlu menebus apapun. Mungkin memang takdirnya harus seperti ini. Aku ... tidak akan menjauhkan Eunbi kalau memang kalian telah menerima kehadiran anakku. Jadi Nyonya dan Tuan jangan khawatir."
Kim Sena dan Rayden Arthur terpana dengan ucapan dan ketulusan yang terpancar dari wajah Nara. Terbuat dari apakah hati ibu muda dihadapan mereka ini? Mengapa sangat mudah memaafkan orang-orang yang telah berbuat jahat padanya?
Tanpa bicara Kim Sena merengkuh Nara kedalam dekapannya dengan hati-hati agar tak mengganggu cucunya. Ia biarkan dirinya terisak di bahu seorang perempuan yang dulu selalu ia pandang rendah. Bahkan dulu ia pernah memaksa Nara untuk bekerja layaknya pelayan walau dengan keadaan hamil. Perempuan muda yang ia pikir licik karena menginginkan harta keluarganya. Ya Tuhan ... betapa buruk perlakuan yang ia berikan pada Nara.
Mata Rayden berkaca-kaca melihat pemandangan mengharukan di depannya. Begitu matanya bertemu pandang dengan Nara, Rayden tersenyum dan menggumamkan kata terimakasih untuk sikap yang telah Nara lakukan.
Paman Lee datang dan mengusap bahu Rayden, sahabatnya. Ikut menyaksikan betapa harunya pemandangan ketulusan yang Nara berikan untuk orang-orang yang pernah menyakitinya. Bibirnya membentuk senyuman kecil. Langkahnya untuk menolong keluarga sahabatnya dari perasaan bersalah benar-benar tepat. Meskipun sempat ragu mempertemukan Nara dengan keluarga sahabatnya, namun akhirnya semua itu dapat terlaksana dengan baik.
******
Devian merenung. menatap langit-langit kamarnya dengan perasaan nelangsa. Beberapa menit berlalu, hingga akhirnya ia kembali membuka galeri di telepon genggamnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Potert Eunbi yang sedang tertidur.
Bukan ia yang berhasil mengabadikan momen ini secara langsung. Ini hanyalah salah satu dari banyaknya foto yang Kim Yura kirimkan padanya.
Sejujurnya ia masih kebingungan dengan perasaannya sendiri. Bagaimana tidak, dulu ia begitu takut akan status ayah yang akan disandangnya. Semua hal yang bersangkut paut dengan kandungan Nara selalu berusaha ia jauhi. Bahkan ketika tiga bulan Nara tinggal di rumahnya dalam keadaan hamil besar ia berusaha tak perduli. Ia melewatkan berbagai macam perkembangan Eunbi saat di dalam perut Nara.
Ia tidak tau bagaimana ketika Eunbi mulai bergerak di dalam perut Nara, dan itu membuatnya menyesal. Apalagi setelah mendengar cerita dari Kim Ryeon salah satu sahabatnya di sekolah dulu yang kini baru saja dikaruniai anak pertama.
Meskipun Devian dan Ryeon memiliki awal cerita sama-sama menghamili perempuan sebelum menikah namun akhir dari kisah mereka berbeda. Ryeon menikahi perempuan yang mengandung anaknya dan kini sedang berbahagia akan kelahiran bayi mereka. Sedangkan dirinya? Ia malah harus berjauhan dengan Eunbi dan mirisnya baru sekali menatap langsung wajah putri kecilnya.
Shin Eunbi ...
Andai ia tidak melakukan kesalahan. Andai saat Nara mengandung ia lebih perduli. Andai ia menemani Nara ketika berjuang melahirkan Eunbi. Pasti anaknya akan menyandang nama Arthur seperti dirinya.
Andai ...
Akhirnya semua itu hanya menjadi sebuah pengandaian yang membawa penyesalan.
. . . . .
Lama banget ya updatenya😂 Sekalinya up dikit banget. Maklum dunia nyata lagi perlu perhatian ekstra..
Untuk yang nyemangatin lewat komen dan DM. Makasih^^