chapter 5

3.4K 161 0
                                    

Alea prov.

Aku senang karena aku bisa memiliki teman. Aku memang menerima Roni sebagai temanku karena melihat usahanya untuk menjalin pertemanan.

Tapi aku harus kehilangannya, karena Roni mendapat beasiswa melanjutkan S2 ke Australia

"Lo gak mau ngasih gue semangat?? Gue mau ke luar negri lo, bukan ke luar kota lo!" celetuk Roni yang membuatku tersenyum

"Tapi ngeliat lo senyum aja udah buat gue semangat kok" rayu Roni

"Saran gue, lo jangan cuek cuek lagi deh sama yang lain jangan tertutup lah,,"

Aku mengantar Roni ke bandara, aku senang karena aku bisa memiliki teman ngobrol meskipun dia sering gak nyambung

**

Beberapa hari lalu Joe menemui ku saat aku berada di kampus. Joe adalah mantan pacarku dan pacar mantan sahabat baikku.

*flashback on

"Al, gue mau kita balikan lagi. Gue gak bisa hidup tanpa lo!" Joe menatapku

"Gue gak bisa, gue gak mau ngrusak hubungan orang lain!" jawab ku sebelum pergi. Tapi tangannya menghentikan langkahku

"Gue udah putus sama Lena, gue gak mau sama dia, gue maunya sama lo, Al!" Joe berusaha meyakinkanku. Aku menamparnya

"Hahahahahahh!" aku tergelak
"Jadi lo akan melakukan hal sama ke gue lagi bukan?" tanyaku mengejek

"Gue janji gak bakal ngecewakain lo lagi, gue bersumpah!" jawabnya meyakinkan

"Husshht..lo kira gue bakal percaya?" ucapku penuh dendam

"Hahahahh,,lo gak mau nerima gue lagi? Baiklah lo tunggu balasan dari gue atas penghinaan yang lo buat ini!" Joe pergi setelah aku menamparnya

*flashback off

Sudah 2 minggu Roni tak lagi menganggu hari hariku, rasanya kembali sepi. Dan aku kembali ke kebiasaan sebelum Roni menjadi temanku, menjadi sangat dingin dan bersikap sangat acuh dengan sekitar.

Dengan beberapa buku tebal dan laptop di tanganku, aku berjalan keluar kelas karena matakuliah telah selesai. Dan jam tanganku menunjukkan jam 4 sore, dan aku yakin pasti Koko (abang) telah menungguku.

Aku tak melihat mobil koko terparkir di depan kampus. Apakah koko lupa menjemputku? Tapi koko selalu ontime, jadi tak mungkin. Tapi kenapa koko belum datang. Jika dia tak bisa menjemputku dia pasti akan mengabariku, tapi koko tak mengabari apapun padaku.

Aku mulai tak sabar,kurogoh ponsel di dalam tas. Ternyata ponselku mati karena lowbat. Mungkin koko sudah mengirim sms tapi aku tak tau karena ponselku mati.

Karena bingung dengan buku dan laptop di tanganku, aku sampai tak menyadari saat sebuah motor berhenti tepat didepanku.

Kaca helmnya diangkat menampakkan wajah si pengemudi, Nathan.

"Butuh tumpangan?"tanyanya sok kenal

"Tidak, terima kasih!" jawabku singkat

"Gue pikir kakak lo gak bakal jemput lo deh?" ucapnya tersenyum

"Maksud lo?" tanyaku terkejut

"Gak maksud gue, sekarang kan jam pulang kantor jadi mungkin kakak lo kejebak macet" jawab Nathan

"Gue bisa naik taksi!" ucapku singkat

"Tapi gue gak liat ada taksi lewat!"

"Gue bisa menunggu!"

"Lo mau nunggu taksi lewat? Sendiri? Lo berani?" aku mengangguk sebagai jawaban

"Lo serius gak butuh tumpangan?" tanya Nathan sekali lagi
"Gak!" mataku mengedar kesegala arah menghindari tatapannya, tapi mataku menangkap beberapa preman tengah berjalan kearahku. Jika aku menolak tawaran Nathan entah apa yang akan terjadi.hii

***

Hai hai readers,
Perkenalannya panjang kan...

Budayakan ngasih vote yach..

Love u all

Because I love U girl (COMPLETE)✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang