chapter 33

1.7K 61 2
                                    


Masih Roni Pov..

Tuhan jika bisa, aku saja yang berada di dalam. Selamatkan Alea,

Aku mengatupkan kedua telapak tanganku didepan wajahku, dengan sungguh sungguh aku berdoa

Hampir saja aku menyerah menunggu keajaiban Tuhan, suara derap langkah dari koridor seperti membangunkanku dari doa

Rhei, pria itu berjalan dengan langkah panjang dan tergesa gesa. Raut kecemasan tergambar jelas di wajahnya

Pria yang sama besarnya mencintai gadis yang berada di dalam ruang UGD

"Gimana keadaan Alea?" tanya nya khawatir

"Dokter belum keluar dari UGD" jawabku lirih

"Alea..... " aku mendengarnya bergumam lirih. Rhei berjalan mondar mandir di depanku, aku tahu benar bagaimana perasaannya saat ini

Saat aku mulai tenggelam dalam lamunanku dan Rhei yang masih mondar mandir di sekitar pintu UGD

Tiba tiba suara pria datang dari koridor mengagetkan kami berdua

"Dimana Alea?" seketika kepalaku mendongak dan mendapati jika suara itu milik Nathan, dia tengah berdiri di depanku

"Ngapain lo kesini?" tanyaku tajam, ada rasa tidak suka melihatnya disini

Sekilas aku melihat kilatan rasa bersalah di dalam matanya

"Dimana Alea? Jawab gue, apa Alea sedang mengandung anak gue?" seketika amarah memuncak dalam hatiku, pria itu.. Aku ingat bagaimana hancurnya Alea saat itu, aku ingat bagaimana sekuat tenaga Alea melalui hidupnya yang hancur karena pria brengsek yang berdiri didepanku

Belum sampai aku menghampirinya, tiba tiba Rhei memberinya tinju tepat di wajahnya. Membuat sudut bibirnya mengalir darah segar

Roni Pov end..

*..*

Nathan Pov..

Saat ini aku berdiri tepat di seberang gerbang rumah Alea. Meski mendapat penolakan dari pembantu di rumah Alea, tapi aku tetap kekeh menunggunya

Sudah hampir 3 jam, tapi aku tidak melihat mobil yang membawa Alea tadi di taman

Kalian tahu, bagaimana perasaanku saat Alea menyebut tentang bayi dan tentang hal 6 bulan lalu?? Sial!!!

Selama seumur hidupku aku tidak pernah seceroboh ini. Meskipun aku sering melakukan sex, tapi aku tidak pernah melupakan hal yang sangat penting. Aku selalu melakukannya dengan hati hati, tapi tidak dengan Alea

Dengan kesal aku merutuki kebodohan diriku sendiri, sampai suara deru mobil menghentikanku

Itu mobil milik abangnya Alea, karena aku berdiri di tempat yang minim penerangan jadi bang Rhei tidak bisa melihatku tapi aku bisa melihatnya dengan jelas

Aku bisa melihat seorang pembatu yang menolakku tadi berbicara pada bang Rhei diluar gerbang. Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan, tapi aku bisa melihat perubahan mimik wajah bang Rhei

Dengan tergesa gesa, dia masuk kedalam mobil dan membanting pintu dengan keras. Dan seketika mobil melesat dengan cepat

Merasa bingun dan penasaran, aku mengikutinya menggunakan motor

Untunglah suasana jalanan tidak terlalu padat, jadi aku tidak sampai kehilangan mobil bang Rhei

**

Di rumah sakit

Aku terus mengikutinya diam diam, kenapa dia ke rumah sakit??

Sial, otakku sekarang penuh dengan banyak pertanyaan

Sampai aku melihatnya berhenti di depan ruang UGD, aku juga melihat Roni duduk di bangku rumah sakit. Dia menunduk dalam

Aku tidak bisa mendengar mereka, siapa yang sedang dirawat di dalam sana? Dimana Alea??

Sampai aku mendengar sekilas jika bang Rhei menyebut nama Alea dengan cemas

Tanpa sadar, kakiku melangkah mendekati mereka

"Dimana Alea?" tanyaku lirih menuntut jawaban darinya

Kepalanya mendongak menatapku, aku tau aku benar benar pria bodoh dan brengsek

"Ngapain lo kesini?" dia bertanya tajam padaku, setajam tatapannya

"Dimana Alea? Jawab gue, apa Alea sedang mengandung anak gue?" dia hanya diam

Dan tiba tiba aku merasakan tinju mendarat tepat di wajahku, membuatku limbung dan terhuyung

Amarah yang meluap tergambar jelas di wajah bang Rhei, aku meringis merasakan bibirku yang bengkak

Tentu saja, apa yang kulakukan pada Alea 6 bulan lalu memang keterlaluan. Aku bahkan melukainya dengan sangat jahat

"Ngapain lo disini? Hah?? " bang Rhei mencengkram kerah bajuku dengan kasar

"Ngapain lo kesini? Apa lo belum puas bikin hancur Alea?" aku menerima teriakan bang Rhei, karena aku memang pantas di caci

"Gue minta maaf bang, gue nyesel, gue pengen minta maaf sama Alea, gue pengen menebus kesalahan gue sama Alea, gue tau gue udah nyakitin Alea dan bahkan menghancurkan hidupnya. Gue pengen bertanggung jawab sama perbuatan buruk gue sama Alea" aku menggenggam tangan bang Rhei dan menumpahkan semua rasa menyesalku

"Kalo lo mau pukul ato hajar, gue terima tapi tolong biarkan gue menebus kesalahan gue sama Alea" tanpa sadar mataku terasa panas

"Bang hentikan, kita sedang di Rumah sakit. Jangan bikin keributan di sini" ucap Roni menengahi dan berusaha menenangkan bang Rhei

Dengan kasar bang Rhei melepas cengkraman tangannya yang hampir mencekik leherku

Dan tiba tiba seorang dokter dengan perawak tinggi menggunakan pakaian berwarna hijau dengan masker yang menutup sebagian wajahnya, keluar dari ruang UGD

Nathan Pov. End...

***

Kasih votement kalian yahhh biar diriku tambah semangat nulisnya

Because I love U girl (COMPLETE)✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang