chapter 39

1.6K 53 2
                                    


***

Entahlah,,  tapi otak author lagi ngebundel banget,  jadi untuk chapter ini kita pake karakter yang lain aja yah...
Semoga kalian bisa menikmatinya..  :*

***
Author Pov..

Seorang gadis berpakaian rapi berjalan mendekati sebuah ruangan besar dengan sebuah pintu kaca yang tebal

Dari luar tampak terlihat seorang pria tengah larut dalam berkas berkas di hadapannya

Setelah berhari hari meninggalkan pekerjaannya, sekarang dokumen dokumen itu sudah menghantui meja kerjanya

Tok... Tok... Tok (suara ketukan)

"Masuklah! " sahut Rhei dingin tanpa mengalihkan perhatiannya dari benda yang di hadapannya

"Pak,  klien kita dari Surabaya sudah datang, apa kau ingin mempersilakan mereka masuk? "

"Suruh mereka masuk,  aku akan menyelesaikan ini sebentar lagi" jawab Rhei tegas

Gadis bernama Ruri melangkah meninggalkan ruangan Rhei

Ruri,  sekertaris Rhei yang cantik. Seorang gadis anggun keturunan Jawa yang manis. Sebenarnya gadis itu sudah menaruh perhatian lebih pada atasannya

Tapi seketika mimpinya pupus sebelum ia berani berharap lebih. Ia tau, akan sangat kurang ajar jika dia bermimpi bisa bersanding dengan seorang direktur tempat ia bekerja

***

"Ruri,  apa kamu sudah makan siang? " tanya Rhei yang tengah berdiri di depan meja kerja Ruri

"Eh,  pak Rhei! Belum pak,  masih ada beberapa dokumen yang belum saya selesaikan " jawab Ruri terkejut

"Yasudah,  tinggalkan saja dulu. Jangan menunda makan siangmu, bagaimana jika nanti kamu sakit? Yang ada pekerjaanmu semakin terbengkalai nanti" ucap Rhei datar

"Baik pak! " jawab Ruri menurut

Mereka melenggang meninggalkan kantor, menuju tempat parkir di samping gedung kantor

"Kamu mau makan apa? " tanya Rhei tetap fokus pada jalanan kota

"Terserah bapak saja"

"Berhentilah memanggilku bapak,  kukira usiamu tidak beda jauh denganku" seketika nada suara Rhei berubah melembut

"Eh.. "

"Panggil saja Rhei! " seulas senyum tergambar di wajah Rhei,  membuat wajah Ruri merah seperti sebuah tomat segar

"Baik pak,  eh Rei" jawab Ruri malu malu

"Ngomong ngomong,  sabtu ini apa kamu ada rencana? " tanya Rhei mulai terlihat santai tidak se kaku saat di kantor

"Sabtu ini? Saya tidak memilik rencana apapun"

"Stop ngomong formal denganku,  kita sudah tidak di kantor,  jadi bersikaplah formal jika di kantor dan bersikaplah santai jika tidak ada siapapun" Rhei tersenyum hangat

"Baiklah, "

"Kalo gitu,  aku akan menjemputmu jam 7 pagi" sahut Rhei

Susana kembali hening

***
Hari pernikahan

Alea Pov..

Tubuhku rasanya nya menggigil, rasa gugup sudah menyerang ku sejak semalam. Sejujurnya,  membayangkan jika hari ini aku akan berjalan di altar pernikahan membuat kaki ku sedikit bergetar

Menikah dengan Roni,

Memutuskan untuk menikah dengan orang yang sangat baik dan berharga dalam hidupku tidak masalah buatku. Tapi entah kenapa aku berharap orang lain ada disini

Tiba tiba aku merasakan sebuah lengan besar melingkar di pinggangku. Memelukku dan menenangkan

Roni,  bayangan pria itu terpantul dari cermin besar yang ada di depanku. Tersenyum lembut,  dan mengecup lembut tengkuk leherku

Sensasi geli meninggalkan leherku sekilas

"Jangan terlalu gugup,  buat dirimu nyaman,  Al, " bisik Roni sebelum mengecup tengkuk ku sekali lagi

Mungkin terlihat jelas,  jika aku sedang sangat gugup. Tapi aku senang jika Roni datang membuatku sedikit lebih tenang

Entah kemana koko,  selama pagi ini aku belum bertemu dengannya. Bahkan sejak semalam,  aku juga tidak bertemu dengannya

"Al, " tiba tiba koko muncul dengan setelan tuxedo hitam elegan,  mataku mengernyit bingung dengan sosok wanita cantik yang berdiri di sampingnya

"Aku minta maaf,  aku harus menyelesaikan beberapa hal dulu" ucap koko merasa bersalah

"Nggak papa kok," hanya itu yang bisa keluar dari mulutku

"Apa kamu gugup? " koko menghampiriku dan mengusap pundakku

"Sangat, tapi barusan Roni juga menyemangati ku" pandanganku beralih pada koko yang tersenyum penuh arti kearahku

"Siapa dia? " tanyaku curiga sekaligus merasa senang

"Ahhh,,  perkenalkan namaku Ruri! Sekertaris pak Rhei" jawab wanita itu tersenyum ramah kearahku

"Dia Ruri,  pacarku! " sahut koko santai,  membuat wanita bernama Ruri itu terkejut dan melempar pandangan bingung kearahnya

"Pacar? Ku kira koko-ku gak ada waktu buat ngurus hal hal seperti itu" tanpa sadar aku terkekeh,  seolah tak ada lagi rasa gugup

"Iya" jawab koko tersenyum lebar,  mengabaikan Ruri yang menatapnya tajam

"Tapi sejak kapan kalian berpacaran?  Kak Ruri,  apa kakak sudah sangat mengenal koko? Dan apa kakak bisa menerima sikap sikap koko yang selalu over protektif? " yang kulihat wanita itu hanya tersenyum bingung

"Sejak tadi pagi! Dia wanita yang baik, jadi dia bisa menerima segala kekuranganku, dan hey nona , aku bukannya over protektif tapi aku hanya melindungi apa yang aku miliki" jawab koko kesal

Aku terkekeh melihat sikapnya yang tiba tiba menjadi seperti anak kecil.

"Baiklah,  kak Ruri tolong jaga koko ku ini,  dia adalah segala nya untukku,  sangat berharga untukku. Jika dia nakal,  jewer saja telinga nya"

"Eh,,  iya. Tapi..." belum selesai kak Ruri ngomong,  tiba tiba seorang wanita memanggilku dan mengatakan jika acara akan segera dimulai

Koko mengulurkan lengannya,  dan spontan tanganku menggandeng. Rasa gugup kembali menyelimuti tanpa sadar,  aku mencengkram lengan koko kuat. Dia hanya meringis

Kami berjalan memasuki altar,  dimana beberapa keluarga dan kerabat dekat melempar senyuman hangat penuh bahagia kearahku. Dan di baris paling depan,  kedua orang tuaku juga tersenyum bahagia untukku

Koko terus menggandengku sampai tiba di altar pernikahan,  dimana orang yang akan menghabiskan sisa hidupnya denganku berdiri dengan seorang pendeta dengan kaca mata

Dan saat pria itu menoleh kearahku,  seketika mataku membulat. Tubuhku mematung

***
hohohooo, siapakah diaa.......
Tinggal 1 chapter lagi udah end....
Author masih minta saran, bakal di bikin happy ending ato sad ending?

Because I love U girl (COMPLETE)✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang