01. Seorang Pria Bernama Arjuna

7.6K 350 7
                                    

Tania melangkahkan kakinya menuju kelas dengan tangan bersedekap dan Earphone yang bertengger manis di telinganya, ia penasaran ada kejadian 'menakjubkan' apa lagi yang akan ia lihat hari ini. Apakah Sepeda si Cupu di kelasnya digantung di tiang bendera lagi atau justru ada korban lainnya.

"Arjuna, please turunin sepeda gue" Tania menghentikan langkahnya dan melihat ke arah lapangan. Tania sangat hafal kejadian ini. Dalam benaknya ia melafalkan 'Ternyata si cupu lagi yang menjadi korban'.

Tania terus memperhatikan kerumunan orang-orang yang berada di lapangan tanpa berniat untuk mendekat, hingga salah seorang yang menjadi 'Biang' kejadian disana menyadari kehadirannya. Pemuda itu menatap Tania penuh arti lalu kembali berbicara pada di Cupu, dan di detik berikutnya Tania dapat Melihat Si Cupu yang berlari kearahnya.

Tania menatap ke sekelilingnya dan ia menyadari kalau semua pasang mata disini sedang menatap kearahnya. Ada apa ini?.

Si Cupu berhenti tepat di hadapan Tania dengan nafas yang terengah-engah. Tania menunggu apa sebenarnya yang akan disampaikan si Cupu itu padanya. Hingga...

"Arjuna bilang cuma lo yang bisa bantu gue" Tania membulatkan matanya, Apa maksudnya itu?

"Maksud lo apa?"

"Gue mohon bantu gue, Tania. Cuma lo yang bisa nolong gue dari ulah menyebalkan si Pandawa itu"

"Nggak usah pakai ngatain gue lo ya!"

Tania dan si Cupu itu menoleh ke asal suara yang menggelegar itu

"Tania, gue mohon bantu gue" Si Cupu itu terus saja mendesak Tania agar membantunya, Tania melihat sekilas kearah Pemuda yang berdiri jauh di tengah lapangan itu sebelum akhirnya ia berbalik dan mengabaikan permohonan Si Cupu. Si Cupu menghela nafasnya lelah

"Kenapa nggak pernah ada yang peduli sama gue?" Lirihnya dan di detik selanjutnya

"ARJUNA PRADIPTHA LAURENT, TURUNKAN SEPEDA ITU SEKARANG JUGA!" Semua pasang mata menoleh ke asal suara tersebut dan ternyata Kepala Sekolah sedang berdiri dengan garangnya di pinggir lapangan. Semua siswa dan siswi berhamburan masuk ke dalam kelas mereka kecuali Arjuna, Si Cupu dan... Tania yang berdiri di belakang Kepala Sekolah.

"Arjuna, sampai kapan kamu mau membuat masalah? Apa kamu tidak lelah dihukum?"

"Saya hanya ingin bersenang-senang dengan waktu bebas saya yang masih tersisa, buk. Apa saya salah?"

"Kamu tidak salah, tapi caramu yang salah"

Tania yang sedari tadi hanya mendengarkan mulai angkat bicara

"Saya permisi buk"

"Ah iya, terimakasih atas laporanmu" Arjuna menatap punggung Tania penuh arti

"Dia selalu susah ditebak" gumam Arjuna

"Dan kelakuan kamu pun sulit untuk ditebak. Ikut saya ke ruang BK!" Kepala sekolah menarik telinga Arjuna menuju ruang BK.

Bagi Arjuna Tania adalah gadis yang sulit ditebak, ia bahkan tidak menyangka jika gadis itu mau membantu si Cupu tanpa harus menjadi pusat perhatian. Dan well, itu membuat Arjuna sedikit tertarik dengan dirinya.

"Apa lagi yang kamu tunggu? Cepat ikut saya!" Arjuna yang sempat berhenti kembali merasakan panas di daun telinganya, jeweran Kepala sekolahnya ini benar-benar membuat telinganya seperti ingin putus. Arjuna bersumpah ia tidak akan mau di jewer lagi seperti ini.

=====TWINS=====

Seperti biasa, Tiffany bersandar menunggu Keano di samping mobil sambil memainkan ponselnya. Bahkan sekalipun tidak pernah Keano yang lebih dulu menunggunya, brandalan itu selalu punya alasan untuk setiap kegiatan yang ia lakukan setelah pulang

𝐓𝐰𝐢𝐧𝐬 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang