08. Kencan Ulang tahun

4.5K 265 13
                                    

"Udah ngerasa tenang?" Tanya Tiffany, Keano mengangguk lalu beberapa detik kemudian ia menoleh kearah Tiffany

"Lo nggak mau ngasih gue hadiah?" Tanyanya, Tiffany menatapnya bingung

"Lo mau hadiah apa?" Tanyanya Akhirnya, Keano tersenyum miring

"Jalan sambil gandengan tangan sama gue"

Tiffany menatapnya tak suka, "Lo mau mati?"

Keano membuang mukanya, "Yaudah kalau nggak mau. Sebagai gantinya  lo harus kasih satu senyuman indah buat gue" Pintanya, Tiffany diam namun beberapa saat kemudian ia bangkit dari duduknya, Keano menatapnya heran

"Ayo, katanya lo mau jalan sambil gandengan tangan" ucapnya datar, Keano ikut berdiri lalu menyusul Tiffany yang sudah keluar lebih dulu.

Mereka memilih berjalan-jalan di Taman Kota yang cukup ramai saat ini. Keano dengan setia menggenggam tangan Tiffany erat dengan sesekali melihat wajah tanpa ekspresi yang Tiffany tunjukkan sedangkan gadis itu hanya diam menerima semua yang Keano lakukan. Namun, ada satu hal yang mengganjal dihati Keano

"Sebelumnya lo nolak, trus kenapa sekarang lo mau?" Tanya Keano, sedari tadi ia penasaran kenapa Tiffany lebih memilih berjalan seperti ini bersamanya daripada menunjukkan satu senyuman darinya.

Tiba-tiba Tiffany menghentikan langkahnya dan berniat untuk melepas gandengan tangan dari Keano tetapi Keano mencegahnya, "Lo kenapa sih?"

"Kayaknya kita harus pulang sekarang" ujar Tiffany, Keano memutar bola matanya malas. Ia melepas gandengan tangan Tiffany lalu beralih menyentuh kedua bahu Tiffany

"Apa karna pertanyaan gue?" Tanyanya menatap tepat di manik mata Tiffany, Tiffany tak bereaksi

"Pertanyaan itu ganggu lo banget ya?" Tanyanya lagi, Tiffany diam. Ia lebih memilih membuang pandangannya kearah lain. Melihat itu Keano akhirnya tau jawabannnya.

Ia menggeram Frustasi, "Demi Tuhan, Tiff. Gue cuma minta lo buat senyum, kenapa lo jadi bersikap berlebihan kayak gini!" Ucapan Keano berhasil membuat Tiffany kembali menatap kearahnya

"Apa lo nggak bisa ngelakuin itu?"

"Gue nggak bisa" Tiffany akhirnya bersuara dan jawabannya benar-benar membuat Keano geram

"Kenapa?!" Suaranya meninggi

"KARNA HATI GUE UDAH RUSAK!. Lo puas?" Tiffany mengucapkan itu dengan lantang. Keano dapat melihat tatapan terluka dari mata Tiffany, Tatapan yang sering di tunjukkan oleh Rey -ayahnya- Setiap melihat foto ibunya. Perlahan Tangan Keano turun dari bahu Tiffany. Kini ia tau serusak apa hati gadis yang ada dihadapannya ini.

Haruskah aku menyembuhkannya untukmu?

=====TWINS=====

Ini merupakan deringan Ketiga namun panggilan Tania belum juga diangkat oleh Juna

"Apa dia sibuk ya?" Gumamnya lalu kembali mencoba menghubunginya dan...

'Halo, Tania'

Tersambung.

"Kamu lagi sibuk ya?, Aku ganggu nggak?" Tanya Tania seraya menselojorkan kakinya di atas sofa dan bersandar

'Aku baru aja selesai Meeting, Maaf ya telat ngangkat telfon kamu'

"Nggak masalah kok selama kamu baik-baik saja"

'Gimana acaranya?, Apa berjalan lancar? Maaf aku nggak bisa hadir'

"Gapapa kok, aku ngerti. Dan acaranya juga berjalan dengan lancar, juga untuk pertama kalinya aku liat Kakak aku nangis. Mukanya jadi lucu" kekeh Tania, Juna pun ikut terkekeh mendengarnya

𝐓𝐰𝐢𝐧𝐬 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang