11. Debaran

3.6K 272 18
                                    

Sesuai ucapannya waktu itu Keano kini sudah berdiri didepan pintu Apartemen Tiffany. Ia memencet bel dan tak lama pintu itu terbuka menampilkan wajah Tiffany yang menatapnya

"Ngapain lo kesini?" Tanya Tiffany, Keano tak menjawab ia justru melangkah maju dan memeluk Tiffany erat

"Bisa tolong peluk gue ngk, sebentar saja... Gue butuh." ujar Keano parau, Tiffany membalas pelukan Keano dan mengusap pelan punggung pemuda itu. Ia Yakin pasti ada yang tidak benar.

"Kenapa?, Ada masalah ya di kantor pas gue pergi?" Tanya Tiffany dengan tangan yang masih tetap mengelus surai kecoklatan Keano, Keano menggeleng sebagai jawaban dan melepaskan pelukannya.

"Ayo masuk." Tiffany menggenggam tangan Keano dan membawanya masuk.

Tiffany menuju dapur untuk mengambil minuman dan meletakkannya dihadapan Keano setelah itu ia duduk disebelahnya. Bahkan saat ini tatapan Keano terlihat kosong.

"Keano, ada apa?"

"Hari ini Juna dan Tania nemuin gue" ucapnya, Tiffany tetap mendengarkan sampai Pemuda itu selesai

"Dan gue sudah nyerahin Tania ke Juna. Gue senang udah ngelakuin itu karna gue bisa melihat gimana Tania bisa tersenyum bahagia tapi disatu sisi sudut hati gue sakit saat ngeliat mereka bareng. Gue nggak bisa nerima kehadiran Juna disisi Adik gue tapi gue juga nggak bisa ngelakuin apa-apa buat ngehentiin itu." jelasnya, "Aku nggak mau Tania terluka" tambahnya

"Apa yang harus gue lakuin, Tiff?" Tanyanya

"Keano, rasa nggak suka lo ke Juna nggak akan bisa mengubah apapun termasuk perasaan Tania. Jadi, hal yang bisa lo lakuin cuma menerima semuanya dan melihat Tania bahagia. Percaya sama Juna, dia nggak akan nyakitin Tania."

"Gue mungkin bisa percaya sama dia, tapi tidak dengan musuh-musuhnya. Gue takut Tania akan terluka nantinya"

"Lo mikirin hal yang belum tentu terjadi itu semua karna lo sangat menyayangi Tania dan nggak mau dia terluka, tapi ingat Tania juga punya tujuan hidupnya sendiri. Bukannya lo tetap masih bisa jaga dia dari kejauhan?"

"Tapi gue nggak mungkin bisa jaga dia setiap saat."

"Untuk itulah kenapa lo harus percaya sama Juna, karna dia punya waktu lebih banyak sama Tania."

"Haruskah?" Tanyanya tak yakin, Tiffany mengangguk untuk meyakinkannya.

"Jadi ini maksud ucapan lo kemarin?"

"Ucapan gue yang mana?"

"Waktu lo bilang lo akan datang dalam keadaan terluka. Gue kira lo bakal datang dengan luka disekujur tubuh lo, lo bikin gue cemas" ujar Tiffany dengan tatapan sebal

"Lo cemasin gue?" Goda Keano sedikit memajukan wajahnya kearah Tiffany

"Udah gila lo ya? Ngapain juga gue harus cemasin lo" Tiffany mengatakan itu dengan memalingkan wajahnya

"Lo sendiri tadi yang bilang. Jujur sama gue, Tiffany..." Keano masih dengan posisi yang sama hanya saja dengan raut wajah yang berbeda. Ia terlihat serius saat ini.

"Soal apa?" Sepertinya Tiffany belum menangkap maksud dan arah pembicaraan Keano

"Lo suka sama gue?" Dan satu pertanyaan itu membuat Tiffany hilang akal hingga ia terdiam cukup lama

"Tiff--"

"Gue nggak tau" potongnya, Keano memundurkan wajahnya dan menarik dagu Tiffany agar gadis itu menatap kearahnya

"Tatap mata gue dan jawab gue..." ucap Keano, "Apa lo... Suka sama gue?"

"Bukannya udah gue jawab ya?"

𝐓𝐰𝐢𝐧𝐬 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang