09. Ketahuan

4.6K 289 12
                                    

Tiffany berusaha untuk tetap menegakkan tubuhnya meski rasa sakit yang menjalar di kepalanya semakin menjadi-jadi. Tapi tetap saja, pada akhirnya ia tetap terjatuh jika saja Ratri tidak dengan segera menahan tubuhnya

"Tiffany, lo gapapa?" Cemas Ratri, Tiffany memegangi kepalanya lalu menegakkan tubuhnya, "Gue gapapa"

"Tapi, lo keliatan nggak sehat. Mau ke dokter?"

"Nggak usah, gue baik-baik aja kok. Cuma sedikit pusing aja. Oh iya, Jangan lupa antarin berkas yang gue minta untuk bahan rapat nanti ke ruangan gue ya"

"Bahkan disaat sakit kayak gini lo masih mikirin kerjaan. Istirahatlah sebentar, Tiff" ucap Ratri, Tiffany mengangguk

"Gue istirahat di ruangan gue aja" ucapnya akhirnya

"Perlu gue anter?" Tawar Ratri, Tiffany menggeleng lalu berjalan menuju lift

"Kenapa pusingnya makin menjadi sih" ringisnya sambil memijat pelipisnya pelan.

Setelah tiba Tiffany langsung menuju ruangannya namun ia sempat berhenti di depan ruangan Keano, "Apa dia nggak datang, ya?" Gumamnya lalu menutup kembali pintu itu dan ketika ia berbalik ternyata Keano berdiri tepat didepannya

"Nyariin gue?" Tanyanya

"Nggak" jawab Tiffany datar

"Jelas-jelas lo ngintip tadi. Dan... Lo sakit ya? Muka lo pucet banget" Tanya Keano cemas seraya meletakkan punggung tangannya di dahi Tiffany

"Gue gapapa" ucapnya lalu menyingkirkan tangan Keano dari dahinya kemudian berbalik untuk kembali ke ruangannya.

Namun, saat tepat di depan Pintu ruangannya, Tiffany kembali merasakan pusing yang amat sangat hingga ia kembali hampir terjatuh membuat Keano dengan sigap menahan tubuhnya, "Lo nggak baik-baik aja, Tiffany. Ayo gue anter ke rumah sakit" ocehnya

"Nggak, gue nggak akan kemana-mana. Ada rapat hari ini" tolak Tiffany, Keano mendengus

"Demi Tuhan. Lo liat kondisi lo sekarang, apa ini waktu yang tepat untuk mikirin pekerjaan?. Kalau memang itu yang lo khawatirin biar gue yang pimpin rapat ini asalkan lo mau ke rumah sakit"

"Lo nggak mungkin bisa..."

"Kenapa sih lo terus coba bantah gue?, Jawab aja pertanyaan gue itu udah lebih dari cukup"

"Gue nggak mau ke Rumah Sakit, gue mau pulang aja" ucapnya, Keano menghela nafasnya, "Oke, gue anterin lo pulang"

=====TWINS=====

Keano menuruti perkataan Tiffany untuk mengantarnya ke Apartement. Ia menyuruh Tiffany untuk duduk di Sofa sambil bersandar sementara ia membuatkan Teh Hangat

"Minum" Tiffany menerima teh yang dibuatkan oleh Keano, "Lo ngapain?" Tanya Tiffany

"Maksud lo?"

"Lo nggak balik ke kantor?, sana pergi" Usir Tiffany dan kembali meminum teh di tangannya

"Lo ngusir gue?. Ini balasan lo setelah gue nganterin lo pulang?"

"Emangnya gue ada minta anterin?, Kayaknya nggak deh kan lo yang maksa" ucap Tiffany tak mau kalah, Keano mendengus sebal. Ketika ia akan membalas ucapan Tiffany tiba-tiba seekor kucing dengan bulu Abu-abu berlari kearah Tiffany membuat ia sontak berdiri

"Kenapa ada kucing disini?" Tanya Keano horror, "Ini kucing gue" jawab Tiffany seraya mengangkat Kucing lucu itu ke atas pangkuannya

"Oi! Turunin benda berbulu itu sekarang, lo lagi sakit!" Ucap Keano seraya menunjuk Kucing berbulu halus itu, tetapi Tiffany tak menggubris ucapannya

𝐓𝐰𝐢𝐧𝐬 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang