13. Pertunangan

3.3K 254 11
                                    

Setelah menghilang malam itu Keano tak bisa dihubungi. Ia pun tidak pulang ke rumah. Hal itu tentu saja membuat semua orang khawatir. Karna besok adalah hari pertunangannya.

"Sebenarnya kemana dia?!. Tiffany, kamu udah coba telfon?" Tanya Rey

"Udah, Paman. Tapi ponselnya mati."

"Sebenarnya apa yang ada di pikiran anak itu." geramnya, setelahnya ia teringat sesuatu.

"Sepertinya aku tau dimana dia." gumamnya.

🍒🍒🍒

"Sebenarnya ada apa, Ken?. Kenapa kamu kabur-kaburan seperti ini?. Oma dengar besok hari pertunangan kamu." Tanya Hana

"Aku benar-benar tidak bisa mengerti bagaimana jalan pikiran Papa, Oma. Dia datang ke aku trus bawa berita soal pertunangan aku, Apa Oma bisa membayangkan bagaiamana kagetnya aku?" Hana terkekeh

"Kamu ini. Reaksimu Persis seperti Papa kamu dulu." ucapan Hana sepertinya membuat Keano tertarik, ia membenarkan posisi duduknya dan memperhatikan Hana. Melihat gerak-gerik Keano Hana tau bahwa Cucu sulungnya itu tertarik mendengar ceritanya.

"Dulu, waktu Oma dan Opa ingin menjodohkan Papamu dia juga sama kayak kamu. Merasa tidak habis pikir bahkan juga kabur-kaburan kayak kamu inj, tapi pada akhirnya dia mengerti bahwa apa yang Oma dan Opa lakukan itu demi kebaikan dirinya."

"Jadi, Oma dan Opa menjodohkan Papa?. Seperti yang papa lakuin ke aku?"

"Tentu saja."

"Apa Papa mencintai Mama?"

"Sangat, sayang. Papamu sangat mencintai Mama kamu."

"Tapi bukannya mereka dijodohin?" Keano heran.

"Memang. Tapi itu tidak menjadi alasan bahwa cinta tidak dapat hadir diantara mereka. Suatu saat kamu akan mengerti, Sayang."

"Jadi itu alasannya, bahkan setelah belasan tahun Papa masih terus menangisi kepergian Mama." Ucap Keano

"Papa kamu masih nangis?" Tanya Hana sedikit terkejut

"Iya, Oma. Kadang waktu aku bangun malam-malam aku denger Papa terisak dan berbicara didepan Foto Mama."

"Itu adalah Air mata penyesalan dan Kerinduan, Nak. Kamu juga akan mengerti Nanti." ucap Hana tersenyum Tulus, ia dapat melihat raut kebingungan di wajah Keano seakan-akan ada yang ingin ia tanyakan namun tak juga kunjung ia utarakan.

"Bagaimana keadaan Tiffany?"

"Dia baik-baik aja, Oma." Jawab Keano namun wajahnya tak bergairah sama sekali.

''Ada apa? Kenapa wajah kamu muram kayak gitu?" Tanya Hana. Keano menunduk lalu mengangkat kepalanya kembali tanpa mengatakan apa-apa

"Keano?" Tegur Hana

"Ternyata benar kamu ada disini." Ujar sebuah suara mengalihkan atensi Hana dan Keano.

"Rey?" Hana berdiri dari duduknya untuk menyambut kehadiran putra tunggalnya itu

"Mama, bagaimana keadaan Mama?"

"Baik. Keano udah ceritain semuanya dan Mama rasa kamu perlu bicara sama dia, ingat jangan terlalu keras sama dia ya."

Sepeninggal Hana Rey memilih duduk disebelah Keano meski putranya itu enggan menatapnya.

"Papa rasa kita perlu bicara." ujar Rey

𝐓𝐰𝐢𝐧𝐬 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang