07. Hari Peringatan

4.9K 317 20
                                    

Saat pagi hari Keano terbangun tanpa Tiffany disebelahnya. Hanya satu yang dapat Keano simpulkan, "Dia udah pulang ternyata"

Keano menghela nafasnya lalu beranjak menuju kamar Mandi untuk membasuh tubuhnya. Meskipun tubuhnya tidak sehat Keano pasti akan tetap memaksakan dirinya untuk mandi. Karna baginya Mandi adalah syarat utama untuk tetap tampan. Hell yeah, dia benar-benar pria yang penuh percaya diri.

"Lo kerja?" Tanya Tania yang sudah berdiri di ambang pintu Kamar Keano

"So pasti lah" Jawab Keano singkat seraya merapikan dasinya yang baru saja ia pasang

"Lo nggak Ke Cafè?" Keano balik bertanya, Tania mengedikkan bahunya

"Gue baru mau pergi, yaudah kalau gitu hati-hati. Oh iya, ada yang nungguin lo dibawah" ucap Tania sebelum beranjak

Apa itu Tiffany?

Keano bergegas turun untuk melihat langsung apakah seseorang yang sedang menunggunya itu adalah Tiffany atau bukan. Ia dapat melihat seorang gadis sedang berdiri memunggunginya, Apa benar ia Tiffany?.

"Tiffany?" Panggil Keano ragu, pasalnya Gestur tubuhnya tidak mirip sama sekali dengan Tiffany. Lalu siapa gadis ini?

"Hai, Ken"

"Alena?!"

=====TWINS=====

"Jadi, lo beneran udah pindah ke Apartemen?" Tanya Ratri, Tiffany yang berjalan disampingnya dengan masih fokus membaca laporan darinya itu mengangguk

"Gue boleh dateng nggak?" Tanya Ratri lagi, Tiffany menghentikan langkahnya, "Ya boleh dong, lo kan teman gue" jawab Tiffany seraya menyerahkan kembali Dokumen yang tadi ia baca lalu pergi meninggalkan Ratri

"Hei, Kamu!" Ucap Seseorang, Ratri menoleh

"Oh, Tuan Ken. Ada yang bi---"

"Dimana Tiffany?" Dengan seenak jidat tampannya ia memotong ucapan Ratri. Dasar CEO tidak sopan!

"Ha... mm dia baru saja pergi kesana. Sepertinya ia menuju divisi perancangan"

Setelah mendengar jawaban Ratri Keano melengos begitu saja tanpa mengucapkan apa-apa

"Dia bahkan nggak bilang makasih ke gue. Dasar nggak berperasaan!" gerutu Ratri lalu pergi dari sana.

Ceklek...

Seseorang membuka Pintu, ya siapa lagi kalau bukan Si CEO tampan -tapi Gila- Keano.

"Desain ini sudah cukup menarik. Kalian tinggal memberikan sentuhan akhir disini..."

"Tiffany," Panggil Keano tapi tak digubris oleh Tiffany. Gadis itu masih asik berdiskusi seolah-olah tidak ada Keano disana. Setelahnya ia langsung pergi begitu saja tanpa berniat sedikitpun menggubris pemuda itu

"Heh, lo nggak denger gue manggil?" Tanya Keano yang masih terus mengikuti Tiffany yang berjalan kesana kemari mengecek dokumen-dokumen bawahannya

"Apa perlu apa?, Gue sibuk" ucapnya seraya meletakkan dokumen yang baru saja ia pegang kembali ke atas meja lalu berjalan lagi ke meja yang satunya

"Gue mau lo dengerin gue!" sentak Keano membuat Tiffany menghentikan aktivitasnya dan berbalik menghadap pemuda itu

"Oke, silakan ngomong. Gue dengerin" ucapnya datar

𝐓𝐰𝐢𝐧𝐬 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang